Refa ayu yulita

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Guruku Idolaku
Dok. MG

Guruku Idolaku

Guruku, Idolaku

Di sekolahku ada guru yang sangat baik dan penyayang, ia bernama ibu Kadijah, beliau wali kelasku sekaligus pengampu mata pelajaran agama Islam. Bu Kadijah seorang guru yang menyenangkan, lemah lembut dengan gaya mengajar yang penuh candaan. Sholat dan sholatlah begitu selalu dikatakan, tak lelah selalu mengingatkan untuk beribadah.

Teet... Teet ... bunyi bel terdengar, pergantian jam dari pelajaran matematika berganti dengan jam agama, Sreet...Sreet... bunyi sepatu bu Kadijah

"Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh"

"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh,"

"Anak anak, silahkan ke Mushola, sholat dhuha dulu ya, " Ucap Ibu Kadijah,

Beberapa saat kemudian, bu Kadijah mulai menjelaskan materi Haji dan umrah, materi yang ingin kuketahui lebih banyak, karena aku memiliki cita-cita bila sudah besar dapat menunaikan ibadah bersama orangtuaku.

Bu Kadijah menjelaskan secara terperinci dengan dibumbui candaan berbahasa daerah, semua dilakukannya agar tidak membosankan tentunya materi juga dapat tersampaikan. Beliau memang penyabar dan lembut dalam berbicara sesekali kemarahan ditunjukkan bila menganggap ada siswa yang berlebihan. Tak heran kehadirannya sangat ditunggu di kelasku.

Empat puluh menit berlalu tanpa terasa, pembelajaran usai berganti dengan waktu istirahat. Salam penutup dari bu Kadijah mengiringi berakhirnya belajar agama. Banyak pengalaman yang diperoleh dari materi hari ini.

Selain mengajar dengan hati Bu Kadijah sering menceritakan berbagai kejadian yang menyenangkan maupun kesedihan. Beliaupun juga senantiasa memberikan solusi bagi siswanya yang mengalami kesulitan dalam belajar, bahkan rela mendengarkan curahan hati dari siswa.

Gaya bicara Bu Kadijah yang penuh kasih sayang membuat merasa dekat. Tak pernah sedikitpun beliau menunjukkan kemarahan, hanya bila mendengar siswa berbicara dengan nada yang tinggi membuat beliau marah. Menurut Bu Kadijah, orang yang berbicara seperti itu adalah siswa yang kurang menghargai orang lain.

Masa pandemi seperti ini banyak menyisakan duka yang dalam. Siswa yang belum selesai mengerjakan tugas daringnya karena keterbatasan alat komunikasi, kecenderungan emosi tinggi dari siswa yang dibawa karena persoalan dari rumah membuat bu Kadijah harus extra menerima keluhan siswa. Tak ada wajah lelah diwajahnya karena tersita waktunya dengan keberadaan siswa yang mengadu. Bagi bu Kadijah itulah makna kedekatan yang perlu dan selalu disyukurinya.

Bagiku Bu Kadijah selain sebagai guru agama juga sebagai pendakwah, tak henti-hentinya untuk selalu mengingatkan akan kewajiban beragama. Entah berpuasa wajib dan sunah, menjalankan sholat sunat maupun sholat wajib. Beliau yakin bahwa apapun yang dikerjakan pastilah memperoleh anugerah dari yang kuasa.

Bu Kadijah serasa pelengkap dalam hidupku selain orang tuaku. Selain guru spiritual juga sebagai motivator di Sekolah. Bilur kelelahan tak terlihat sama sekali hanya senyuman yang senantiasa menghiasi wajahnya.

Bio Data Penulis :

Refa Ayu Yulita, lahir pada 14 Januari 2007 di Ambarawa, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Putri kedua dari tujuh bersaudara, seorang ibu bernama Lestari dan bapak Yuli Setiawan.

Saat ini penulis duduk di kelas IX dari SMPN 5 Ambarawa. Penulis pemula ini dapat dihubungi melalui WA 085713633001 atau email [email protected]

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post