Jauh sebelum kita lahir, mungkin saja sebutan "Kota Istimewa" untuk Yogyakarta itu tlah lama ada, bahkan sudah ada sejak zaman penjajahan. Gue yakin, yang ada dibenak kalian termasuk gue pribadi juga pasti mempertanyakan tentang seberapa istimewa-kah Yogyakarta itu?

Simpel wae, gue pertama kali menginjakkan kaki di Jogja pada tahun 2023 sudah merasakan aura atau feeling yang berbeda dari kota yang lain. Bahkan beberapa minggu kemarin ketika habis dari Wonogiri-pun gue rasa bahwa Jogja itu memiliki "Culture Shock" ataupun ciri khas tersendiri bagi masyarakat Indonsesia, bahkan para bule - bule dari luar negeri sekalipun juga merasakan feeling yang sama.

Jogja itu kota yang tenang, bahkan saking tenangnya sampai - sampai disana jarang gue temui orang ngelakson dengan kendaraan pribadinya. Katanya itu termasuk bagian dari norma kesopanan. Padahal kalau gue bandingin di kota - kota besar lainnya seperti Jakarta, Bandung bahkan Surabaya sekalipun itu adalah sebuah kebiasaan turun - temurun. Kalaupun kalian nemui orang yang ngelakson, biasanya mereka adalah pendatang, tapi tetep gue ngelihatnya jarang banget.

Ketika di Malioboro, jalanan yang sudah familiar di mata semua orang, gue merasa ada yang unik disitu. Salah satu keunikannya adalah ketika malam gue jarang nemui kendaraan lewat disini, karena mungkin aja ada delman yang tertata rapi di sepanjang pinggiran malioboro. Bahkan ketika mau pesan ojek online di sekitaran malioboro, di aplikasi gue kok muncul notif "tidak ada layanan". Jadi, bisa gue simpulkan bahwa mungkin aja kendaraan yang lewat di malioboro itu dibatasi. Di ujung Jalan Malioboro, tempat yang lumayan estetik ada di Titik Nol Malioboro, karena disitu gue merasakan feeling yang hampir sama dengan feeling gue pada saat di Simpang Lima Gumul Kediri. Yaa okelah, lumayan rame dan estetik juga disana, apalagi pas malam.

Lanjut ketika gue menulusuri destinasi disana, gue sempat mampir ke Candi Prambanan & Kampung Wisata Tamansari.

Btw gue udah 2 kali ke Candi Prambanan, yang pertama kali gue bareng keluarga dan yang kedua kalinya gue sendirian. Kalau soal Candi Prambanan ya okelah, namanya aja Candi yang mana itu adalah peninggalan Hindu Buddha sejak dulu ( koreksi kalau mungkin gue ada yang salah ).

Yang gue notice sebetulnya waktu gue di Kampung Wisata Tamansari. Awalnya di depan gerbang gue biasa aja ya, tapi begitu masuk, kagetnya bukan main. Gue sempet mikir "Ini beneran wisatanya cuma kolam aja kah?", ya awalnya begitu. Tapi setelah beberapa waktu keliling, bisa gue simpulkan bahwa tempat ini memang lebih cocoknya untuk seseorang yang pengen berwisata tapi santai. Santainya itu bisa sambil keliling dan ngelihat beberapa bangunan tua yang mana kalau orang paham sama spot wisatanya mungkin menarik. Berhubung gue waktu itu kondisinya sendiri + ngga ngerti apa-apa, apalagi gue ga nyewa pemandu ( masuk tiket biasa 15 ribu/orang, kalau dengan pemandu 50 ribu keatas.), gue rasa kurang begitu menarik. Apa mungkin karena jiwa gue memang bukan jiwa - jiwa petualangan banget ya wkwkwk, dan mungkin karena juga belum ngerti apa - apa soal beberapa bangunan tua itu.

Yang pasti itu semua menurut opini gue pribadi aja, dan saran aja akan lebih baik jika rame - rame kesana.

Ya itu aja yang bisa gue ceritain sekilas dari travelling kemarin di Jogja. Kembali lagi ke pertanyaan, Seistimewa Itukah Jogja? Gue berani bilang kalau Jogja Itu Istimewa!

Kalau ada yang ngerti rekomendasi destinasi wisata di Jogja, bolehlah kasih tau ke gue selain di Candi Prambanan & Kampung Wisata Tamansari 😁