QOIS ACHMAD TSAQIF AT TAHRIR

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Tegakkan Kebersihan Di Lingkungan Manapun

Oleh Qois Achmad Tsaqif At Tahrir

Lingkungan rumahku bisa dibilang cukup bersih, rapi dan asri. Tapi beberapa lokasi ada yang jadi tempat mengumpulnya sampah. Antara lain di dekat sawah. Biasanya karena kebiasaan membuang sampah sembarangan dari orang-orang yang berkendara. Mereka melewati persawahan dan sengaja membuang sampah tersebut.

Lingkungan yang bersih tetap harus dijaga. Untuk membersihkan lingkungan desa, setiap beberapa minggu, diadakan kerja bakti yang dipimpin oleh kepala desa. Tempatnya mulai dari balai desa hingga ke lingkungan lainnya.

Pada saat tertentu, kadang setahun sekali, juga diadakan lomba kebersihan tingkat kecamatan. Desa yang memiliki lingkungan yang paling bersih adalah pemenangnya. Seperti tahun lalu, saat aku masih kelas tiga, ada lomba lingkungan. Gang di depan rumahku dihias dengan banyak tanaman. Semua warga bergotong royong menanam bunga dan menghiasinya dengan berbagai warna. Akhirnya lingkunganku di RT 02 pun menjadi juara harapan lingkungan cantik dan sehat.

Aku suka membersihkan lingkungan rumahku. Kadangkala aku membantu ayah membersihkan sekitar rumah. Dulu sebelum pandemi, langit itu kadang terlihat keruh sekali. Mungkin karena banyak asap kendaraan dan polusi udara. Tapi sejak pandemi korona, kemudian kendaraan dan kegiatan di luar dihentikan beberapa lama, langit terlihat cerah. Udara kembali bersih.

Selama pandemi Covid-19, orang-orang mempunyai lebih banyak waktu untuk membersihkan rumah mereka masing masing. Ini adalah kesempatan yang bagus untuk memperbaiki bumi yang rusak akibat polusi.

Beda lagi, di tempat tinggal kakek nenekku. Desa mereka yang jadi pemenang kecamatan paling indah di kabupaten. Itu dikarenakan warga yang suka bersih-bersih. Tidak semua orang mempunya teknologi seperti kita ini. Lingkungan di sana indah dan bersih. Di sana jarang sekali mereka membuang sampah sembarangan. Mereka menjaga sikap agar tidak terkena musibah. Itu seperti gambaran kita, kalau tidak dipaksa tidak akan mau.

Di sekolah, setiap jum'at, semua warga sekolah (murid, guru, kepala sekolah, dan anggota lain) wajib membersihkan lingkungan sekolah. Setiap hari juga diadakan piket kelas untuk membersihkan kelas. Di tempat lain misalnya di rumah Om-ku yang tinggal di sebuah kota di Jawa Timur, saat siang aku selalu di dalam rumahnya. Karena di luar sangat panas. Ketika malam di luar sangat dingin, karena rumahnya di dekat sawah yang luas, tetapi di dalam rumahnya tetap pengap sekali. Itu yang terjadi kalau keseringan menggunakan AC.

Di surabaya, nggak dibilang di sana bersih sih. Terakhir kali aku melihat ada pampers di sungai, saat aku sedang melakukan perjalanan mengikuti lomba di Surabaya. Tetapi pada umumnya, lingkungan di Surabaya sangat indah dan bersih, hanya di sebagian tempat saja mungkin yang masih membutuhkan perhatian dan kesadaraan masyarakat.

Kini aku punya satu pertanyaan. Kenapa orang orang sangat sulit untuk diajak membersihkan lingkungan sekitar? Apakah karena malas, ataukah mereka tidak peduli dengan lingkungan sekitar? Itulah yang ingin kucari tahu, tapi kurasa aku belum cukup umur untuk mengetahui itu. Jadi lebih baik aku memulai dari diriku dulu. Apakah aku cinta lingkungan? Tentunya, aku sangat mencintai lingkungan. Jadi sebaiknya aku membersihkan lingkunganku, baru menegur orang-orang.

Pada hari minggu bila tidak ada kegiatan sekolah, selain nge-game, dulu ibu membuat peraturan yang harus dilakukan. Yaitu membersihkan halaman rumah dan sekitarnya sebelum bermain game. Ini sudah kayak tradisi di rumahku.

Oke, dari luar rumah kita beralih ke dalam rumah. Awalnya, di ruang keluarga itu berantakan banget. Temboknya sudah agak rusak, dan banyak bekas coretanku yang ada sejak dulu. Di kamar belakang, tempat alat-alat elektronik sedikit berantakan dan juga kotor sekali. Dan tempat mainanku tidak beraturan. Sejak itulah rumah ini sedikit direnovasi. Semua peralatan rumah tangga ditata dengan rapi. Barang-barang yang masih berguna dibersihkan dan disimpan.

Sahabat, sebaiknya kita berlaku sopan di manapun. Buanglah sampah pada tempatnya. Sayangilah bumi ini dengan tetap menjaga kebersihan di manapun berada. Tidak membuang sampah sembarangan.

#Naskah Lomba Juni 2021

#Tema Lomba : Aku Cinta Lingkunganku

Nganjuk, 9 Juni 2021

PROFIL PENULIS

Qois Achmad Tsaqif At Tahrir dilahirkan di Nganjuk, pada tanggal 9 Maret 2011. Dia adalah anak dari ayah Achmad Kanapi, S.Ag. dan Ibu Nurrohmah Puji Mastuti, S.Pd. Bungsu dari tiga bersaudara ini sudah menduduki kelas empat di SD Luqman Al Hakim Kabupaten Nganjuk Jawa Timur. Kegemarannya pada angka dan pernah beberapa kali mengikuti lomba dan kejuaraan dalam bidang matematika dan IPA tidak menyurutkan kegemarannya untuk terus berburu buku. Dia juga sudah pernah mengikuti pelatihan Sasisabu di Media Guru dan sedang berusaha menyelesaikan naskahnya di tengah kesibukannya daring di masa pandemi Covid-19. Penulis adalah salah satu pemenang lomba yang tergabung dalam buku antologi Anak Indonesia Cinta Buku, buku Ramadan Ceria dan buku Yuk, Membuka Dunia dengan Buku ini, sangat menyukai komik dan buku cerita serta beberapa buku lainnya tentang sains. Penulis bisa di hubungi di nomor WA Ibu 081294508377 dan email Ibu [email protected].

Photo Pendukung

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post