QOIS ACHMAD TSAQIF AT TAHRIR

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Bahagia Ramadanku, Dulu Dan Sekarang

Bahagia Ramadanku, Dulu Dan Sekarang

Oleh Qois Achmad Tsaqif At Tahrir

Ramadan beberapa tahun yang lalu dimulai dengan keceriaan. Saat itu umurku 6 tahun. Sebenarnya aku belum cukup kuat untuk puasa. Hal hal yang ada pada saat itu adalah riangnya anak-anak yang berteriak-teriak untuk membangunkan orang orang saat sahur. Bahagianya orang yang saling membantu.

Aku dan ayah terbangun saat anak anak yang memanggil-manggil tadi berada di depan rumah kami. Aku masih sedikit bermimpi karena masih agak terlelap.

Bangun tidur di saat sahur. Akupun makan makanan yang sudah disiapkan oleh ibu. Setelah makan aku tertidur kembali karena merasa sangat mengantuk.

Tak lama setelah sahur, suara azan shubuh terdengar. Ayahku membangunkanku untuk salat shubuh. Aku pun berangkat ke masjid bersama ayah. Banyak orang di masjid yang mengobrol sebelum iqomah dikumandangkan. Lalu iqomah dikumandangkan.

Setelah salat shubuh aku dan ayah kembali ke rumah. Aku membaca Al Qur'an hingga jam enam pagi. Setelah membaca Al Qur'an, aku menonton televisi. Aku hanya diam karena tidak mau membuang energiku. Setelah jam 7, ayahku menyarankan agar aku sholat dhuha. Aku mengikuti saran ayahku. Setelah itu semuanya berjalan seperti biasa. Tapi aku merasa haus, lapar, rasanya sulit sekali menahan rasa lapar, tapi aku terus mencoba, menahan dan menunggu.

Hingga suara adzan maghrib terdengar. Aku merasa sangat senang karena sudah waktunya berbuka. Aku makan dengan lahap setiap makanan yang disajikan ibu. Setelah makan, aku dan ayah pegi ke masjid untuk salat maghrib. Setelah salat maghrib kami pun pulang. Di rumah, aku membaca Al Qur'an hingga waktu isya' tiba. Setelah salat isya', beberapa orang pulang ke rumah dan yang lain berada di masjid sambil menunggu sholat tarawih. Aku menunggu di masjid karena ayah membaca Al Qur'an di masjid.

Salat tarawih pun tiba. Biasanya aku yang mengumandangkan iqomah, tapi ada orang lain yang mengumandangkan iqomah. Salat tarawih pun dimulai. Setelah salat tarawih ada anak anak yang sedang tadarus. Aku melihat ta'jil yang disiapkan di depan masjid. Aku merasa ingin mengambil salah satu ta'jil disana, tapi orang orang dewasa datang. Aku mengurungkan niatku untuk memakan ta'jil itu.

Ayah juga ikut memakan ta'jil. Ayah melambaikan tangan seakan memanggilku. Aku datang ke tempat ta'jil karena merasa lapar. Saat aku duduk, ayahku mengenalkanku pada teman-temannya. Aku mengobrol dengan teman- teman ayah, lalu akhirnya aku dan ayah pulang.

Di hari lain aku dan kedua orang tuaku serta kakak perempuanku mencari tempat untuk ngabuburit. Seringkali mendapat tempat yang tak begitu jauh dari rumah. Beberapa kali kerabat kami datang berkunjung, terkadang juga kami yang berkunjung.

Berbeda dengan ramadan tahun 2020. Semua berada di rumah, tidak ada yang boleh keluar rumah. Tarawih harus dilakukan di rumah. Pada suatu hari, ayahku membelikanku buku kultum tarawih. Ayah memintaku membacakannya di depan keluargaku selama ramadan. Ayah memotivasi dengan memberikan hadiah mainan jika ramadan sudah selesai. Kali pertama aku membacanya, aku merasa gugup dan gagap lalu lama kelamaan mulai terbiasa.

Setelah ramadan selesai ayahku membelikan mainan yang aku pilih. Aku tidak meminta mainan yang mahal karena aku tahu yang kulakukan itu perbuatan baik.

Di ramadan tahun ini, aku mendengar di berita kalau tarawih di masjid boleh dilaksanakan. Aku gembira mendengar itu. semoga ramadan kali ini sesuai dengan apa yang aku harapkan. Kembali kunikmati bersama keluarga, teman, dan orang orang yang ku sayangi.

Amin Ya Rabbal Aalamiin

#Naskah Lomba Menulis April 2021

Tema Lomba : Ramadan Ceria

Nganjuk, 10 April 2021

Photo Rutinitas Ramadan tahun 2020 di Rumah membaca kultum.

PROFIL PENULIS

Qois Achmad Tsaqif At Tahrir dilahirkan di Nganjuk, pada tanggal 9 Maret 2011. Dia adalah anak dari ayah Achmad Kanapi, S.Ag. dan Ibu Nurrohmah Puji Mastuti, S.Pd. Bungsu dari tiga bersaudara ini sudah menduduki kelas empat di SD Luqman Al Hakim Kabupaten Nganjuk Jawa Timur. Kegemarannya pada angka dan pernah beberapa kali mengikuti lomba dan kejuaraan dalam bidang matematika dan IPA tidak menyurutkan kegemarannya untuk terus berburu buku. Dia juga sudah pernah mengikuti pelatihan Sasisabu di Media Guru dan sedang berusaha menyelesaikan naskahnya di tengah kesibukannya daring di masa pandemi Covid-19. Dia sangat menyukai komik dan buku cerita serta beberapa buku lainnya tentang sains, dan sebagai salah satu pemenang pada lomba Anak Indonesia Cinta Buku. Penulis bisa di hubungi di nomor WA Ibu 081294508377 dan email Ibu [email protected].

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post