TANGISAN KARENA IBU
TANGISAN KARENA IBU
Kasih sayang seorang ibu memang tiada tandingnya. 9 bulan 10 hari bukanlah waktu yang singkat bagi seorang ibu untuk melahirkan buah hatinya ke dunia, tak peduli meskipun nyawa yang menjadi taruhannya. Tak heran jika sosok ibu sangat dimuliakan, bahkan kedudukannya yang 3 tingkat lebih tinggi dibandingkan seorang ayah.
14 tahun lalu tepatnya tanggal 24 april 2008 aku dilahirkan ke dunia. Sulit untuk dibayangkan bagaimana perjuangan ibuku kala itu. Aviyani, sebuah nama yang diberikan ibu untukku, dimana nama tersebut diambil dari nama ibu dan ayah yang bermaksud agar aku selalu yakin bahwa dimanapun aku berada keduanya selalu mendampingiku.
Kejadian 9 tahun lalu tentu menjadi sejarah dalam hidupku. Ketika itu aku masih duduk di bangku SD, tepatnya di kelas 3. Kejadian ini terjadi di rumahku, karena aku tak sengaja menyenggol kaca lemari. Serpihan kaca lah yang menjadi saksi perjuangan ibu. Ibulah yang paling repot kala itu. Ibu berusaha tegar, walaupun aku tahu bahwa sebenarnya ada hati yang menangis dibalik nya. Sementara aku hanya bisa menangis melihat darah yang terus mengalir dari kaki ku.
Memang betul apa yang dituliskan SM mochtar dalam lagu nya yang berjudul “kasih ibu”. Ibu adalah wanita yang sangat berharga di hidupku. Dimasa penyembuhan aku benar-benar diratukan oleh ibu, bahkan beliau rela tak mengajar hanya demi merawatku. Ketika cairan obat itu dioleskan ke kaki ku rasanya sakit sekali, tak jarang aku menangis. Bersyukur ada ibu yang selalu menenangkan aku, beliau selalu mempunyai cara untuk meluluhkan hati putrinya yang satu ini.
Dibalik itu semua itu tentunya ada perkataan ibu yang sangat menyentuh hatiku. Bukan kali pertama aku dinasehati oleh beliau. Terkadang kata-kata yang terlontar dari mulut beliau membuatku menangis. Di sinilah aku merasa bahwa aku sedang tidak baik-baik saja, tetapi justru dengan cara yang seperti inilah aku belajar untuk menginstropeksi diri lebih dalam lagi. Aku yakin dibalik perkataan ibu yang seperti itu pasti ada alasannya. Terlebih aku adalah anak perempuan yang nantinya harus siap dalam menghadapi gempuran kehidupan berbekal mental.
Bagiku setiap hari adalah hari ibu. Bagaimana tidak? di malam hari beliau berjasa dalam mencerdaskan anak-anaknya, yakni dengan membantu memahami materi-materi sekolah. Tidak berakhir disitu di pagi hari ibuku di tuntut untuk bangun lebih awal agar anak-anaknya tak kelaparan di sekolah, dan bisa mengajar tepat waktu. Tentu jika ada waktu luang beliau selalu menggunakan dengan hal-hal bermanfaat. Begitu terulang setiap harinya.
Terimakasih bu atas semua yang telah ibu berikan kepada aku selama ini. Maafkan aku belum bisa memberikan yang terbaik, tetapi aku selalu berusaha agar bisa membanggakan ibu. Aku berharap ibu sehat selalu, dilancarkan rezekinya, diberikan umur yang panjang, agar bisa mendampingi aku sampai aku sukses nantinya. Terimakasih untuk cinta dan kasih sayang mu ibu.
BIODATA PENULIS:
Halo teman-teman, namaku Qeysha Hildanasywa Aviyani. Aku lahir di Ponorogo pada tanggal 24 April 2008. Aku merupakan salah satu siswi MTsN 1 Ponorogo. Aku bisa dihubungi melalui e-mail [email protected] atau WA 081232900474.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar