Qeysha Hilda

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

SMK atau SMA?

SMK atau SMA?

Di sebuah sekolah terdapat seorang anak yang sangat menjagoni bidang olahraga , setiap kali perlombaan usai ia selalu memberikan oleh-oleh untuk SMP nya. Dia juga sering kali menjadi pusat teman-teman nya untuk membantu memecahkan soal-soal matematika. Sebut saja Yani, yang saat ini duduk di bangku kelas tiga SMP.

Pagi itu cuaca sangat cerah, Yani sangat bersemangat untuk sekolah, ia berangkat lebih awal dari biasanya, dikarenakan dia bertugas piket di kelasnya. Ia berangkat dari rumah pukul 06.00 WIB dan tiba di Sekolah pukul 06.35 WIB. Sesampainya di kelas ia langsung meletakkan tasnya dan mengambil sapu yang ada. Ia pun segera menyapu lantai kelasnya. "Huhh.. untung saja hari ini aku ndak telat" gumam Yani. Sebenarnya dihatinya sudah terbesit kata terlambat, lantaran sewaktu di jalan terjadi macet karena bersamaan dengan pasaran sapi. Bersyukur ia bisa datang ke sekolah sebelum bel berbunyi.

Tidak lama kemudian bel pun berbunyi, tanda pembelajaran akan segera dimulai, di jam pertama ini mereka belajar Matematika khususnya pada subbab persamaan kuadrat. Yani dan teman-teman nya diberikan penjelasan mengenai persamaan kuadrat, mereka juga diberikan latihan soal beserta cara pengerjaan nya.

"Paham anak-anak?" tanya Bu Dian.

"In sha Allah paham Buu.." jawab Yani dan teman-teman nya dengan serentak.

Bel jam kedua pun berbunyi dan pembelajaran matematika masih berlangsung, di jam kedua ini Bu Dian memberikan tiga soal mengenai persamaan kuadrat.

"Yan no 1 itu gimana?" tanya Sesa.

"Oh itu, kamu tinggal masukin aja rumus nya kayak yang diajarin Bu Dian tadi lo." jawab Yani.

"Berarti Gini ya?" Tanya Sesa sembari memperlihatkan kertas jawaban miliknya.

" Yupss" Jawab Yani.

" Oke deh, makasih ya." Ucap Sesa dengan tersenyum bahagia.

Menurut ku bisa memecahkan soal-soal matematika itu memang indah, rasanya lega dan bahagia banget, ya aku bisa berkata begini karena pernah merasakan nya. Berbeda dengan Sesa, Adel selalu menanyakan jam, Sampai-sampai Bu Dian mendengar dan menghampiri Adel. "Kenapa Del kamu kok terus menanyakan jam?" Tanya Bu Dian. "Hehe, nggak papa kok bu." Jawab Adel dengan wajah yang tertunduk malu.

Pembelajaran Matematika akan segera usai, dan diantara teman-teman nya, hanya Yani seorang yang sudah selesai mengerjakan tugas tersebut. Akhirnya disepakati bahwa tugas tersebut dijadikan sebagai PR. "Akhirnyaaa." Gumam Adel sembari tersenyum lebar. Mungkin bagi sebagian orang Matematika itu sulit, mereka bahkan sangat membenci matematika, tapi aku yakin semua itu ada jalan keluarnya selagi kita mau berusaha dan keluar dari zona aman.

Bel Jam ke tiga berbunyi. Di jam yang ketiga ini Yani dan Teman-temannya, akan belajar dengan Bu Retno. Siapa sih yang tidak kenal dengan Bu Retno, guru BK yang selalu membuat anak-anak nya tertawa.

"Selamat pagi anak-anak, masih semangat?" Ucap Bu Retno.

"Pagi Bu." Jawab Yani dan teman-teman nya.

"Ibu tahu kalian pasti sudah mulai ngantuk kan?? oleh karena itu gimana kalau kita bermain sebentar." Ucap Bu Retno.

" Wah sepertinya seru." Ucap Yani dengan girang.

Yani dan teman-teman nya mengikuti permainan tersebut dengan bahagia, mereka tertawa sampai terbahak-bahak, Bu Retno sudah dianggap seperti teman sebayanya. Setelah 15 menit bermain, Bu Retno pun memulai pembelajaran, kali ini yang dibahas seputar sekolah lanjutan. Berhubung Yani dan teman-teman sudah kelas tiga SMP, maka Bu Retno bertanya kepada masing-masing anak. Hingga akhirnya giliran Yani lah yang di tanya.

"Kamu mau meneruskan sekolah dimana Yan?" Tanya Bu Retno.

"Saya belum tahu bu, hehehe." Jawab Yani sambil tersenyum.

"Waduh gimana ini kok belum punya angan-angan, segera di pikirkan ya, soalnya kamu sudah kelas tiga." Ucap Bu Retno.

"Iya Bu." Jawab Yani.

Bel pulang sekolah berbunyi. Yani pun pulang. Setibanya di rumah ia langsung ganti baju, dan makan siang. "Kira-kira sekolah yang cocok untukku dimana ya?" Tanya Yani kepada dirinya sendiri. Yani terlihat sangat kebingungan, disaat makan pun ia sering mengelamun. Ibunya yang mengetahui hal tersebut bertanya kepada Yani.

"Ada masalah apa dek? Kamu terlihat kebingungan." Tanya Mama kepada Yani.

"Ma sekarang aku sudah kelas tiga SMP, dan sebentar lagi akan lulus, tapi aku belum punya angan-angan hendak melanjutkan sekolah dimana." Ucap Yani

"Yasudah jangan terlalu dipikir, besok kan hari Minggu, gimana kalau kita lihat-lihat sekolah." Tawaran Mama kepada Yani.

"Yang Bener Ma, setuju banget." Ucap Yani dengan perasaan bahagia.

" Oke deh." Jawab Mama.

Keesokan harinya hujan deras datang, sehingga dengan terpaksa Yani dan Mamanya tidak jadi lihat -lihat sekolah. Yani terlihat kecewa, beruntung nya ia selalu bisa mengkondisikan diri. Sehingga selalu memikirkan dampak nya bila akan melakukan hal tersebut.

"Hari ini cuaca cerah banget ya, semoga saja tidak hujan seperti kemarin, jadi aku dan mama bisa lihat-lihat sekolah" gumam Yani. Yani berangkat Sekolah dengan Semangat. Setibanya di sekolah ia bertemu dengan Bu Retno, mereka berbincang-bincang tentang sekolah lanjutan.

" Eh Yani, ngomong-ngomong sudah dapat belum sekolah nya?" Tanya Bu Retno.

" Belum bu, In sha Allah nanti sepulang sekolah mau lihat-lihat dulu sama Mama." Ucap Yani

" Oalah, jadi gini Yani, kamu kan punya banyak penghargaan di bidang olahraga, nah gimana kalau kamu melanjutkan sekolah ke SMK 2 SURABAYA. Kalau kamu melanjutkan di sana kamu bakalan dapet beasiswa dan selama sekolah disana biaya nya ditanggung SMP ini." Ucap Bu Retno

"Wahh, coba nanti saya tanyakan ke orang tua dulu ya bu, terimakasih informasinya." Jawab Yani dengan tersenyum bahagia.

"Iya, sama-sama Yani." Ucap Bu Retno.

Tak terasa Bel pulang sekolah berbunyi, di depan gerbang Yani sudah ditunggu oleh Mamanya.

"Assalamualaikum" Ucap Yani kepada Mama nya yang sedang menunggu di depan gerbang.

"Waalaikumussalam, eh adek mamah udah nungguin dari tadi disini." Jawab Mama.

"Iya Ma, aku baru keluar kelas, hari ini jadi kan Ma lihat-lihat sekolah nya?" Tanya Yani.

"Iya-iya." Ucap Mama.

"Yesss." Jawab Yani sambil tersenyum bahagia.

Yani dan Mama nya pun melihat sekolah-sekolah yang ada di Kotanya, diantara yang mereka lihat adalah SMAN 1 PONOROGO, dan SMK PGRI 2 PONOROGO. Hari sudah mulai gelap, mereka memutuskan pulang. Sesampainya di rumah Yani berkata

"Ma tadi pagi sewaktu sekolah aku ditawari sama Bu Retno, melanjutkan sekolah ke SMK 2 SURABAYA, kata Bu Retno kalau aku sekolah disana, aku bakalan dapet beasiswa." Ucap Yani.

" Jauh banget dek, di Surabaya. Kalau kamu melanjutkan sekolah di sana mama sendirian dong dirumah." Jawab Mama.

" Ya enggak lah Ma, kan ada Papa." Ucap Yani dengan tersenyum.

" Kamu bisa aja dek, mama sih tergantung sama kamu, kalau kamu mau sekolah di Surabaya ya Ndak papa." Ucap Mama.

" Papa gimana Ma? kira-kira setuju nggak ya kalau aku sekolah di Surabaya." Ucap Yani dengan penasaran.

"Di Surabaya itu SMK ya? Papa pinginnya kamu melanjutkan sekolah di SMA" Ucap papa tegas.

Mendengar papa mengatakan demikian, sontak raut wajah Yani berubah, ia makin bingung, di sisi lain papanya ingin menyekolahkan dia ke SMA tapi di sisi lain ada SMA yang menunggu kedatangan nya. Ia pun hanya bisa pasrah dengan keputusan yang diambil oleh papanya.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post