GURUKU INSPIRASIKU
GURUKU INSPIRASIKU
Oleh: Qeysha Hildanasywa Aviyani
Guru adalah sosok yang banyak memberikan inspirasi bagi kita. Sifatnya yang tak kenal lelah, tak kenal waktu, dan selalu sabar menjadikan guru sangat disegani dan dihormati oleh masyarakat. Tak heran jika guru disebut-sebut sebagai sebuah pelita yang mampu menerangi kegelapan di sekitarnya.
Setiap guru pasti memiliki caranya tersendiri dalam menyampaikan ilmunya. Cara-cara inilah yang membuat guru selalu dikenang oleh anak-anaknya.
Cerita ini bermula saat aku dan teman-teman masih baru di kelas 9, ya tepatnya beberapa bulan lalu. Kala itu jadwalnya adalah mapel IPA. Sebelum pembelajaran dimulai, pastinya kita berkenalan terlebih dahulu. Namanya Pak Maksum, beliau adalah guru IPA di sekolahku. Beliau ini juga seorang penulis lo, sudah banyak penghargaan yang diraih oleh pak maksum dalam bidang tulis-menulis. Terhitung sampai saat ini ada 838 tulisan yang telah beliau tulis di blog gurusiana. Tak hanya itu beliau juga telah menerbitkan beberapa buku antologi juga solo. Masyaallah, luar biasa bukan hal ini tentu sangat menginspirasi diriku.
Di sela-sela berkenalan pak maksum juga mengenalkan kepada kami tentang blog sasisabu. Pas banget, kala itu di sekolah ada kegiatan yang mewajibkan membawa HP. Setelah mengenalkan blog sasisabu, beliau mengajak kami agar mendaftarkan diri menjadi siswa penulis di blog sasisabu. Saat itu yang tertarik untuk daftar hanya aku dan teman sebangku ku. Ya awalnya aku hanya coba-coba, tapi alhamdulillah dampaknya luar biasa. Setelah daftar pak maksum menugaskan kami untuk menulis entah itu puisi,cerpen,ataupun pantun dan mengirimkan hasilnya di blog sasisabu.
Karena saat itu adalah Bulan Agustus, aku terinspirasi untuk membuat puisi tentang kemerdekaan. Aku pun dengan semangat menulis puisi tersebut, lalu ku kirimkan deh ke pak maksum. Beliau merespon dengan 2 jempolnya, siapa coba yang tidak senang dikasih jempol sama guru. Hal ini tentu membuatku semakin semangat untuk menulis. Ternyata saat itu di blog sasisabu ada lomba, dan lombanya masih seputar puisi. Pak maksum menyuruhku mengirimkan puisi yang telah ku buat tersebut untuk diperlombakan di blog sasisabu. Beberapa minggu kemudian beliau memberitahuku di hadapan teman-teman bahwa alhamdulillah puisi ku kemarin diterima dan aku dinyatakan sebagai salah satu pemenang diantara 97 pemenang lainnnya. Sejak saat itulah aku terus mengikuti perlombaan yang di selenggarakan oleh mediaguru setiap bulannya.
Bulan oktober lalu adalah bulan yang cukup membuatku gelisah. Bagaimana tidak? Aku tidak bisa membuka tulisan perlombaan yang telah ku kirimkan di blog sasisabu, alhasil aku tidak bisa mencopy link teks nya, padahal status tulisannya sudah terupload. Rasa gelisah terus menghantuiku, ya tentu saja karena saat itu salah satu syarat mengikuti perlombaan adalah dengan mencantumkan link tulisan yang telah diupload di blog sasisabu.
Malam hari pun tiba, dan tulisanku masih tetap tidak bisa dibuka. Aku pun memberitahu pak maksum akan hal ini. sebenarnya sikapku ini terlalu berlebihan, tetapi mau bagaimana lagi. Guruku ini memang TOP deh, bagaimana tidak? malam hari pun beliau masih semangat membimbingku untuk menemukan solusi. Betapa banyak perjuangan beliau yang tidak aku ketahui untuk membantuku mencari jalan keluar dari permasalahan ini. Alhamdulillah setelah melalui proses yang rumit tulisanku diterima dan aku dinyatakan sebagai salah satu pemenang. Terimakasih banyak pak maksum tanpa kehadiran bapak, aku bukanlah apa-apa hari ini.
Guruku memang tak kenal lelah beliau akan terus membimbing anak-anaknya hingga mencapai suatu keberhasilan yang diidam-idamkan. Guruku juga tak kenal waktu, karena beliau selalu ada di manapun dan kapanpun anaknya membutuhkan dirinya.
Beribu-ribu kata terimakasih aku ucapkan kepada guru-guruku yang telah membimbingku dari aku yang tak tahu menjadi tahu, dari yang aku tak bisa menjadi bisa. Bahkan saat ini aku bisa dinyatakan sebagai pemenang lomba menulis merdeka (Bulan Agustus), dari aksara jadi karya (Bulan September), pemuda harapan masa depan (Bulan Oktober). Sekali lagi terimakasih guruku. Tanpa kehadiranmu aku bukanlah apa-apa hari ini. Selamat hari guru. Guruku pahlawanku.
BIOGRAFI PENULIS:
Halo, namaku Qeysha Hildanasywa Aviyani. Biasa di panggil Qeysha, aku lahir di kota reog, ya kota Ponorogo. Tepatnya pada 24 April 2008. Aku merupakan salah satu siswi di MTsN 1 PONOROGO. Gadis kelahiran Ponorogo ini bisa dihubungi melalui WA=081232900474 atau e-mail [email protected].
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar