Qanita Zahra

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Healing di Bhumi Merapi

Healing di Bhumi Merapi

Hari ini aku dan sekeluarga berwisata ke Bhumi Merapi, Jogjakarta. Xenia warna putih menghantarkan kami bertujuh. Suara tawa terdengar sepanjang jalan. Tante yang pandai melawak serta Galang sepupuku yang super heboh membuat suasana menjadi ramai sedangkan bunda menjadi navigator untuk ayah.

Perjalanan yang lumayan jauh membuatku tak sadar memejamkan mata. Sesaat kurasakan bahuku yang seolah bergerak. Antara dalam mimpi dan kenyataan sayup-sayup terdengar suara,

“Ta, bangun...udach nyampai tuh. Tetap di mobil?” ucap Tiara,

“Iya kak...tungguin. Kakak nyebelin dech, kok nggak dibangunin sejak tadi” jawabku kesal,

Kukumpulkan nyawaku yang masih beterbangan sambil meregangkan otot kedua tanganku. Tiara adalah kakak tertua, kami dilahirkan tiga bersaudara kebetulan aku anak kedua.

“Cepat Qanita...lama banget, ditinggal ayah lho” seru Tiara kesal,

“Iya...”bergegas kuambil tas selempang sambil berlari tak lupa kututup mobil xenia putih,

Bhumi Merapi merupakan salah satu destinasi wisata baru di kota Gudeg. Hasil berselancar di dunia maya menunjukkan bahwa tempat tersebut menyediakan wisata edukasi. Berbagai satwa dengan beraneka kegiatan, seperti memberi makan kelinci maupun memerah susu kambing. Pengalaman yang belum tentu semua anak merasakan, bahkan akupun juga belum mengalaminya.

Tempat yang sudah mulai dikunjungi oleh wisatawan ini menunjukkan obyek yang sudah mulai ramai didatangi apalagi pada musim liburan seperti sekarang. Selain wahana edukasi baik pada peternakan maupun pertanian, tempat ini juga menyediakan aneka ruang untuk spot foto.

Bagi yang memiliki hobi fotografi maupun berselfie ria, tempat Bhumi Merapi sangatlah tepat. Wisata foto dengan berbagai spot tentunya menambah keseruan dalam pengambilan gambar. Beraneka gaya dari para wisatawan, bermacam spot yang tersedia serta kelincahan dalam berfotografi menambah semarak lingkungan sekitar. Berbagai spot foto ala santorini tersedia di Bhumi Merapi.

“Dik, Ayah dan Bunda menemui teman-teman dulu ya. Tiara dan adik-adikmu nanti ikut sama tante”

“Iya Bunda, jangan khawatir” jawab Tiara,

Bunda dan ayah kebetulan ada kegiatan bersama rekan sekantor di Bhumi Merapi. Beliau berdua mengikuti kegiatan pertanian di lahan yang berbeda. Oleh karena itu tante yang menjaga kami.

“Tante beli tiket dulu ya, kalian tunggu disini saja”

“Siap” serempak kami menjawab,

Agak lama menunggu maklumlah pengunjung sudah mulai berdatangan. Dari kejauhan kulihat tante masih panjang antriannya.

“Eh...lihat ada yang memberi makan kelinci” seru Galang,

“Iya. Ada kera juga tuh” tunjuk Maya

“Seperti kamu” kataku sambil kutatap Galang,

“Kok aku?”

“Ayo masuk” lerai tante,

Segera kami hentikan perdebatan menuju pintu masuk. Disana kulihat segerombolan kelinci yang diberi makan oleh pengunjung. Diatas tempat kelinci berada, terdapat terowongan yang dipasang untuk para tupai dan ferret bermain.

“Lihat tuh, tupainya mondar mandir.” celetuk Tiara, terlihat hewan kecil itu berjalan hilir mudik seperti orang kebingungan. Puas disini, kami melanjutkan ke kawasan reptil.

Mataku langsung tertuju pada petugas Bhumi Merapi yang sedang memegang Ular Albino.

“Mumpung sepi kesana yuk” ucapku sambil menunjuk tempat Ular Albino.

“Ayo” kata Galang,

Segera kami menuju tempat petugas terlihat hewan melata tersebut jinak dan lucu. Sisiknya yang berwarna putih terasa licin saat kuraba. Aku mengalihkan pandangan keular yang lain. Ular tersebut sedang tidur. Badannya berukuran sangat besar, bahkan seperti setengah ruangan yang kumasuki.

“Ular Pitonnya makan apa mas?” tanya Tiara diantara rasa penasarannya.

“Makan ayam, mbak” jawab Adi, sang petugas Bhumi Merapi

“Cuma satu? emang kenyang ya ularnya?” Kini gantian Ayu, adikku yang bertanya.

“Hahahahah, ya nggak cuma satu kok dik, biasanya kita memberi makan sembilan ayam.” Jawab Adi sambil tertawa renyah.

“Hah? sembilan?“ ucap kami semua terkejut. Adikku langsung mundur satu langkah dari ular tersebut dan memandangnya ngeri. Hehe, takut dimakan ya dik?

“Hiiii, awas dimakan looooo...” bisik Galang usil di telinga Ayu.

Selanjutnya kami menuju ke santorini, tempat yang ditunggu- tunggu. Tiara tak sabar sudah menyiapkan kamera ponselnya. Tak hentinya ia bergaya dan berselfi. Berbagai pose ia coba bagai foto model. Tiba-tiba kudengar suara gaduh dibawah tangga. Terdengar suara tante yang ngomel melihat pose Galang yang dianggap aneh dan nyleneh. He...he... sabar ya tante.

Satu jam lamanya kami berfoto ria, rasa lapar mulai mendera. Bergegaslah menuju salah satu kios. Aku memesan nasi goreng kimchi. Tak lama datanglah pesanan kami, tak sabar langsung kusantap nasgornya maklum cacing dalam perut sudah mulai ingin berpesta. Saat pertama kali kucoba, “bleh, Kecut juga ya.. “ tuturku. Bukan karena makanannya tidak enak, tetapi karena aku yang tidak biasa makan kimchi. Tante melihatku kesusahan menikmati makan siang mengusulkan untuk bertukar makanan. Kusetujui usulan tante dai pada makanan menjadi mubazir.

Setelah makan siang, kami menuju tempat parkiran. Tak lama kemudian ayah dan bunda sudah menyusul. Mereka berdua juga sudah menyelesaikan kegiatan bersama rekan satu kantor. Hari ini kami memperoleh pengalaman yang berharga. Berwisata membuatku bahagia bersama keluarga.

Bio data :

Qanita Zahra Maheswari atau yang sering dipanggil Qanita. Lahir tanggal 29 juni 2009, di Purbalingga, Jawa Tengah.

Qanita anak kedua dari tiga bersaudara, anak dari Sugeng Waskito dan Sutarni. Sejak lama memiliki cita-cita sebagai penulis. Saat ini qanita dapat dihubungi melalui email:[email protected]

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post