Nothing is impossible
Nothing is impossible. Tak ada yang tidak mungkin. Banyak dari kita mengubur mimpi yang kita rasa tak mungkin mewujudkannya. Padahal, jika masih bisa bermimpi, kita pasti bisa mewujudkannya. Asalkan kita mau berusaha dan berdo'a kepada Allah SWT.
Ceritanya begini, sejak masih berada di bangku Sekolah Dasar, aku sudah sangat tertarik dengan pasukan khusus yang bertugas sebagai penggerek bendera saat upacara hari senin. Aku ingin sekali bergabung disana, namun aku merasa tidak cocok, ditambah lagi tinggi badanku yang bisa dikatakan kurang untuk anak seusiaku.
Berlanjut ke jenjang MTsN, atau setara dengan tingkat SMP. Aku iri, melihat teman teman yang seusia denganku menjadi penggerek bendera, jika dulu di SD nereka hanya mengenakan seragam sekolah, namun disini pasukannya memakai stelan putih bersih, juga ada peci dengan pin garuda diletakkan di kepala mereka. Tatapan yang lurus, tubuh yang tegap, tercermin dari mereka, pribadi yang disiplin dan mandiri. Sebenarnya aku bisa bergabung, namun karna memikirkan masalah yang sama, aku kembali mengubur mimpi tersebut.
Hal ini juga tetap ada pada saat aku ada di tingkat Aliyah atau setara dengan SMA, saat kakak senior mengumumkan tentang organisasi Pasus, aku sangat antusias. Tanpa pikir panjang aku mendaftarkan namaku. Kata kakak senior tidak masalah tentang tinggi badan yang penting kemauan yang kuat. Kata kata itu membuatku tambah yakin.
Sabtu siang. Aku berkumpul di lapangan sekolah seperti apa yang dikatakan oleh kakak senior beberapa hari yang lalu. Aku sangat bahagia, disini ada banyak teman, yang berasal dari kelas dan jurusan yang berbeda.
Sejak saat itu, aku rajin mengikuti latihan Pasus. Setiap hari sabtu siang dan minggu pagi, kami berkumpul disekolah untuk latihan. Panasnya terik matahari tidak membuyarkan semangat. Tak hanya itu, push up sudah menjadi makanan sehari hari.
Beberapa bulan setelah aku bergabung di organisasi pasus, ada seleksi lomba pengibaran. Aku mengikuti seleksi dan berharap aku akan turun lomba, namun hari itu aku gagal. Aku mencoba lagi di seleksi kedua, aku sempat lolos, namun pada akhirnya, aku digantikan oleh temanku yang lain. Aku kecewa sekali, ditambah lagi saat teman teman yang ikut lomba pergi ke ruang pasus untuk menemukan ukuran baju putih yang sesuai untuk mereka. Aku iri sekali, sangat iri, walaupun diluar aku terlihat baik baik saja.
Setelah itu, ada juga seleksi yang ketiga dan keempat, namun aku sudah malas untuk ikut seleksi. Untuk apa ikut seleksi jika akhirnya tidak akan dipilih juga? Batinku.
Tapi beberapa hari kemudian, salah satu senior mengirimkan pesan singkat kepadaku. Dia menanyakan apakah aku ingin turun lomba atau tidak. Aku langsung mengiyakannya. Ini kesempatan yang besar bagiku. Aku sangat antusias sekali waktu itu.
Keesokannya hari minggu, aku diminta oleh kakak senior untuk datang di sekolah jam 9 pagi. Aku pun pergi ke sekolah. Ternyata disana kami langsung berbari sesuai pengaturan lomba. Dan tanpa pernah ku sangka sebelumnya, kakak senior mempercayakanku untuk menjadi pembawa baki bendera.
Hah.. baki bendera. Aku merasa ini semua seperti mimpi, aku bahkan tidak berani menjadi pembawa baki waktu penurunan bendera sabtu sore, namun sekarang, aku menjadi pembawa baki mewakili nama sekolah.
Lombanya satu minggu lagi, tepatnya hari sabtu. Oleh karna itu, dari hari seninnya kami mulai berlatih setelah sholat zhuhur. Oleh karna itu, kami harus mengejar pelajaran yang tertinggal karna latihan.
Setelah seminggu latihan, tibalah waktu lomba. Aku sangat bahagia, karna akhirnya aku bisa mengenakan seragam tersebut, bersama teman teman yang lain juga tentunya.
Jam 9 kami sampai di lokasi, sebenarnya kami telah melakukan tes lapangan kemarin, namun kini suasananya berbeda. Ramai sekali orang, tak heran karna selain lomba pengibaran disana juga diadakan lomba lomba lain di hari yang sama.
Sekian lama menunggu, kami mendengar pengumuman. Danton dan pembawa baki berkumpul di suatu kelas untuk mendengarkan pengumuman penting, dan sekaligus mengambil nomor tampil.
Kami mendapat nomor 27, itu adalah nomor yang terakhir. Kami bisa bernafas lega karna kami bisa latihan lebih lama.
Kami sangat berharap untuk bisa membawa pulang piala. Karna sudah lama sekali, Pasus disekolah ku tak menorehkan prestasi. Bahkan organisasi kami sempat dipandang rendah oleh organisasi lain. Sekarang, bukan hanya kami yang menginginkan hal itu, kakak senior, pembina, alumni dan juga begitu, membuat kami bertambah semangat.
Nomor urut 25 sedang tampil, sedangkan nomor urut 26 sudah memulai penilaian pelipatan bendera. Dan.. disana lah kami. Berdiri di luar sisi lapangan memandang ke tengah, kami. Gugup sekali. Kami pun dipanggil untuk bersiap-siap.
Sebelum kami dipanggil, kami mengadakan doa bersama, kami membentuk lingkaran lalu doa dipimpin oleh salah seorang kakak senior yang mendampingi kami. Selesai. Berdoa, kami bersama sama tak henti hentinya berdoa didalam hati. Berdoa semoga Allah melancarkan jalan kami. Allahumma Yassir Walaa Tu'assir.
Nomor urut kami dipanggil. Kami lalu berdiri sesuai aturan yang telah ditetapkan. Danton memulai aba aba luruskan dan istirahat di tempat. Kemudian, kami mulai pelipatan bendera.
Pelipatan bendera selesai, bendera latihan berwarna hijau kuning itu diletakkan diatas baki yang ada ditanganku. Menjadi pembawa baki bukanlah hal yang mudah, baki yang terbuat dari kayu tersebut sudah agak berat, ditambah lagi ada bendera diatasnya. Tanganku pegal. Belum lagi pembawa baki harus senyum lebar, tak boleh luntur.
Danton memulai aba abanya, kami mulai bergerak maju.lalu kami sampai didepan tiang bendera. Kami membuka formasi, tujuannya agar 3 orang yang berdiri dibelakang, bisa maju ke tiang bendera untuk menaikkan bendera.
Alhamdulillah. Bendera naik dengan sempurna, sesuai juga dengan habisnya lagu Indonesia Raya. Penonton yang berada di sekitar lapangan bertepuk tangan, senyum ku yang mulai luntur karna gugup kini lebar kembali.
Kami akhirnya selesai pengibaran. Disana, senior senior kami yang menunggu menyambut kami. Mereka memberikan ucapan selamat. Aku ingin menangis waktu itu karna terharu.
Sesaat setelah kami selesai, adzan Ashar berkumandang. Kami lalu pergi ke masjid untuk menunaikan Sholat Ashar.
Selesai Sholat Ashar kami kembali ke lapangan untuk mendengar pengumuman pemenang. Ini lah saat yang kami tunggu tunggu. Saat kami sampai dilapangan, sudah tersusun piala berbagai macam ukuran. Juga ada piala juara umum disana. Tinggi sekali, ada 3 tingkatnya. Dan di tingkat paling atas terdapat miniatur bendera dan pasukan yang sedang hormat kepada bendera. Kami takjub sekali melihat bendera tersebut.
Pengumuman lomba pengibaran diletakkan terakhir kali. Lomba lomba lain yang didahulukan. Lalu.. tibalah saatnya untuk pengumuman lomba pengibaran.
Juara 2 dan 3 telah diumumkan, tak ada nomor lot 27. Kami mulai pasrah. Kami ikhlas menerima apapun hasilnya. Melihat sekolah lain bersorak gembira, kami malah merasa terpuruk.
Lalu pembawa acara mulai membuka mulutnya kembali, " Juara satu, dengan jumlah nilai 2118, jatuh kepada nomor lot...... 27!!". Ucapan MC tadi membuat rombongan sekolah kami yang awalnya duduk di lantai lapangan menjadi berdiri. Siapa sangka, kami yang tidak pernah juara sebelumnya bisa meraih juara 1. Kami sangat bersyukur kepada Allah.
Dan, ternyata kami juara umum, piala besar tadi bisa kami bawa ke sekolah. Tak hany juara satu, kami juga mendapatkan penghargaan Pembentang Terbaik. Dan yang baru aku sadari, ternyata aku berhasil menjadi pembawa baki terbaik. Aku baru tahu saat MC mengulangi pengumumannya karna tak ada yang maju kedepan untuk mengambil medali baki terbaik. Mungkin, saat pengumumannya tadi aku tidak sadar karna bahagia bisa membawa pulang piala juara umum.
Itulah kisahku. Dari awal, aku bermimpi untuk menjadi anggota pasukan khusus penggerek bendera. Dan kini, impian itu terwujud. Alhamdulillahirabbil'alamiin..
Sekali lagi, nothing is impossible. Kamu pasti bisa mewujudkan setiap mimpi. Asalkan diiringi usaha dan do'a.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Good Job!! semangat kakaaaa :)