Nizna W

Namanya Nizna, atau kalau dipondoknya sering dipanggil Sawi dengan teman-temannya disana. Dia seorang gadis yang sangat menyukai membaca dan menulis. ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Sekolah Rarra 1

Sekolah Rarra 1

Pemilihan Ketua Kelas

Hari ini Rarra sangat senang. Akhirnya ujian penilaian akhir semester yang di adakan oleh sekolahnya sudah selesai. Dia bisa bebas melakukan sesuatu. Harusnya besok dia bisa libur. Tapi, besok Rarra masih harus berangkat ke sekolah. Meskipun begitu, dia juga senang karena di hari senin besok, ada pemilihan ketua kelas. Rarra selalu menunggu hari itu. Karena, itu adalah hari yang spesial baginya.

Di sekolah Rarra, tiap semester selalu mengganti ketua kelas. Tapi Rarra belum pernah menjadi ketua kelas.

Akhirnya, hari yang di tunggu-tunggu pun tiba. Rarra menyiapkan semuanya. Pagi-pagi sebelum adzan shubuh, dia sudah bangun. Jujur saja, sebenarnya Rarra masih mengantuk. Tapi ia relakan semua untuk bangun sebelum shubuh agar tidak terlambat masuk sekolah.

Rarra menyambar handuknya dan langsung masuk ke kamar mandi. 15 menit berlalu, tapi Rarra masih belum keluar dari kamar mandi. Padahal Kak Aisyah juga ingin mandi.

"Ra! Cepetan dong.. Nanti kalau kamu telat gimana??" teriak Kak Aisyah.

'Oh iya ya. Hari ini kan aku sekolah..' Rarra berbicara sendiri di dalam hatinya. Dia keasyikan bermain dengan gelembung-gelembung sabunnya sampai ia lupa bahwa hari ini dia harus sekolah.

Lalu Rarra cepat-cepat membilas tubuhnya yang penuh dengan sabun. Setelah itu dia sikat gigi, pakai baju, baru kemudian dia keluar dari kamar mandi. Begitu keluar dari kamar mandi, dia langsung menjemur handuknya di jemuran. Rarra melirik ke arah jam dinding yang ada di ruang makan. Ternyata 2 menit lagi adzan shubuh berkumandang. Padahal ia belum sempat menyisir rambutnya. Cepat-cepat dia berlari ke kamarnya. Kemudian mengambil sisir kesayangannya, dan mulai menyisir rambut panjangnya.

Tak lama setelah itu, adzan shubuh berkumandang. Rarra langsung mengambil mukena dan memulai shalat. Usai shalat, Rarra turun ke lantai bawah dan menghampiri Mama di dapur. Ternyata sudah ada sepiring nasi goreng blueband kesukaan Rarra. Dia membaca doa sebelum makan dan kemudian melahap nasi goreng itu.

Setelah semuanya beres, Rarra mengambil tas ranselnya. Dia mengecek isi tasnya. Rarra selalu meng-absen barang-barangnya yang nanti akan di bawa ke sekolahnya.

"Sudah lengkap!" ujar Rarra sambil menutup tasnya kembali. Setelah itu dia berpamitan kepada Mamanya.

"Ma, aku berangkat dulu ya, Assalamu'alaykum!" Rarra melambaikan tangannya pada Mama. Mama pun menjawab salam Rarra sambil tersenyum.

Setelah itu, Rarra melangkahkan kakinya menuju sekolah. Udara pagi yang sejuk membuatnya lebih memilih untuk jalan kaki menuju sekolah daripada menaiki sepeda walaupun jarak sekolahnya lumayan jauh. Akhirnya Rarra sampai di sekolah, dan disana ia bertemu dengan sahabatnya, Shofiyah.

"Shofiyah!" sapa Rarra sambil meletakkan tasnya di laci meja yang berada di samping Shofiyah.

"Eh, Rarra. Kirain siapa.." Shofiyah menoleh. Ia baru sadar kalau Rarra sudah datang. Karena bel sekolah belum berbunyi, Rarra dan Shofiyah pun mengobrol banyak hal.

"Ehh, hari ini ada pemilihan ketua kelas ya?" tanya Shofiyah.

"Iya Shof. Aku berharaap banget jadi ketua kelas untuk semester ini.." ujar Rarra bersemangat. Ia membayangkan dirinya saat menjadi ketua kelas yang nanti selalu meng-absen kehadiran teman-temannya.

'Pasti seru!' kata Rarra dalam hati.

Tak lama kemudian, bel sekolah berbunyi. Menandakan bahwa sudah waktunya bagi semua siswa di sekolah itu untuk belajar masuk ke kelas masing-masing. Rarra langsung duduk di bangkunya. ia sudah tak sabar menunggu pemilihan ketua kelasnya untuk di mulai.

Ustadzah Tiara pun masuk ke dalam kelas. Ustadzah Tiara adalah wali kelas 5.

"Nah, anak-anak, karena hari ini ada pemilihan ketua kelas, jadi ustadzah akan memilih salah satu dari kalian yang akan menjadi ketua kelas untuk semester ini." ucap Ustadzah Tiara.

Jantung Rarra berdebar-debar. Ternyata Ustadzah Tiara memilih Rarra untuk menjadi ketua kelas untuk semester ini. Rarra yang sibuk mencoret-coret buku tulis bagian belakangnya, tiba-tiba melongo begitu namanya terpanggil.

'Haah? Beneran nih??' tanya Rarra tak percaya. Ia kaget. Ia tak menyangka kalau dirinya yang dipilih oleh ustadzah. Awalnya ia manyun, memonyongkan bibirnya kedepan, tapi ia baru ingat kalau ini keinginannya. akhirnya Rarra senang bisa menjadi ketua kelas.

---

Bersambung

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Lanjut yaaa.. kereen..

05 Jan
Balas

Okee, makasih ya ruq..

05 Jan

sama-samaa

06 Jan

semangat ya kak..........

05 Jan
Balas

oke, terima kasih ya

06 Jan



search

New Post