Spider Man Kami Takut Laba-Laba (1)
#1
Setiap orang yang ada di dunia ini tentu memiliki rasa takut. Hari ini aku menemui teman-teman dengan rasa takut yang berbeda-beda. Ada yang takut akan serangga, hewan sekecil laba-laba, berada di ruangan sendirian, takut kehilangan orang-orang di sekitar, hingga takut pada kegagalan.
Seorang teman yang takut pada laba-laba, ia laki-laki yang biasa kami anggap pemberani, seperti spider man. Bertubuh lumayan tinggi dan berwawasan lumayan luas. Ruang kelas kami menjadi kotor setelah tidak ditempati selama 1 minggu, kini laba-laba banyak bersarang di sini. Aku dan temanku ini duduk di bangku pojok ruangan. Tentu aku sangat ingin membersihkan setiap sarang laba-laba yang ada di sini, terutama karena aku duduk di pojok ruangan, banyak sekali sarang laba-laba di bagian plafon.
Ketika bapak ibu guru sedang tidak mengajar di kelasku, aku mulai membersihkannya. Aku naik ke atas meja kemudian menggunakan sapu untuk menghapus semua jejak laba-laba yang ada. Laba-laba berjatuhan dari langit-langit ruangan. Aku coba menunjukkan hal ini pada temanku sebagai bentuk keprihatinan atas kondisi kelas kami. Bukannya menunjukkan ekspresi jijik, temanku justru berteriak ketakutan. Seluruh siswa di kelasku begitu kaget karena seorang laki-laki yang kami anggap pemberani memiliki ketakutan akan hewan sekecil laba-laba. Mereka mulai menertawakan temanku. Temanku yang usil mengambil seekor laba-laba yang jatuh dan membiarkannya bergantung di tangannya tepat di depan wajah "Spider Man kami, si takut laba-laba". Sontak ia berteriak, "AAA, Tuhan!". Teriakan itu disusul dengan suara tertawa teman-teman kelasku yang terdengar lebih keras. Cukup puas mereka tertawa, perilaku ini tetap tidak bisa dianggap benar. Dengan sapu yang masih kupegang, aku menasehati temanku yang usil dan memintanya untuk berhenti.
Sejujurnya, aku juga penasaran mengapa temanku begitu takut pada laba-laba. Aku yakin dia pasti punya alasan, ketika sudah cukup tenang ia mulai bercerita tentang penyebab ia takut pada laba-laba. Rupanya, pada saat masih kecil ia pernah bermain di taman dengan ceria. Ketika ia sudah lelah, ia duduk di bangku taman dan merasakan ada sesuatu di kakinya. Sesuatu itu perlahan bergerak semakin ke atas. Ia mulai memberanikan diri untuk melihat apa yang ada di kakinya. Seekor laba-laba berukuran besar dengan corak mencolok ada di pahanya. Temanku sangat kaget dan ketakutan, ia langsung melompat, berteriak, berlari pulang kemudian menangis. Iya, dia memiliki trauma akan kejadian hari itu dan aku bisa memahaminya.
Pasti ada alasan di balik ketakutan setiap manusia. Kalau seorang manusia tidak bisa melawan rasa takutnya, maka selamanya ia tidak akan dihantui oleh rasa takut tersebut. Takut itu wajar, tak ada seorang pun manusia yang tidak memiliki rasa takut, yang terpenting adalah keberanian untuk melawan rasa takutnya.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
nice devina lanjutkan (2)