Naufal Razan Maulana

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

WARNA WARNI MEJA MAKAN

“Ramadhan tiba

Ramadhan tiba

Ramadhan tiba

Marhaban Ya Ramadhan

Marhaban Ya Ramadhan”

Itulah potongan lirik lagu “Ramadhan tiba” yang kini menjadi inspirasiku untuk menulis. Lagu ini selalu aku dengar ketika ramadhan datang.

Ramadhan pasti punya cerita sendiri untuk semua orang termasuk aku. Aku juga punya cerita tentag ramadhan. Teman teman pasti juga punya cerita. Ya… ramadhan kali ini tetap sama dengan ramadhan sebelumnya. Kenapa? Karena ramadhan 1442 H, kita masih pandemi. Walau pandemi, ramadhan tetap punya cerita.

Dulu sebelum ada wabah corona, bunda selalu membuat jadwal untuk sekali kali kami buka puasa di luar. Dulu juga aku selalu buka puasa bersama teman teman di Masjid. Tapi sekarang semua itu tidak lagi kami lakukan karena terhalang corona.

Awalnya aku memang sedih, sedih sekali. Tetapi aku tidak boleh terus terusan sedih, karena ramadhan harus tetap berjalan walau dalam kondisi apapun juga. Kita harus bersyukur karena masih diberi kenikmatan.

Kesedihanku perlahan hilang ketika bunda memberi warna pada meja makan. Aku terdiam. Kata bunda, “meja makan bisa membuat ramadhan tetap ceria.”

Aku bingung. “Bagaimana caranya?” tanyaku memberanikan diri bertanya.

Bunda hanya tersenyum.

“Nanti saat sahur, semua akan terjawab. Bunda punya crayon unik yang bisa membuat meja makan ini tetap berwarna dan kamu tetap ceria.”

Dan sahur pun tiba.

Aku bingung mana warna crayonnya?. Lalu aku tanya bunda.

“Kok tidak ada crayon?.Kata bunda ada crayon.”

Bunda hanya tersenyum. Lalu bunda jawab, “Tunggu nanti ya pas buka puasa.”

Aku hanya diam sambil mengangguk.

Siang itu ketika ramadhan datang, bunda bilang kalau di sekolah akan ada lomba tapi virtual. Bunda menawarkan mau ikut atau tidak. Aku mengangguk tanda ikut. Saat itu lomba pildacil dan menulis. Yeee… aku senang.

Lalu bunda mengajak aku latihan pildacil sambil duduk di kursi meja makan. Aku tidak tahu apa maksud bunda latihan kok duduk di meja makan?. Tapi aku tidak bertanya karena fokus latihan. Setiap habis shubuh selesai tilawah, aku tetap latihan pildacil.

Oh ya, untuk menulis, bunda juga mengajak aku menulis di atas meja makan. Lagi lagi aku bingung. Tapi aku tidak masalah karena ramadhan tetap ceria.

Adzan magrib belum tiba. Tetapi ayah mengajak kami semua untuk kumpul bersama di meja makan. Kami di suruh kultum. Kata ayah, “ semua kebagian kultum” Awalnya aku tidak bisa. Tapi bunda melirik dan meyakinkan aku pasti bisa.

Setelah menyantap hidangan buka puasa, bunda mulai berkata:

“ Adakah yang tahu apa maksud bunda melakukan segala aktivitas di meja makan?. Menulis di sini, latihan pildacil juga di sini, dan tilawah serta tahfidzh juga di sini?” Kami semua diam. Aku juga tidak menjawab.

Lalu ayah berkata:

“Ayah dan bunda punya crayon yang siap mewarnai meja makan. Naaah… meja makan ini ayah warnai dengan crayon kultum dan tilawah. Dan bunda, juga punya crayon. Bunda warnai meja makan dengan hidangan yang penuh berkah. Apakah kalian paham?” Kami mengangguk.

Itulah ceritaku tentang ramadhan tahun lalu. Walau ramadhan hanya di rumah saja, tetapi aku tetap ceria bersama indahnya warna warni yang diberikan ayah bunda dan juga guru guruku. Mereka semua telah menghiasi ramadhanku sehingga aku ceria bersama ramadhan.

Meja makan juga punya warna dalam menghiasi ramadhan. Sahur dan buka puasa bersama adalah warna warni yang paling indah ketika ramadhan datang. Jika tidak ada ramadhan, meja makan ini warnanya kurang indah karena kami jarang makan bersama, sebab kesibukan yang membuat meja makan jarang berwarna. Ketika ramadhan datang, meja makan ini warnanya menyala karena kami selalu duduk bersama untuk sahur dan buka puasa. Aaah… indahnya ramadhanku bersama meja makan yang berwarna warni. Crayon kreativitas ikut meramaikan warna meja makan.

Biodata

Penulis adalah seorang siswa yang kini masih duduk di kelas lima SD, SDIT Ummu’l Quro Depok. Atas izin Allah kemudian doa dari ayah bunda, Alhamdulillah penulis telah menerbitkan dua buah buku antologi. Penulis cilik tersebut mempunyai hobi menulis dan publik speaking. Ia pernah menjuarai lomba pildacil dan mendongeng. Ia lahir pada tanggal 15 Februari 2010. Penulis tersebut tinggal di Depok.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post