Najma Hafizha Fathoni

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
BAB 14, Apa Kau Mengingatku?

BAB 14, Apa Kau Mengingatku?

BAB 14, APA KAU MENGINGATKU?

Tania termenung sendirian di pojokan kamar. Hanya memainkan Smart Pad miliknya. Membaca baca quotes. Itu yang akan dilakukan oleh Tania jika sedang bersedih.

Punya temen itu gak perlu banyak-banyak. Cukup punya temen yang setia dan gak munafik, itu udah lebih dari cukup. Askquotetmblr~. Tania menghela nafas. membaca quote berikutnya

Sahabat ibaratkan mata dan tangan. Saat mata menangis, tangan mengusap. Saat tangan terluka, mata menangis. Canva~. Tania menscroll-scroll lagi.

Persahabatan itu melindungi seperti ayah, menyayangi seperti ibu, mendengar layaknya seorang kakak, dan mendengarkan layaknya seorang adik. Canva~

“Tan.. kamu belum makan loh dari semalam” kata Clarissa. Tania menoleh, matanya sembap.

“aku tidak mau makan kalau Sabrina belum bangun” kata Tania pelan. Clarissa menghela nafas. dari semalam Sabrina belum juga siuman. Tetap terkulai lemah di atas ranjang, dengan belalai alat terpasang di tubuhnya.

“Sab… kumohon, aku mau kau bangun. Aku merindukanmu” kata Tania pelan, memegang tangan Sabrina yang pucat.

Sudah dua minggu Sabrina belum siuman. Tania menemani Sabrina setiap hari. Berharap Sabrina akan bangun dari koma nya. Kapan pun itu. Tania sudah jarang mengurus toko. Hanya datang untuk membuka dan menutup toko.

“Halo Tania?” kata mama Tania dalam telefon. Tania malas malas menjawab.

“kenapa ma?” kata Tania singkat

“baca chat dari mama.. dijamin kamu senang sekali” kata mama Tania girang.

“iya sebentar” kata Tania ketus. Tania terdiam, tersengal. Dia tidak salah lihat kan?

Alice : “Tania.. kau tidak akan percaya ini! Mama baru melihat tadi. Perusahaan Chloe telah bangkrut total!”

Tania:3 : “terus? Tania harus peduli ya?”

Alice : “kok kamu berubah sih?”

Tania:3 : “sejak kapan? Berubah jadi apa? Superhero?”

Alice : “Tania! Kamu ini kenapa sih?!”

Tania:3 : “kenapa? Gak usah tanya deh, ma”

Alice : “Tania! Kali ini pasti kamu senang. Ada berita bahwa Sabrina dalam keadaan koma”

Tania terdiam. Meneteskan air mata. Langsung sign out karena kesal dengan mamanya.

Beritahu saja semuanya. Beritahu, Tania. Terdengar suara Sabrina. Tania menoleh, Sabrina tetap terkulai lemah dengan mata tertutup.

Tania, ini aku. Sabrina. Sekarang Tania mulai takut-takut. Berusaha mengabaikan. Mungkin ini hanya khayalannya.

Dimana ini?” desis Sabrina pelan sekali. Namun Tania tetap mendengarnya, berlari menuju ranjang Sabrina. Mata Tania berkaca-kaca.

“Sa..Sabrina?” kata Tania senang.

“siapa Sabrina? Dan siapa kau? Dan siapa aku?” kata Sabrina takut takut, mencoba untuk duduk, namun tidak bisa karena tubuhnya masih sakit dan sangat lelah. “kenapa aku disini? Kenapa tubuhku sakit? Aku dimana?” kata Sabrina meneteskan air mata. Hati Tania bagai diremuk-remuk.

“Sabrina, ini aku. Tania, sahabatmu” kata Tania tergugu. Sabrina menatap Tania dengan tatapan kosong. Clarissa yang dari tadi memperhatikan, terdiam.

“Tania!” kata seseorang marah-marah memasuki kamar Sabrina. Tania melangkah mundur ketakutan. Papa Tania memelototi putrinya. Dibelakangnya sudah ada mama Tania yang sama marahnya seperti papa Tania.

“ka..kalian sedang apa disini?!” kata Tania memeluk Sabrina.

“mama dan papa sudah ke tokomu. Dan kata karyawan disana kau sedang mengurus Sabrina yang sedang sakit! Ayo kita pulang!” kata papa Tania menarik lengan Tania. Eric, Clarissa, Marionette, dan Syifa hanya menatap tidak mengerti.

“tidak pa, lepaskan!” kata Tania terisak, memberontak. Namun Tania kalah kuat dari papanya. Sampai di tempat parkir, akhirnya Tania berhasil melepaskan tanggannya.

“mau papa dan mama itu apa?!” ata Tania berteriak-teriak kesal.

“kami mau kau pulang! Lagipula Sabrina tidak membutuhkanmu!” kata papa Tania kasar. Pak supir hanya terdiam melihat pertengkaran itu.

“tentu saja dia membutuhkanku, pa! aku… a..aku…” kata Tania terhenti.

Beritahu semuanya Tan. Keluarkan saja seluruh perasaanmu, aku yakin kau akan merasa lega. Kau harus memberitahukan semuanya sekarang. Suara Sabrina terdengar lagi di kepala Tania.

“kau apa?!” kata papa Tania membentak Tania mentah-mentah.

“aku sahabatnya pa.. Sabrina adalah sahabat pertama Tania. Dia lah yang membuat Tania menjadi lebih baik. Membuat Tania bahagia. Papa dan mama pernah? Memangnya pernah? Papa dan mama sering sibuk, itupun kalau tidak sibuk kalian berkumpul dengan teman kalian. Tania juga mau pa, ma. Tania ingin tahu rasanya. Dan Tania berhasil merasakannya. Kenapa Tania berbohong? Karena hanya dengan cara itu Tania bisa merasakan ini! Mama dan papa tidak pernah mengerti perasaan Tania! Kumohon hanya sekali, kumohon mengertilah! Lagipula perusahaan mereka sudah bangkrut, apa lagi yang kalian permasalahkan?! Sabrina membutuhkan Tania, dia membutuhkan Tania. Dia sudah tidak punya siapa siapa lagi. Papa dan mamanya bercerai, papanya meninggal, dan aku adalah satu satunya yang dimilikinya! Kumohon, mengertilah untuk saat ini! Sabrina hilang ingatan! Dan dia membutuhkan Tania!” kata Tania terisak.

“lantas kalau dia hilang ingatan harus diapakan lagi?! Dia juga sudah tidak ingat kau!” kata papa Tania. Mama Tania sudah terdiam, mencerna. “kau mau apa? Hadiah? Uang? Apa saja! Asal jangan dekati bocah itu!” kata papa Tania lagi. Tania benar benar tergugu mendengar kalimat papanya. Tania mengingat sesuatu, tentang quote dari kartun Spongebob Squarepants.

Jika uang dapat membuatku melupakan sahabat terbaikku, maka aku memilih untuk tidak memiliki uang sama sekali” kata Tania, berlari menuju kamar Sabrina lagi. Papa dan mama Tania mengejarnya.

“Sabrina kumohon. Apa kau mengingatku?” kata Tania tergugu. Sabrina tetap menatap Tania dengan tatapan kosong. Tania terisak. “kumohon Sab.. kau lihat liontin ini” kata Tania pelan melepaskan liontin miliknya dan milik Sabrina. Menyatukan keduanya menjadi sebuah hati. Mata Sabrina terbelalak.

“apa kau mengingatku?”

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Ditunggu lanjutannyab Najma. Itu ada kata Mengerti jadi Mengerto, ya? Nanti dibetulkan ya. Terima kasih

13 Jun
Balas

Ditunggu lanjutannya Najma. Itu ada kata Mengerti jadi Mengerto, ya? Nanti dibetulkan ya. Terima kasih

13 Jun
Balas

iya typo.. belum diedit lagi hehe

13 Jun

Oh..

13 Jun

Mengharukan plus menyedihkan ceritanya..

19 Jun
Balas

hehe makasih Nafisa... semangat nulis ceritanya yaa

20 Jun



search

New Post