What He Said
Judul: What He Said
Oleh: Nabila Tifany Putri Wiyoto
SMA Al Muslim
X IPA 3
“Argh, keluar juga akhirnya” ucapnya frustasi. “Gimana tadi, lancar?” tanya temannya sambil merangkul orang yang terlihat frustasi itu. “Yaa, kayak biasa lah paling juga segitu aja nilainya” ucapnya pasrah. “Biar tambah pasrah tadi lo di panggil Pak Randy, katanya suruh ketemu sama beliau, paling tugas yang belum kumpulin lo doang”, “Kan belum deadline?” tanya nya, “Tahu Pak Randy gimana kan?” balas temannya.
Ia pun berjalan ke ruang guru dengan kaki yang seolah enggan untuk kesana. Kahen, siswa kelas 12 SMA yang sedang menghadapi banyaknya tugas-tugas sekolah, sejujurnya ia bukan tidak suka dengan tugas yang diberikan, hanya saja ia memiliki prinsip kalau belum hari H ya berarti belum dikumpulkan. Teman-temannya selalu memberikan ucapan ucapan menakutkan agar dia bisa berubah sedikit, tapi prinsip yang dipegang olehnya sepertinya sudah menjadi darah dagingnya.
***
"Tok tok tok" ketuk Kahen di depan ruang guru.
“Silahkan masuk” ucap seseorang didalam ruangan.
“Pagi pak” sapa Kahen kepada Pak Randy.
“Pagi nak, akhirnya saya bisa juga bicara langsung dengan kamu saja.” Kata Pak Randy dengan suara khasnya.
Sebenarnya disini Kahen merasa ingin kabur secepat-cepatnya karena ia sudah tau apa yang ingin dikatakan Pak Randy, guru yang terkenal tegas dan ingin semua muridnya sempurna.
“Kamu tahu kan saya panggil kamu kesini karena apa?”
“Tugas saya pak”
“Itu kamu mengerti, kenapa masih saja belum ada tanda-tanda selesai? Apa karena prinsip anehmu itu?”
“Bukan pak, saya sudah buat, cuma saya belum yakin kalau itu sudah sesuai dengan yang bapak –-.”
“Alasan!” potong Pak Randy yang tidak ingin mendengar ocehan aneh dari muridnya itu. “Saya tidak mau mendengar ocehan tidak jelasmu lagi, besok tugasmu harus benar-benar selesai” tegas Pak Randy yang ingin mengajar di kelas selanjutnya.
“T-tapi kan belum de —.”
“Tidak ada, saya bilang besok ya harus besok. Saya tunggu kamu saat istirahat disini lagi.” Potong Pak Randy yang enggan mendengar alasan dari muridnya itu.
***
“Kriiiing” bel sekolah berbunyi menandakan jam pelajaran telah usai.
“Jangan lupa pelajari bab 2, besok kita ulangan harian. Selamat belajar anak-anak!” Kata Bu Rina.
“Baik bu!’ balas murid.
Kahen hanya bisa tertunduk karena tugas dari Pak Randy saja belum ia kelarkan bagaimana dengan tugas-tugas lainnya. Yang ia bisa hanya menghela napasnya.
“Woy gimana tadi konselingnya?” tanya Jei, temannya.
“Sesuai dugaan lo tadi, tugas gua harus kelar besok.”
“Waduh tugas kita besok banyak banget Hen, lo yakin bisa semuanya?” sahut Trya
“Itu masalahnya gue ga yakin bisa selesai hari ini” ucap Kahen dengan helaan napasnya. “Kalo gitu pulang duluan ya” tambahnya.
“Ya, hati-hati” balas Jei dan Trya.
Sampai di rumah Kahen pun menuju ke kamarnya, secepat mungkin ia mengerjakan tugas dari Pak Randy dan guru lainnya. Ia tidak memikirkan ulangan yang akan menantikannya esok, ia hanya fokus agar semua tugas-tugasnya selesai hari ini juga. Tak terasa ia mengerjakan semua tugas-tugasnya sampai larut malam.
Jam dinding menunjukkan pukul 6:30 pagi. Kahen harus segera berangkat ke sekolah. Mengetahui ia sedikit telat bangun, ia cepat-cepat menyiapkan seragam dan mandi. Sesudah rapih ia turun ke lantai bawah.
“Kamu ga sarapan dulu nak? Nanti takut ga fokus di kelas” tanya ibu.
“Ga usah bu, hari ini Kahen bangunnya telat, tadi malam tidurnya larut buat tugas. Ini udah telat bu jadi Kahen berangkat ya”
“Yaudah, hati-hati ya”
Ia berangkat ke sekolah dengan perasaan gelisah karena takut pintu gerbang ditutup oleh Pak Udin, satpam sekolah yang sangat disiplin. Untung saja ia tiba di sekolah 5 menit sebelum bel berbunyi, ia sedikit lega bisa masuk ke sekolahnya. Ia pun segera bergegas ke kelasnya.
“Kriiing” bel berbunyi.
Pelajaran pertama dan kedua kahen pun berjalan dengan lancar karena semua tugas sudah ia kerjakan, rasa senang dan bangga muncul di dalam dirinya. Tapi, ketika Bu Rina masuk ia lupa kalau hari ini ulangan harian, ia lupa karena terlalu fokus pada tugas-tugasnya. Ia pun berfikir nilainya akan pas-pas an.
“Kriiiing, kriiing” tanda bel istirahat.
“Gua ke Pak Randy dulu ya, kalian duluan aja” Teriak Kahen yang menuju keluar kelasnya.
Kahen akhirnya sampai di depan ruang guru.
“Permisi pak, ini tugas saya.” Ucap Kahen terlihat lelah.
“Bagus, terimakasih ya. Gimana tadi, saya dengar tadi kelasmu banyak tugas dan ulangan ya? lancar?” tanya Pak Randy.
“Kalau tugas lancar pak. Tapi kalau ulangan kayaknya kebalikannya.”
“Begini, kamu tau alasan saya suka minta tugas dikumpulkan sebelum deadline?”
“Biar bapak ga pusing ngoreksi tugas anak kelas lain yang sama waktunya?” jawab Kahen ragu.
“Sekarang, kamu balik keadaan kalau jawaban yang kamu ungkap tadi itu untuk kamu sendiri.” Ucap Pak Randy menuju ke arah pintu sambil menepuk bahuku.
Kahen bingung, ia terus mencerna tapi masih bingung. Kata-kata Pak Randy masih membuatnya bingung, ia terus memikirkannya.
“Apa mungkin yang tadi Pak Randy maksud itu kalau gua ngerjain tugas langsung tanpa nunda, mungkin semua tugas-tugas lainnya kepegang semua?” ucapnya ragu.
Ia pun yakin, itu yang dimaksud oleh Pak Randy.
Dan sejak saat itu, semuanya berubah.
Kahen yang awalnya selalu membuang-buang waktu, kini ia sangat menghargai waktu, kata-kata yang diucapkan Pak Randy membuatnya sadar. Kini semua tugasnya sudah dapat diatasi tanpa adanya hal kecil yang tertinggal. Nilai ulangannya semakin membaik dari biasanya.
Ia sangat berterimakasih kepada ucapan Pak Randy hari itu, bila bertemu dengannya ia sesekali mengingat ucapannya dan selalu berterima kasih tentang bagaimana Pak Randy mengubahnya. Ia tidak menyangka kehidupan sekolahnya berubah, dalam hati ia mengucapkan terimakasih kepada Pak Randy dan guru-guru lainnya karena sudah mau membimbing dan memberi kesempatan kepadanya.
Nabila Tifany Putri Wiyoto, lahir di Bekasi, 16 Januari 2005, penulis berusia 15 tahun. Asal sekolah penulis SMA Al Muslim. Hobi penulis membaca, menyanyi, nonton dan menulis akhir-akhir ini.
Untuk kalian yang ingin memberikan kritik dan saran kepada penulis bisa lewat [email protected] (email)

Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar