MUTHMAINNATUL QULUB

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

BAB 2

Albert pergi bersama della untuk menjumpai kakek Arnold--ayahnya pak willy. Dia adalah orang yang pertama kali memperkenalkan resto ‘skytelien’-resto tempat kami bekerja-kepada dunia. Kakek Arnold menyambut mereka dengan segelas teh hangat.

“kakek sudah dengar apa yang terjadi dari willy.” Ucap kakek Arnold memulai pembicaraan. Sambil menyesap tehnya, kakek Arnold memandang langit dari jendela.

“kami sudah memeriksa situasinya secara langsung dan disana sangat kacau.” Ucap della tanpa basa basi.

“hahaha… kakek sudah mengira hal seperti ini suatu saat akan terjadi pada resto itu. Resto itu sudah sangat tua. Letaknya yang berada dekat dengan pohon ‘keramat’ itu membuatnya sulit untuk menerima sihir pertahanan. Dan lagi cctv disana sering kali rusak meski sudah diganti dengan yang baru berulang kali. Tentu saja akan lebih mudah menghancurkan resto yang lama daripada yang baru.” Ujar kakek Arnold memberikan toleransi. Kakek Arnold benar, resto itu sudah sangat tua untuk tetap berdiri. Ini memungkinkan musuh musuh menyerangnya. Tapi masalahnya disini adalah kami belum mendapat satupun petunjuk mengenai siapa yang melakukannya, padalah sudah dua hari.

“kakek, kami tahu bahwa ini suatu kelalaian besar yang pernah kami lakukan. Kami bahkan masih belum mendapatkan informasi hingga saat ini. Karena itu, sebagai perwakilan dari skyten kami ingin meminta maaf yang sebesar besarnya pada kakek yang sudah membangun resto ini dari awal. Bagaimanapun kami gagal melindungi resto yang tentunya sangat berharga bagi kakek.”ujar Al panjang lebar. Meskipun kakek terlihat tenang dan baik baik saja, tapi kakek pasti merasa sedih. Resto yang dibakar adalah resto pertama dari skytelien. Jadi tentu saja itu sangat berharga bagi kakek.

“Tidak masalah, kalian sudah melakukan semua sebisanya. Jadi tidak ada alasan bagi kakek untuk marah.” Ujar kakek tersenyum.

Kakek adalah orang yang ramah. Berbeda dengan Al yang ramah dan berisik, kakek adalah tipe orang yang pendiam. Karena itu, kakek sangat cocok dengan Al. bahkan dia menyayangi Al seperti menyayangi cucunya sendiri. Sedangkan Della, dia memanglah cucu kakek Arnold.

Setelah berbincang lama, mereka akhirnya berpamitan. Memasuki mobil, Della melambaikan tangannya pada kakek Arnold. Mereka pergi dari halaman rumah kakek menuju ke arah resto tempat mereka bekerja.

Al memegang nampan ditangannya, bersiap menyajikan makanan kepada pelanggan. Al melangkahkan kakinya menuju meja no 15. Disana terdapat seorang siswi berseragam sma sedang membaca bukunya. Perhatian siswi itu teralihkan saat Al menyajikan pesanan didepannya. Memasang senyum menawan, Al mengundurkan diri dengan sopan untuk menyajikan pesanan selanjutnya. Tangan sisiwi itu menahan pergerakannya. Berbalik, Al bertanya dengan ramah. “ada yang bisa saya bantu mbak?” siswi itu mengangguk. “Bisakah anda menemani saya duduk disini?” ujarnya.

Al menghela napas. Ini bukan kali pertama seorang pelanggan meminta untuk ditemani olehnya. Tidak hanya itu, banyak juga yang bersikap semena mena padanya. Al melirik siswi yang sedang menatap lurus padanya. Siswi dengan rambut lurus sebahu ini sepertinya bukan tipe yang akan marah jika permintaannya tidqak dipenuhi. Al menolak permintaan siswi itu dengan halus dan kembali dengan cepat.

Malam harinya al berpamitan dengan seluruh karyawan. Pekerjaannya hari ini hanya sampai disini saja. Sesampainya diumah, al begegas mandi dengan air yan telah disiapkan oleh bibi hesse. Hiri ini benar benar melelahkan. Tidak terhitung berapa banyak pelanggan yang meminta untuk dilayani olehnya. Dengan paras yang menawan, tidak jarang Al digoda oleh pelanggan pelanggannya. Mendapat surat dan bahkan pernyataan cinta sudah biasa terjadi padanya di kafe.

Al keluar dari kamar mandi dengan pakaian tidur. Dia sudah selesai dengan ritual mandinya. Beranjak ke tempat tidur, Al mematikan lampu dan memejamkan mata. Dia harap kabar baik menantinya besok.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post