Berprestasi Tanpa Kehilangan Pribadi Luhur

Oleh: MUH SYARIF DARMAWAN

Menjadi siswa cerdas berarti memiliki semangat belajar yang tinggi, mampu berpikir kritis, dan dapat menyelesaikan masalah dengan bijak. Namun, semua itu tidak akan berarti tanpa disertai sikap santun dan akhlak yang baik.

Budi pekerti luhur adalah pondasi dari kecerdasan sejati. Siswa dengan nilai tinggi tetapi tidak menghormati guru atau tidak peduli terhadap sesama belum bisa dikatakan berhasil. Justru, siswa yang mau berbagi, jujur, dan bertanggung jawab itulah yang layak menjadi teladan.

Kita harus percaya bahwa setiap siswa memiliki potensi untuk menjadi cerdas sekaligus berbudi pekerti luhur. Tidak harus selalu menjadi juara kelas, tetapi cukup dengan bersikap sopan, tidak egois, dan mampu menempatkan diri dengan bijak dalam berbagai situasi.

Di sekolah, kita belajar bukan hanya dari buku, tetapi juga melalui interaksi sosial. Dari pengalaman, kita ditempa menjadi pribadi yang kuat, sabar, dan siap menghadapi masa depan. Kecerdasan dan karakter baik harus berjalan seiring agar kita tumbuh menjadi pribadi yang tidak hanya pintar, tetapi juga disukai dan dihormati.

Bahkan dalam kegiatan ekstrakurikuler dan organisasi, saya belajar bahwa kerja sama dan saling menghargai jauh lebih penting daripada sekadar menjadi yang paling menonjol. Kepemimpinan bukan hanya soal mengarahkan, tetapi juga soal mendengarkan dan memberi contoh yang baik.

Oleh karena itu, kita diharapkan menjadi siswa yang tak hanya membanggakan lewat prestasi, tetapi juga meninggalkan jejak baik melalui sikap dan tindakan sehari-hari. Karena sejatinya, keberhasilan bukan hanya soal apa yang kita capai, tetapi juga siapa kita ketika mencapainya.