Muhammad Rohim Arrrosyid

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Ibu Sang Pelindung

Ibu Sang Pelindung

Sembilan bulan lamanya seorang ibu mengandung anaknya. Selama itu, pastilah ibu menanggung beban yang cukup berat baik secara fisik maupun mental. Ketika sudah tiba waktunya untuk melahirkan, ibu juga masih harus mengeluarkan semua tenaganya untuk membuat anaknya lahir di dunia. Di sini seorang ibu harus bertaruh nyawa. Tak sedikit ibu yang terpaksa tidak bisa merawat bayinya karena beliau meninggal saat persalinan.

Di zaman sekarang, banyak anak yang mulai tidak memedulikan ibunya. Mereka lebih memedulikan temannya. Selain itu juga banyak yang membantah dengan kata-kata “sek”, “sebentar”, dan paling buruk “malas”. Hanya sedikit anak yang berbeda dengan anak zaman sekarang. Mereka lebih memedulikan keluarganya daripada apa pun. Anak yang seperti itu bisa dibilang “langka” untuk ditemukan. Karena zaman yang modern ini, Anak-anak lebih mencari kasih sayang teman daripada kasih sayang ibu.

Itu juga terjadi padaku, walaupun aku anak yang paling muda tapi aku merasa tidak diberi kasih sayang dan kurang dipedulikan oleh ibuku. Aku merasa kakak-kakakku lebih diperhatikan oleh ibuku. Tapi, aku menyadari bahwa aku salah besar. Ketika aku habis dibully oleh temanku aku seperti mendapat perlindungan dari ibuku. Sejak saat itu aku sadar, bahwa ibu adalah seorang pelindung. Selain itu ibu juga berjuang untuk membuat kita cukup menghadapi hidup ini. Dari mengajari kita beberapa hal dari kecil. Seperti cara makan, cara berjalan, cara bicara, dan masih banyak lagi.

Aku masih heran, kenapa anak zaman sekarang rela meninggalkan ibu mereka hanya demi teman mereka. Padahal ibu itu yang melahirkan dan mengajari kita dari lahir. Tetapi, mereka lebih memedulikan teman mereka. Mulai dari membelikannya hadiah, sampai pindah ke rumah teman mereka dan meninggalkan ibu mereka. Pada akhirnya ibu mereka sudah sendiri dan meninggal tanpa sepengetahuan anaknya. Aku juga merasa kasihan kepada para ibu yang hamil muda, dan ibu yang tidak mempunyai anak. Mereka mengalami hal yang berbeda tapi tekanannya sama.

Ibu mungkin lemah dari tampilannya, tetapi hatinya itu kuat seperti baja. Mungkin saja suatu hari nanti, ibu kita bisa saja meninggalkan kita ketika kita tidak menyadarinya. Ibu memang bisa menggantikan peran seorang ayah, tetapi seorang ayah tidak bisa menyamai kasih sayang seorang ibu.

“ibu mungkin tidak bisa membagi kasih sayangnya langsung, tetapi ibu tetap melindungi anaknya apa pun yang terjadi. ” (Muhammad Rohim Arrosyid).

***

Jember, 8 Desember 2022

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post