Muhammad Revalisa Akbar

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Kasih Ibu

Kasih Ibu

Ibu, engkau adalah tempatku berteduh dalam mengahadapi masalah. Engkau adalah tempat untuk menerima keluh kesah anakmu ini. Engkau siap menanggung kenakalan yang diperbuat oleh diriku. Terkadang engkau merasa lelah karena seharian menggendongku. Sembilan bulan engkau mengandung diriku. Pasti rasanya sangat berat, tapi bagimu itu bukan apa-apa. Engkau hanya berharap kepada tuhan agar aku lahir dengan sehat. Terkadang engkau menahan lelah dan letihmu karena seharian mengasuhku. Malam engkau jadikan siang saat melihat anakmu ini merengek di langit yang gelap dan sunyi. Terkadang engkau tak bisa istirahat karena kami selalu rewel disaat engkau sedang istirahat.

Tapi engkau tidak menjadikan beban itu semua. Engkau jadikan itu sebagai permata yang menghiasi senyummu. Karena engkau terlalu sayang kepada anakmu ini hingga semua lelah letihmu adalah kebahagiaan yang sangat indah. Bagimu harta yang paling indah adalah anakmu ini, tak ada lagi harta yang berharga selain anakmu ini. Saat anakmu sudah berada di sekolah. Engkau siap mengantarku setiap hari, menjemputku saat matahari siang membakar tubuh. Padahal dirimu wanita, yang lemah, lembut, dan penyayang. Tapi tekadmu yang ingin menyukseskanku sangatlah kuat. Saat diriku menjejakkan kaki di sekolah SD. Engkau selalu sabar menghadapiku, walaupun terkadang engkau memarahiku saat aku membuat kesalahan.

Dulu aku sering membuatmu nangis, membuatmu marah, mambuatmu sedih karena kenakalanku. Tapi engkau tetap ingin menyukseskanku. Mungkin tujuan hidupmu hanyalah untuk menyukseskan anak-anakmu. Terimakasih ibu, engkau adalah pangkuan ternyaman dalam hidupku. Saat ada masalah engkau menerima keluh kesah anakmu ini. Aku merasakan itu semua saat aku sudah memasuki jenjang yang sekolah yang lebih tinggi MTS. Engkau menaruhku di penjara suci yang dalamnya penuh ilmu tauhid dan dan akhlak. Karena mungkin engkau tidak ingin diriku menjadi anak yang bejat. Engkau tak ingin diriku hanya bermain. Maka dari itu engkau memenjarakanku di penjara suci ini.

Bahkan sekarang aku terkadang masih membuat engkah mengis ibu, maafkan anakmu ini Ibu, anakmu telah menjadikanmu beban, anakmu tak bisa memberi apa-apa selain ingin membahagiakanmu ibu, anakmu menyesal selalu mambuatmu nangis ibu, maafkan anakmu ini sekali lagi ibu. Aku berjanji akan menjadi orang yang sukses dunia akhirat, dan membahagiakanmu ibu. Tanpa engkau aku tak akan jadi seperti ini, engkau adalah penyemangat untuk menuju kesuksesan, terimakasih ibu karena selalu, mendukung dan mensuport diriku untuk menjadi yang lebih baik. Engkau adalah tempat untuk bersandar yang paling nyaman. Aku sangat menyesal telah membebanimu. Maafkan diriku yang sebesar-besarnya ibu. Anakmu ini selalu membuat engkau menderita. Maafkan aku ibu, maafkan diriku. Terimakasih karena engkau selalu menerima segala kenakalanku dengan sabar, anakmu sangat sayang kepadamu ibu. Terimakasih selalu ada di setiap keluh kesahku, aku sayang ibu.

***

Biodata penulis: perkenalkan sebelumnya namaku Muhammad Revalisa Akbar. Kalian bisa memanggilku Reval, aku lahir di kota Jember. Aku sekarang berada di bangku kelas 9 MTS. Jika teman-taman ingin menghubing Reval, kalian bisa lewat email Reval. [email protected]

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post