Muhammad Irsyad Al-Bikri

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Bab 1: Juara Tapi Kecewa

Mengutip dari perkataan Ustadz Abdul Shamad, “Jangan terlalu berharap dengan yang ada dan jangan putus harap dengan yg tiada”. Sepertinya kata-kata itu sangat tepat untuk menggambarkan suasana awal terjun di kancah Olimpiade Sains di sekolah dasar.

Semua itu berawal dari kata ‘keisengan’ berubah menjadi sebuah kenangan manis yang akan selalu terkenang dalam sejarah hidup. Berawal dari rayuan manis orang tua, akhirnya aku terpancing untuk mengikuti olimpiade sains di bidang IPA. Perlahan tapi pasti, akupun mulai mempersiapkan diri untuk menghadapi lomba tersebut dengan giat belajar. Namun, lama kelamaan aku mulai bosan. Karena teman-teman seumurku masih dapat bersenang-senang, sedangkan aku harus belajar dengan tekun. Mungkin, itulah mengapa di dalam lomba yang bertajuk Olimpiade Sains hanya siswa yang memiliki daya juang yang tinggi yang dapat menggapai apa yang ia inginkan, yaitu sampai ke tingkat nasional dan dapat meraih medali. Memang kebanyakan orang berpendapat kepintaran hal yang utama. Apalah guna pintar tapi tak rajin diasah otaknya, maka ia akan menjadi tumpul dan takkan ada gunannya lagi.

Amunisi telah terisi penuh, sekarang hanya tinggal menunggu waktu itu tiba. Akhirnya aku mendapatkan kelonggaran, bisa main sama teman sebayaku dan menonton TV.

Waktu yang telah dinanti sejak jauh hari itu tiba. Olimpiade Sains Nasional tingkat gugus pun dimulai. Perasaan gugup mulai menghantui dan membuyarkan konsentrasiku dalam mengerjakan soal. Tapi, aku tak boleh menyerah dengan keadaan. Kalau kita ingin sukses, kita harus bisa beradaptasi pada suasana dengan cepat. Itulah prinsip yang telah kuterapkan dalam hidupku.

Tak terasa detik demi detik, menit demi menit telah berlalu dan waktuku untuk menjawab soal telah habis. Aku merasa masih ada harapan untuk lolos ke tingkat kecamatan. Ternyata, usahaku tidak mengecewakan. Alhamdulillah aku lolos ke tingkat kecamatan sebagai juara 1 di tingkat gugus. Setelah keluar sebagai juara pertama, aku tak cepat puas dengan hasil tersebut. Aku mulai mempersiapkan diri dengan matang untuk lomba di tingkat kecamatan.

Semakin hari persiapanku semakin mantap, tinggal hitungan hari lomba Olimpiade tingkat kecamatan akan dilaksanakan. Hari yang ditunggu itupun tiba. Namun, penyakit lamaku kambuh saat tibanya waktu lomba, yaitu gugup. Akan tetapi, masalah tersebut dapat kukendalikan. Detik demi detik telah berlalu, tak terasa waktuku untuk mengerjakan soal tersisa 5 menit. Namun, hal ini tak menjadi masalah bagiku yang telah mengerjakan semua soal tersebut. Pengawas lomba mengumumkan waktu telah habis, maka usai pulalah lombaku di tingkat kecamatan. Semua keluh kesah lambat laun telah memudar. Hasilnya tak tau pasti, yang terpenting aku telah berusaha, dan sisanya aku serahkan kepada Allah. Walaupun keraguan tetap menghantui bagi mereka yang berambisi untuk menang.

Setiap hari menunggu sesuatu yang tak pasti, lebih baik aku berdo’a kepada sang Rabb alam semesta, agar apa yang aku impikan menjadi nyata.

Akhirnya hari yang ditunggu-tunggu itu tiba. Hari dimana hasil pengumuman olimpiade tingkat kecamatan akan diumumkan. Rasanya jantung ini berdetak begitu cepatnya. Apakah ini pertanda buruk? Lebih baik, pemikiran itu kubuang jauh-jauh dan mengingat satu hal bahwa Allah itu tergantung dengan prasangka hambanya.

Apa yang aku inginkan akhirnya terwujud. Akupun lolos menuju tingkat kabupaten sebagai juara 2.

Semakin tingginya tingkatan suatu lomba, maka level kesulitannya akan semakin tinggi. Akupun tak ingin mengendorkan ikhtiarku untuk menuju tingkat nasional. Persiapanpun mulai kulakukan kembali. Ikhtiarpun kulakukan kulakukan dengan dibantu oleh Kak Danang Prabowo (Siswa SMAN Titian Teras). Tak kenal waktu, akupun sering pergi ke asramanya untuk belajar. Dia adalah anak Olimpiade Fisika, jadi aku lebih banyak mempelajari Fisika darinya. Rasa penat dan letih harus kututupi untuk sebuah impian yang besar.

Hari demi hari, minggu demi minggu berlalu. Hari dimana perlombaan akan dilaksanakan tiba. Perlombaan tersebut dilaksanakan di sebuah Sekolah Dasar di Sengeti (Ibukota Kabupaten Muaro Jambi).

Lembar soal sudah dibagikan, dan pengawas memberikan tanda bahwa lomba akan dimulai. Soal demi soal kukerjakan dengan baik. Alhamdulillah, semua soal telah selesai kukerjakan. Untuk menghindari keteledoranku dalam mengerjakan soal, aku memeriksa kembali soal-soal yang telah kukerjakan.

Pengawas memberikan tanda bahwa waktu untuk mengerjakan soal telah usai. Aku bergegas keluar ruangan untuk menemui ibuku dan menceritakan semua hal yang kualami di dalam ruangan.

Lomba olimpiade tingkat kabupaten telah usai. Rasa takut mulai menghampiriku, takut impian besar akan pupus sampai sini.

Hari demi hari aku jalani seperti biasanya. Tak lupa pula do’a kukirimkan kepada Allah SWT. Orang tuaku tetap mensupport aku agar tidak terlalu ambil pusing dengan hasil dari lomba ini. Yang penting kita telah berusaha dan sisanya kita serahkan saja sama Allah.

Pagi itu seperti biasa aku bersiap-siap untuk pergi ke sekolah. Mobil jemputanku telah tiba. Bergegas aku menaiki mobil tersebut sambil menghilangkan rasa khawatir akan kekalahan yang mungkin akan menimpa diriku. Sesampai di sekolah, seperti biasa aku mengikuti KBM dengan bersungguh-sungguh. Saat waktu istirahat tiba, mendadak Kepala Sekolah memanggilku menuju ruangannya. Aku kira ada masalah yang telah kulakukan, ternyata kepala sekolah menyampaikan bahwa aku berhasil lolos ke tingkat provinsi sebagai juara 1.

Beribu ucapan syukur kukirimkan kepada Allah, karena dengan izin-Nya semua ini bisa terjadi. Dan ternyata, yang mendapatkan juara 1,2, dan 3 mendapatkan hadiah berupa piala dan uang tunai. Sungguh senangnya hati ini mendengar kepala sekolah berkata begitu kepadaku. Pemerintah Kabupaten menjanjikan hadiah itu akan dibagikan pada hari Pendidikan Nasional. Hari itu menjadi hari yang amat kutunggu.

Seharusnya hari ini aku harus berkumpul bersama dengan teman-temanku yang mendapatkan bagian untuk mengharumkan nama Muaro Jambi di kancah Olimpiade Sains Nasional tingkat provinsi. Apalah daya, aku terkendala dengan jarak yang amat jauh dari tempat berkumpul, yaitu di Sengeti.

Aku memulai kembali persiapan-persiapan untuk menghadapi Olimpiade Sains Nasional tingkat provinsi. Ikhtiarku saat ini masih dibantu oleh Kak Danang Prabowo.

Waktu yang ditunggu-tunggu itu hampir tiba. Segala sesuatu telah kupersiapkan dengan harapan semua akan berjalan dengan semestinya. Hari yang ditunggu itu tiba, hari dimana saatnya perjuangan yang sebeneranya akan dimulai.

Hari demi hari kulalui dengan belajar, belajar, dan belajar. Tak ingin rasanya diri ini bermalas-malasan. Karena, sebelum memasuki kancah peperangan kita harus mempersiapkan segala hal dengan matang. Lebih baik bersusah payah terlebih dahulu daripada kelak kita mati konyol di medan perang. Itu hanya sebuah perumpamaan dari sebuah perjuangan saja.

Pagi itu, aku mulai mempersiapkan mentalku. Karena olimpiade tingkat provinsi dimulai dengan karantina di hotel selama 1 minggu. Setelah itu, barulah dilaksanakan tes tertulis. Mental, hal yang paling utama dikarenakan aku tak pernah merasakan jauh dari orang tua.

Semua barang telah disiapkan. Mobilku mulai memasuki jalan raya. Lokasi yang dijadikan sebagai tempat dilaksanakannya lomba adalah Hotel Ratu. Hanya dalam waktu 45 menit, aku telah tiba di Hotel Ratu. Jantungku berdetak begitu kencang.

Baru beberapa langkah aku memasuki hotel, ternyata teman-temanku yang berasal dari Muaro Jambi menyapaku. Awalnya aku minder, karena aku bukanlah tipe orang yang mudah akrab dengan orang yang baru kukenal. Ternyata aku satu kamar dengan mereka. Mereka memperkenalkan diri, namanya Muhammad Haikal dan yang satunya lagi sedikit pendiam dan dingin, namanya Aji.

Saat di kamar, kami mulai berbincang satu sama lain. Dalam waktu yang singkat, kami akrab. Kami adalah orang yang amat berambisi untuk memenangkan lomba. Akan tetapi, hal yang terpenting adalah usaha dan sisanya serahkan kepada Allah semata.

Hari pertamaku berjalan dengan semestinya, tak ada halangan. Saat masa karantina Olimpiade Sains Nasional tingkat provinsi, aku mendapat banyak teman. Hari demi hari kulewati dengan belajar, belajar, dan belajar. Baik pagi, siang, sore, dan malam.

Hari seleksi menuju tingkat nasional tiba. Aku gugup sekali saat lembaran-lembaran soal telah dibagikan oleh pengawas. Pengawas memberikan tanda bahwa waktu untuk mengerjakan soal telah dimulai. Aku mengerjakan soal dengan hati-hati, agar keteledoran tidak terjadi. Tak terasa waktu 120 menit yang diberikan telah usai. Keraguan berubah menjadi keyakinan dalam hati. Untuk kali ini, rasa ragu tak dapat kuhilangkan dari dalam hati.

Hari dimana akan diumumkannya hasil lomba tiba, aku telah menduga bahwa aku tidak lolos menuju tingkat nasional, karena aku menganggap bahwa ikhtiar yang telah kulakukan belumlah maksimal. Akan tetapi, salah satu temanku, Aji namanya ia lolos menuju tingkat nasional. Aku ikut senang karena ada temanku yang berasal dari Muaro Jambi lolos ke tingkat nasional.

Hasil dari pengumuman itu telah kulupakan. Sekarang aku tinggal menunggu hadiah lombaku dari pemerintah diberikan. Hari demi hari berlalu hingga tiba Hari Pendidikan Nasional. Namun, pada hari itu hadiah tak kunjung diberikan. Lalu, pemerintah kabupaten berjanji bahwa hadiah akan dibagikan saat Hari Anak Nasional. Saat hari itu tiba, hadiah tak kunjung diberikan. Kekecewaan menyelimuti diriku, saat kutanya Kepala Dinas Kabupaten, ia menjawab bahwa nanti pasti akan diberikan. Janji tinggallah janji dan tak kunjung ditepati. Perasaan kecewa telah mengisi seluruh hati. Inilah keadaanku, juara tapi kecewa.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post