Masa Muda Gunakan untuk Berkarya

Oleh : Muhammad Ataya Mahya Nadhif

Nasib sebuah bangsa tergantung pada para pemuda. Merekalah yang akan meneruskan perjuangan generasi sebelumnya. Sebagai seorang pemuda, kita harus bisa melakukan hal positif yang dapat berguna bagi banyak orang. Terlebih lagi kita sudah berada pada era digitalisasi. Semua orang bisa mengakses informasi dengan mudah. Hal ini dapat kita jadikan sebagai celah untuk menambahkan wawasan. Harapannya kita bisa menghasilkan sebuah karya yang dapat berguna bagi banyak orang.

Adamas Belva Syah Devara adalah pendiri perusahaan bimbel nomor satu di Indonesia yaitu Ruangguru. Dia mendirikan perusahaan tersebut dengan tujuan yang sangat baik. Dia ingin terjun langsung untuk membantu Indonesia dalam transformasi system pendidikan. Dalam kurun waktu hanya setahun, Ruangguru menjadi perusahaan teknologi Pendidikan terbesar di Indonesia. Salah satu penghargaan prestisiusnya adalah masuk ke dalam Forbes 30 under 30 tahun 2017. Saat ini usianya 33 tahun, cukup muda bagi seorang wirausahawan yang sudah sukses.

Berdasarkan sedikit biografi Adamas Belva, kita dapat memetik banyak pelajaran. Dia dapat memanfaatkan privilege yang dimiliki dengan sangat baik. Selain itu, tujuannya adalah untuk membantu sistem pendidikan di Indonesia. Dia mengabdikan diri untuk negaranya menggunakan ilmu dan keterampilan yang dimiliki. Sehingga jika ingin melakukan suatu hal, maka perlu diperhatikan niat kita. Jika niat kita tulus dan baik, maka akan selalu ada jalan untuk menuju kesuksesan. Dia juga dapat memanfaatkan perkembangan teknologi yang sangat pesat. Kita semua patut mencontoh perilaku Belva.

Hanya dengan seorang Belva dapat memberikan banyak dampak positif terhadap Indonesia. Sekarang bayangkan jika Indonesia memiliki ratusan, ribuan, bahkan jutaan orang sepeti Belva. Mungkin Indonesia menjadi salah satu negara yang sangat maju seperti Amerika, Cina, dan Rusia. Namun, pastinya praktik tidak semudah teori. Akan ada banyak rintangan yang dilalui untuk dapat mencapai titik seperti Belva. Kembali ke diri masing-masing, apakah kita mau bekerja setengah mati untuk mencapai kesuksesan?

Meskipun perjalanan Belva terdengar sangat mulus tanpa ada hambatan. Namun pastinya ada banyak masalah yang mungkin tidak diceritakan pada publik. Pastinya perlu banyak pengorbanan untuk bisa mencapai titik ini. Disaat teman-teman lainnya sedang bersenang-senang. Dia tetap fokus belajar supaya bisa menjuarai perlombaan dan mendapat beasiswa. Karena sebenarnya diri kita sendirilah yang menentukan akan bagaimana nanti kedepannya. Apakah kita ingin senang saat muda dan susah saat tua, atau sebaliknya susah saat muda dan senang saat tua. Mungkin kita tidak bisa mencapai titik seperti Belva saat ini. Namun, setidaknya kita harus berusaha untuk memperbaiki diri dan dapat bermanfaat bagi banyak orang. “Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia.” (HR. Ahmad, ath-Thabrani, ad-Daruqutni. Hadits ini dihasankan oleh al-Albani di dalam Shahihul Jami’, No. 3289).

Biografi

Muhammad Ataya Mahya Nadhif, lahir di Kabupaten Jember Jawa Timur pada 14 Oktober 2009. Ia adalah putra kedua dari Nugroho Hadi Prasetyo dan Ika Iffah Ilmiah.

Saat ini, ia sedang menempuh pendidikan di MTsN Jember 2 kelas IX H. Buku solo yang pernah ditulisnya adalah “Sketsa Alur Kehidupan.” Untuk antologi sudah belasan jumlahnya.

Ia dapat dihubungi melalui email: [email protected] dan No.Wa: 085172087501.