M. Syafiq Wildan Madani

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Daring dan Luring melalui BerBeQue (Berbagi Ilmu, Belajar Bersama, Quetion)

Daring dan Luring melalui BerBeQue

(Berbagi Ilmu, Belajar Bersama, Quetion)

Oleh: M. Syafiq Wildan Madani

MTs. Irsyadun Nasyi’in, Jember, Jawa Timur

Semenjak wabah C-19 melanda dunia, tak terkecuali di Indonesia, belajar dilakukan dari rumah. Berbeda dengan lainnya yang belajar daring dari rumah, sedangkan aku belajar di pesantren. Belajar secara daring dan luring. Kali ini, guru memberikan tugas melalui pengurus. Pengurus memberikan kepada ketua kelas yang diteruskan kepada teman sekelasnya.

Dengan adanya belajar secara daring dan luring, kami dapat melakukan aktivitas dalam waktu bersamaan. Akan tetapi, terkendala pada penjelasan dan bimbingan guru secara intens. Membutuhkan waktu agak lama untuk memecahkan masalah dalam pelajaran sekolah.

Belajar secara daring dan luring tidak sefektif pembelajaran tatap muka di sekolah. Hal ini terjadi beberapa faktor yang memengaruhinya. Diantaranya, kami yang di pesantren tidak ada fasilitas HP pribadi. Kecuali hari khusus saat orang tua mengunjungi kami di pesantren. Fasilitas yang tersedia berupa laboratorium komputer yang dilengkapi dengan jaringan wifi. Setiap santri memiliki kartu ID yang dapat digunakan untuk mengakses internet secara gratis. Hal tersebut bertujuan untuk membantu santri untuk belajar secara daring. Kondisi yang tidak dapat bertatap muka dengan guru, memungkinkan banyak hal yang dapat kami lakukan untuk belajar. Diantaranya melalui BerBeQue (Berbagi Ilmu, Belajar Bersama, dan Quetion).

a. Berbagi ilmu dengan siapa saja yang berada di lingkup pesantren. Terkadang berbagi dengan adik kelas dan menimba ilmu dari kakak kelas. Saling memberi dan menerima. Saling mendukung satu dengan lainnya. Sehingga terjadi interaksi aktif dalam belajar. Pertukaran ilmu pengetahuan, akan menajamkan ingatan akan suatu ilmu. Semakin diasah, maka ilmu tersebut semakin tajam.

b. Belajar bersama teman sekelas atau kelompok. Kami dapat berdiskusi dan bersinergi dengan teman. Masalah pelajaran dapat dipecahkan secara bersama melalui diskusi. Berdiskusi dapat bertukar pikiran dan jajak pendapat untuk memeroleh pemahaman serta solusi dalam penyelesaiannya. Dari kegiatan ini, kami dapat saling menghargai pendapat satu dengan lainnya. Rasa sosial diantara kami akan terbangun dengan sendirinya

c. Quetion (pertanyaan) yang tidak dapat diselesaikan secara mandiri maupun kelompok, dihimpun dan ditulis di kertas. Pertanyaan tersebut dapat meminta bantuan kepada kakak kelas, searching google, dan atau diajukan kepada guru pengampu mata pelajaran melalui wathshap ataupun tulisan. Secara tidak langsung, membelajarkan kepada kami untuk belajar terampil dibidang IT (Ilmu Teknologi).

Selain kegiatan daring dan luring yang bersifat formal, aku dapat tergabung di kegiatan SasiSabu. Di SasiSabu, aku banyak belajar dunia literasi. Literasi digital, literasi numerasi, literasi sains, literasi fnansial, literasi spiritual, literasi budaya dan kewargaan, dan literasi baca tulis. Sangat kompleks, deh.

Di SasiSabu, tiga kali belajar melalui zoom meet dan sebulan melalui wathshap group. Selama bimbingan, peserta dilatih untuk menghasilkan karya. Karya tersebut diterbitkan dan berISBN. Ilmu yang diperoleh dari kegiatan tersebut, dapat ditularkan kepada saudara dan teman. Sehingga dapat menggugah literasi. Dengan berliterasi, dapat berkarya, memeroleh ilmu pengetahuan dan wawasan, serta dapat berbagi. Berliterasi juga dapat mempererat tali silaturrahim dan menambah saudara dari berbagai penjuru nusantara.

Banyak hikmah yang diperoleh di masa Pandemi ini. Meskipun belajar dilakukan secara daring dan luring, namun tidak memupuskan harapan dan cita-cita kami. Daring dan luring, melatih kemandirian dan keberanian kami. Melatih kami untuk kreatif dan inovatif. Niat awal adalah menuntut ilmu. Dengan niat menuntut ilmu, maka kemuliaan akan didapat. Selain itu, memerangi kebodohan. Bagaimanapun juga, perkembangan dunia ada pada generasi saat ini. Bila generasinya rusak, maka negara pun ikut rusak. Bila generasinya baik, maka negara pun baik, aman, damai, dan sejahtera.

PROFIL PENULIS

M. Syafiq Wildan Madani adalah seorang anak laki-laki yang lahir di Kabupaten Jember pada tanggal 6 September 2005. Dia adalah anak sulung dari dua bersaudara. Dia memiliki adik perempuan yang bernama Vina Dzakiyyatun Nisa’. Ibunya bernama Ummi Royhana, S.Pd., M.Pd.I., M.Pd. ayahnya bernama Masudi, S.Pd., M.Pd.

Pendidikan dasarnya di MIN. 02 Jember. Sekarang dia sedang menempuh pendidikan di sebuah pesantren. Tak ketinggalan juga dia menempuh pendidikan di MTs. Irsyadun Nasyi’in. Sekarang dia berada di kelas sembilan. Pelangi di Pesantrenku, merupakan karya perdananya.

Hobinya bermain catur selalu mengiringinya di saat waktu senggang. Selain itu, dia juga hobi menggmbar. Dia dapat dihubungi melalui WA. 085204952649. e-mail [email protected].

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post