Mochamad Fadjri

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Kodok Kehilangan Ekor

Judul: Kodok Kehilangan Ekor

Penulis:Mochamad Fadjri

Jenis:Cerpen

Sekolah:SMPN 98 Jakarta

KISAH KODOK YANG KEHILANGAN EKOR

Di sebuah kolam yang indah dan jernih, nampaklah sekumpulan kodok tengah melakukan berbagai macam aktifitasnya masing-masing.

Ada yang sekedar berbaring menatapi sinar matahari, berenang-renang, ada pula yang melompat-lompat dari tepian kolam ke tengah kolam.

Namun tiba-tiba salah satu dari mereka ada yang berteriak dengan agak keras;

“Kemanakah ekor yang kita miliki sewaktu kita jadi berudu dulu?”Tanya satu ekor kodok.

Kodok lainnya yang mendengar pertanyaan itu, mendadak menghentikan aktifitas mereka masing-masing. Tak ada yang bisa menjawab.

Lalu lewatlah seekor kadal yang pernah putus ekornya, dan saat itu ekornya yang baru tumbuh bercabangdua. Kodok-kodok itu pun curiga,

“Mmmm…mungkin si kadallah yang telah mencuri ekor kita secara diam-diam,” pekik seekor kodok yang palingkecil.

Beberapa kodok tampak manggut-manggut mengiyakan saja.

“Benar, pastilah ekor kita dahulu dicuri kadal”

Seekor kodok yang paling besar menegur si Kadal,

“ Hey, kadal yang tidak tahu malu, kembalikan ekor kami yang kalian curi” teriaknya lantang.

Kadal yang tadinya tenang, tampak geram sambil menjawab.

“Hahahaha, kodok yang mudah berprasangka…darimana kalian tahu kalau kami yang mencuri ekor kalian dahulu, mana buktinya?”

Para kodok tampak bingung dan saling memandang kesesamanya.

“Cobalah sedikit berfikir sebelum menuduhkan apapun. Ekor kami hilang juga tapi bukan dicuri, tetapi kami sendirilah yang melepaskan-nya karena menghindari bahaya. Sedangkan ekor kalian hilang, karena kalian berubah bermetamorfosis dari fase kehidupan di air ke kehidupan di darat.“ Si kadal memberi penjelasan.

“Allah menghilangkan ekor kalian. Agar kalian tidak kerepotan berjalan melompat di darat.Tapi Allah sangat baik sekali tidak menghilangkan selaput renang diantara jari kaki kalian agar kalian dapat berenang dengan cepat di dalam air. Ingatlah menuduh tanpa bukti itu artinya tidak baik,” si kadal mengingatkan dengan bijak.

Para kodok memperhatikan sela-sela jari kaki mereka dan tersenyum. “Alhamdulillah,terimakasih temanku Kadal yang bijaksana. Kami seharusnya bersyukur telah dikaruniai sesuatu yang luar biasa. Kami bisa hidup di dua alam. Di darat dan di air”.

Para kodok dan kadal saling bersalaman, mereka bersama-sama menghabiskan waktu dengan saling berbagi cerita dan pengalaman, hingga sinar matahari mulai terasa menyengat teriknya.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post