Usia remaja. Merupakan usia transisi anak anak menuju dewasa. Tak dapat berpikir jernih. Yang disebabkan oleh perkembangan otak dan hormon. Faktor hormonal sebagai penyebab perubahan perilaku dan pola pikir remaja. Diusia remaja, kita hanya ingin bersenang-senang. Yang ada dipikiran kita "para remaja". Kita ingin tampil keren, gaul, dan punya banyak teman. Tanpa berpikir resiko dan akibatnya nanti. Faktor lingkungan dan pertemanan dapat membentuk pola pikir dan perilaku kita. Perteman mungkin sering disebut sebagai circle. Circle yang toxic sering menjerumuskan remaja, ke dalam jurang penyesalan. Banyak sekali teman-teman, yang melakukan hal nakal alasannya diajak teman. Ternyata teman sangat berpengaruh. Dan itu juga terjadi kepadaku.

Ceritaini berawal pada saat aku berumur 12 tahun. Circle ku terbentuk dari teman masa kecil. Teman yang bersamaku mulai masa TK. Kami menyebutnya sebagai zahrat jamila. Yang artinya bunga yang indah. Circle ini diisi oleh, Nafa, Dila, Bella dan aku. Aku bukan anak orang alim. Tapi soal agama ayah dan ibu sangat ketat. Ditambah lagi aku anak bungsu. Saudara ku pasti sangat mengawasi ku. Aku dan teman-teman ku, selalu berkumpul di depan rumah. Tepatnya di garasi mobil depan rumahku. Kita berkumpul bukan hanya sekedar iseng. Kami sering sekali mengerjakan tugas bersama. Disaat teman temanku datang. Kakakku selalu tertawa. Karena mereka memanggil ku, dengan sedikit teriak dan bernada. Seolah olah mereka bernyanyi. Lantas aku keluar untuk menghentikan suara mereka. Kita punya hobi berbeda, dan sekolah yang tak sama.

Di saat adzan ashar berkumandang. Aku dan teman-temanku selalu datang ke masjid. Kami menyapu dan setelahnya, zahrat jamila berlomba menunjukkan suara indah saat membaca Alquran. Saat saat yang indah tersimpan di ruang kepalaku. Suka dan duka kita lewati bersama. Sampai ketika zahrat jamila terpisah karena masalah menerpannya. Kedatangan orang baru dan menghempaskan teman lama. Bella lama tak terlihat oleh mata. Ternyata dia pergi jauh untuk sekolah. Awalnya aku tak terima akan kedatangan teman baru. Akan tetapi Dila meyakinkan ku. Bahwa sifa anak baik baik. Semenjak sifa datang, circle ku mulai agresif. Nafa dan Dila mulai sering marah, gampang tersinggung dan sedikit genit. Begitupun dengan diriku. Aku mulai suka berkelahi. Kata kata kasar mulai terlontar. Akan tetapi aku baru sadar. Aku dan teman temanku mulai berubah. Sifa, Nafa dan Dila suka bermain dengan kaum lelaki. Jika hanya sekedar bermain tidak masalah. Akan tetapi nama orang tua pasti dibawa bawa. Dan pastinya lambat atau cepat, mereka akan mengenal dunia pacaran. Kita mulai mengenal media sosial. Dan entah mengapa, yang mereka cari adalah pornografi. Nafa dan Dila mengajak ku menonton bersama. Aku bingung kenapa mereka suka?

Pada suatu malam, aku bersama Nafa mengantar teman Nafa bernama Putri. Aku tak tahu mau kemana. Ternyata putri bertemu kekasih nya. Tepatnya di lapangan gelap. Aku takut ketahuan ibuk, nanti dikira aku yang pacaran. Aku menarik Nafa pergi. Tapi dia tak mau, aku pergi sendiri dan lari sekencang-kencangnya. Mereka terbawa hawa nafsu. Hingga memperbolehkan lawan jenis menyentuhnya. Dan baru sadar, aku terbawa arus pertemanan Yang negatif. Secara perlahan aku mulai menjauh. Aku merasa karakter mereka berubah. Bella kembali dari madrasah tempat dia menimba ilmu. Kita berkumpul di masjid untuk shalat berjamaah. Disaat circle kita bersatu kembali. Kenapa rasanya tak sama? Aku dan Bella mengeritik yang dibicara Nafa dan Dila. Tidak sepantasnya bicara kotor dirumah Allah. Nafa bilang Bella sok alim. Aku dan Bella bercerita tentang perubahan ini. Dan pertemanan kita hancur. Aku tak dapat mengubah bubur jadi nasi kembali. Mereka keras kepala. Circle kita mulai renggang.

satu tahun berlalu. Sifa membawa teman. Dia bernama Sasa. Awalnya aku kira, Sasa akan menjadi seperti aku dan Bella. Penasehat disaat kita salah. Dia terlihat alim dan pendiam. Ternyata tidak dia sama saja. Sasa menyukai teman dari Nafa. Tapi sebelumnya dengar dengar dia suka padaku. Aku takut karena itu dapat menimbulkan fitnah. Lagi pula dalam agama itu dosa. Sasa menginginkan posisiku. Karena aku selalu jadi sorotan. Dia mengadu domba aku, Nafa dan Dila. Aku menjauh dari mereka untuk sesaat. Aku menangis sejadi jadinya. Kenapa? kenapa kalian percaya pada orang baru. Kalian anggap aku apa. Disaat malam hari aku shalat tahajud. Berdoa dan menangis, di dalam doaku. Aku meminta jika mereka baik dekatkanlah, jika mereka buruk untuk ku jauhkanlah. Ya Allah ganti kan lah teman yang lebih baik dari mereka. Allah mengabulkan nya.

Aku bertemu dengan teman baru yang positif. Kami disatukan karena nilai 100. Semenjak berteman dengan mereka. Aku merasakan zahrat Kamila hadir kembali. Tetapi dengan orang yang tak sama. Kami bersaing untuk mendapatkan peringkat terbaik. Kita sepakat untuk bersaing dalam kebaikan. Satu tahun kita lewati bersama. Pada suatu ketika ada berita. Bahwasannya ada anak hamil di luar nikah. Berita itu mulai menyebar. Setelah ditelusuri ternyata lingkungan pertemanan akibatnya. Awalnya berteman kelamaan malah nyaman. Pertemanan sangat berpengaruh, apalagi diumur remaja. Orang dewasa saja bisa dibawa arus zaman. Apalagi kita. Penanaman agama, dan pengawasan orang tua sangat lah penting. Cermat lah dalam bertemanan. teman positif akan membawamu ke banyak hal positif. Jika kamu berteman dengan penjualan parfum. Maka kamu akan wangi parfum. Jika kamu berteman dengan orang pedagang ikan. Maka bau mu akan seperti ikan.