Perpustakaan Adalah Sumber Utama Mencari Pengetahuan
Ada kalimat bijak terkenal yang mengatakan bahwa: “buku adalah jendela dunia”. Sejauh ini belum ada literatur yang mengulas tentang awal mula kalimat bijak tersebut muncul. Hanya saja kalimat tersebut seolah menjadi pemahaman bersama yang berlaku secara umum di seluruh dunia.
Ketika kita membuka buku maka kita seperti membuka jendela dunia dan melihat banyak hal yang tidak diketahui serta hal baru yang menambah cakrawala pengetahuan kita. Setelah membuka, kita perlu membacanya sebab tanpa membacanya kita tidak akan mengalirkan pengetahuan. Untuk itu dengan kegiatan membaca buku akan selalu selaras dengan pepatah ini.
Dengan membaca buku, kita bisa mendapatkan beragam pengetahuan yang belum kita ketahui. Sehingga wawasan kita semakin bertambah. Jadi itulah makna buku adalah jendela dunia. Makna tersebut menggambarkan betapa pentingnya buku karena memberikan banyak pengetahuan kepada manusia.
Dari berbagai tempat dan sumber yang menyediakan buku, maka perpustakaan adalah tempat paling ideal bagi kita untuk mendapatkan akses dalam membaca buku. Hal ini disebabkan karena keterbatasan pelajar untuk bisa membeli seluruh buku yang diinginkan. Sedangkan perpustakaan adalah tempat yang memang menyediakan berbagai macam dan jenis buku untuk dibaca. Kita bisa meminjam buku melalui berbagai jenis perpustakaan, seperti: perpustakaan sekolah, perpustakaan daerah yang ada di tempat tinggal kita, bahkan perpustakaan nasional yang ada di Jakarta.
Persaingan Buku dan Gadget
Pada jaman sekarang, keinginan untuk membaca buku secara fisik mendapatkan tantangan, dengan makin merebaknya penggunaan gadget di kalangan pelajar. Gadget merupakan teknologi yang sudah tidak asing lagi bagi anak-anak. Pada usia 6-12 tahun, anak-anak sudah dapat menggunakan dan mengakses gadget mereka dengan sangat baik. Bahkan mereka tidak membutuhkan waktu lama untuk mempelajari cara menggunakan beragam aplikasi dan konten yang ada pada gadget mereka.
Ilmu pengetahuan juga merupakan salah satu aspek bekal terbaik untuk masa depan setiap anak. Pada era teknologi ini, gadget merupakan salah satu teknologi yang dapat mendukung berkembangnya wawasan ilmu pengetahuan yang dimiliki anak. Hal ini pun menjadi salah satu alasan yang membuat kebanyakan anak lebih memilih untuk mendapatkan informasi melalui gadget mereka dibandingkan dengan membaca sebuah buku.
Karena hanya melalui sebuah gadget, beragam informasi pun dapat diperoleh dengan sangat cepat tanpa ada batasan waktu dan lokasi. Selain itu, informasi yang ditampilkan pada gadget cenderung lebih menarik secara desain visual dibandingkan sebuah buku yang kerap lebih fokus kepada tulisan dan isi dari informasi tersebut.
Meskipun secara visual gadget berada satu tingkat di atas buku, akan tetapi buku tetap memiliki nilai lebih tersendiri dibandingkan gadget. Buku merupakan salah satu media untuk memperoleh informasi dan ilmu pengetahuan yang terbaik bagi anak. Buku juga dapat menjadi sarana untuk memperoleh informasi secara lengkap dan detail bagi setiap anak. (Hastri Rosiyanti, Universitas Muhammadiyah Jakarta, 2018)
Berdasarkan beberapa penelitian yang sudah dipublikasikan, berikut ini adalah manfaat yang diperoleh seorang anak melalui budaya membaca buku :
1. Memberi kekuatan bagi memori otak
Menurut Presiden dan Direktur Penelitian Haskins Laboratories, Key Pugh, PhD., dibandingkan menonton televisi atau mendengarkan radio, membaca dapat memberikan pelatihan yang berbeda. Dengan membaca buku, bagian otak dapat mengembangkan fungsi otak untuk mengingat lebih baik lagi, dapat meningkatkan kemampuan imajinasi, bahasa dan pembelajaran asosiatif. Key Pugh menyimpulkan bahwa, kebiasaan membaca dapat memacu otak dalam berpikir dan berkonsentrasi. (cnnindonesia.com,2018)
2. Menambah kosakata bagi anak
Penelitian dari New York University (NYU) School of Medicine menyatakan bahwa anak-anak yang dibiasakan untuk membaca buku pada usia dini akan tumbuh dengan kosa kata yang lebih banyak dibandingkan dengan anak seusianya. (cnnindonesia.com,2018)
Faktanya, anak-anak yang menggunakan gadget sebagai sumber ilmu pengetahuan cenderung memiliki kebiasaan membaca yang kurang teliti dan mendetail. Sehingga anak-anak tersebut tidak dapat memperoleh ilmu pengetahuan dan informasi tersebut secara keseluruhan.
Sedangkan anak-anak yang menjadikan buku sebagai sumber ilmu pengetahuan mereka cenderung memiliki kebiasaan membaca yang lebih teliti dan mendetail. Sehingga mereka dapat memperoleh ilmu pengetahuan dan informasi secara keseluruhan dengan baik.
Apakah Buku Adalah Jendela Dunia?
Selanjutnya yang dibahas adalah kebenaran pepatah tersebut. Untuk membuktikan kebenaran bahwa buku adalah jendela dunia, kita harus menemukan fakta-fakta yang mendukung pepatah tersebut. Benarkah buku akan membawa kita pada beragam pengetahuan?
Bila berdasarkan pengalaman tokoh tertentu, buku tidak bisa dilepaskan dari keseharian mereka. Tokoh pertama berasal dari Indonesia yaitu B.J. Habibie. Dalam penjelasan Gerakan Literasi Nasional oleh Kemendikbud, B.J. Habibie disebut sebagai sosok yang gemar membaca.
Presiden Republik Indonesia ketiga sekaligus orang pertama yang menciptakan industri pesawat di Indonesia ini sempat menyebut buku adalah cinta pertamanya. Ia dikenal sebagai orang yang membaca buku apa saja seperti ensiklopedia, novel, kamus, dan sebagainya. Lahir di keluarga cukup berada, Habibie memiliki akses untuk mendapatkan buku yang diinginkan. Melalui buku, ia belajar Bahasa Belanda.
Pengalaman Habibie ini menegaskan makna buku adalah jendela dunia. Buku memberikannya pengetahuan tentang Bahasa Belanda hingga akhirnya ia mahir menggunakan bahasa salah satu negara di kawasan Eropa tersebut.
Tokoh Indonesia lain yang gemar membaca buku adalah Maudy Ayunda. Selain menjadi artis, ia mempunyai rekam jejak pendidikan yang gemilang. Kesuksesannya di bidang pendidikan dan dunia hiburan salah satunya karena ia senang membaca buku.
Pernah mendengar nama Oprah Winfrey, Mark Zuckerberg, Bill Gates, Jeff Bezos, atau Elon Musk? Mereka adalah tokoh dunia yang gemar membaca. Mereka membangun kesuksesan salah satunya dengan membiasakan baca buku. (Junika Kasih, Gramedia.com, 2018)
Dalam ulasan yang diterbitkan oleh Gramedia.com, pendiri Facebook Mark Zuckerberg membiasakan baca buku sekali dalam dua minggu. Ia biasanya membaca buku tentang teknologi, kebudayaan, sejarah, dan kepercayaan.
Kemudian ada Oprah Winfrey. Perempuan yang membawakan acara bincang-bincang The Oprah Winfrey Show selama bertahun-tahun. Oprah tergolong senang membaca buku, menurutnya buku selain memberikan pengetahuan juga jalan menuju kebebasan. Bahkan ia membentuk klub buku sendiri. Adapula sosok Jeff Bezos, pendiri situs Amazon. Ia adalah satu dari sekian tokoh yang gemar membaca buku.
Makna buku adalah jendela dunia bisa jadi diragukan saat ini. Mengingat internet menyediakan banyak informasi. Baik buku maupun internet sama-sama menyajikan banyak informasi dan pengetahuan. Hanya saja dengan adanya internet, informasi ditampilkan jauh lebih menarik. Sehingga timbul pertanyaan, bagaimana buku di tengah arus informasi digital seperti sekarang?
Ternyata, buku masih menjadi andalan sumber pengetahuan yang akurat. Banyak informasi di internet nyatanya tidak didukung dengan keakuratannya. Bahkan di dunia pendidikan tinggi, buku adalah sumber referensi utama dalam penulisan karya ilmiah. Sumber yang berasal dari internet paling tidak direkomendasikan untuk digunakan. Apabila digunakan maka harus memenuhi kriteria tertentu yang menunjukkan sumber dari internet tersebut memang kredibel.
Era digital juga melahirkan ebook atau buku digital. Ebook dan buku fisik memang memberikan pengetahuan yang sama akuratnya ketimbang sumber informasi dari internet. Akan tetapi adanya ebook sedikit mengubah perilaku manusia dalam membaca buku karena ebook lebih praktis digunakan daripada buku fisik.
Faktanya, buku fisik masih menjadi favorit masyarakat. Tak banyak yang menggunakan ebook. Di antara kelebihan-kelebihan ebook, masyarakat lebih memilih buku fisik. Bahkan generasi milenial memilih buku fisik. (https://www.quora.com/What-is-the-future-of-reading-Ebooks-or-conventional-books, 2015).
Sebuah lembaga sempat membuat penelitian tentang hal ini di Amerika Serikat dan Inggris. Ingenta melakukan survei kepada responden berusia 18-34 tahun. Hasilnya adalah di tahun 2014, 71 persen responden setidaknya membaca satu buku fisik dan sisanya membaca ebook. (penerbitbukudeepublish.com, 2017)
Seorang dokter anak bernama Perri Klass pernah melakukan penelitian penggunaan ebook. Hasilnya ternyata ebook kurang berdampak baik untuk kecerdasan anak. Kemampuan anak dalam memahami teks akan terhambat bila sering membaca ebook ketimbang buku fisik. Selain itu ebook tidak meningkatkan minat baca. (penerbitbukudeepublish.com, 2017)
Fakta-fakta ini menunjukkan buku masih bertahan di tengah kencangnya arus informasi di dunia digital. Selama ini dunia digital yang serba mudah cenderung digunakan oleh masyarakat untuk mendapatkan informasi dan pengetahuan. Apalagi digunakan oleh kaum muda yang lebih mudah beradaptasi dengan perkembangan teknologi. Namun sebagai sumber pengetahuan yang akurat dan terpercaya, buku adalah jawabannya.
Marilah kita sebagai pelajar memilih sikap yang terbaik untuk gemar membaca buku. Di tengah kemajuan teknologi dan maraknya penggunaan gadget yang semakin mudah mengakses informasi, tetap tidak bisa menggantikan peranan dan keberadaan buku. Di sekolah dan di tempat kita pasti terdapat perpustakaan. Tanpa mengeluarkan biaya yang mahal, perpustakaan pasti mampu menyediakan buku-buku pilihan yang akan bermanfaat bagi para pelajar. Rajinlah datang dan membaca buku di perpustakaan. Niscaya kita semua akan menjadi pintar dan cerdas seperti bapak BJ. Habibie dan Mark Zuckerberg yang menjadi orang hebat di bidangnya karena kegemaran mereka dalam membaca buku.
---***---
Biodata Penulis:
Namaku adalah Maurizio Naftael Hanani, biasa dipanggil Zio. Aku lahir di Bandung, tanggal 8 April 2011. Sekarang aku sekolah di SMP Kristen Kanaan Cianjur. Teman-teman bisa menghubungi aku melalui kontak e-mail: [email protected] atau WA: 0895-3852-77553
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar