Maura Hasni Nauli Siregar

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Cabut Gigi

Cabut Gigi

Kedua gadis adik kakak itu bermain kejar-kejaran di taman. Kakak mengejar adiknya yang berusaha lari darinya.

"Hap! Ketangkap!" seru Kayla, si kakak.

"Allahuakbar Allahuakbar"

"Eh, sudah adzan Magrib. Pulang yuk, kak!" seru Lala mengelak.

"Curang ih. Tapi, ya sudah. Ayo pulang!" ajak Kayla sambil mengandeng tangan adiknya.

Mereka pulang ke rumah bersama. Matahari yang tenggelam menemani perjalanan mereka.

"Assalamualaikum!" seru salam keduanya ketika sampai di rumah.

"Waalaikumussalam." Ayah dan bunda membalas salam kedua putri mereka.

"Ayo, ambil air wudhu, kita sholat berjamaah." Perintah Ayah.

Kayla dan Lala mengganguk menurut. Mereka berdua mengambil air wudhu dan sholat berjamaah bersama ayah dan bunda.

Setelah sholat, Kayla kembali ke kamarnya untuk mengerjakan PR sekolah.

Tok tok tok

"Kak Kayla." Panggil Lala muncul dari balik pintu sambil membawa guling. Dia sudah memakai baju tidur.

"Kenapa La?"

"Kak, gigi aku sakit ..." Rengek Lala sambil menunjukkan giginya.

"Sini, kakak lihat!"

Lala mendekat ke kakaknya. Melihatkan gigi yang menurutnya sakit dan tidak nyaman. Kayla memperhatikan gigi adiknya. Kayla melihat bekas coklat di dalam mulut Lala.

"Wah, ini giginya goyang, La. Kok, ada bekas coklatnya?” tanya Kayla.

"Aku tadi makan coklat. “ Tapi, hah? Gigi aku goyang? Kenapa?" tanya Lala polos.

"Ya ..., Goyang. Itu harus di cabut." Jelas Kayla.

"Nggak mau! Nggaaakkk!!" seru Lala sambil menutupi mulut dengan tangannya. Dia ketakutan.

Karena mendengar teriakan Lala, ayah dan bunda mendatangi kamar Kayla. "Ada apa Kayla, Lala? Sudah malam kok teriak-teriak." Tanya bunda.

"Ini Bun, gi ..." Dengan cepat, sebelum Kayla menyelesaikan kata-katanya, Lala menutup mulut kakaknya.

"Maksud kakak, tadi aku kaget karena melihat tikus di kamar kakak." Elak Lala berbohong. Kemudian dia menyengir.

"Oh, gitu. Di bersihkan kamarnya Kayla! Biar nggak ada tikus." Peringat bunda sebelum ayah dan bunda pergi dari kamar Kayla.

Lala menarik tangannya kembali. Kayla mengatur napasnya yang tersengal karena mulut dan hidungnya di tutup tiba-tiba di tutup oleh sang adik.

"Apa sih Lala?!" protes Kayla kesal.

"Jangan bilang Bunda sama Ayah!" pinta Lala memelas. Kayla mengernyitkan dahinya binggung.

"Nanti sakit lho, dek." Ucap Kayla memperingati. Lala terdiam.

***

Keesokan harinya.

Kayla mencari bunda yang sedang menyirami tanaman. "Bunda."

"Ya? Kenapa Kayla?" tanya bunda berhenti menyiram.

"Lala giginya goyang. Makanya tadi malam dia teriak. Dia juga nggak mau ngasih tau Bunda dan Ayah karena takut di cabut giginya." Cerita Kayla.

"Lho kenapa? Sudah mau patah?" tanya bunda lagi. Kayla mengganguk. "Nanti biar Ayah yang nasihati Lala." Kata bunda. Lagi-lagi, Kayla mengganguk.

Sore itu, Lala hanya diam di ruang tengah sambil melihat kartun. Ayah yang sudah mengetahui gigi Lala yang goyang mendekatinya.

"Lala lagi apa?" tanya Ayah basa-basi.

"Nonton kartun." Jawab Lala singkat.

"La, sebelum tidur, Lala ngapain aja?"

"Buang air kecil, sholat Isya' dulu yang pasti, menata buku ..."

"Kalau gosok gigi? Kamu gosok gigi, nggak?" tanya Ayah sambil mengelus rambut putri bungsunya.

"Kadang-kadang,"

"Kok gitu? Nanti giginya bolong-bolong, ada kumannya," nasihat ayah menunjukkan raut pura-pura tidak tahu.

"Iya, Yah." Jawab Lala. "Ayah, gigiku goyang. Sakit, menggangu banget." Akhirnya, Lala jujur pada ayahnya.

"Oh, ya? Coba sini Ayah lihat." Lala memperlihatkan giginya yang goyang.

"Iya, La. Itu harus di cabut. Besok ke dokter gigi, ya?"

"Nggak! Lala nggak mau! Cabut gigi itu sakit banget." Tolak Lala menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Kata siapa? Nggak sakit, kok." Ujar ayah menenangkan putri manjanya.

Kayla tersenyum jahil saat mendengarnya. Ia pura-pura lewat, lalu, mengisi air ke gelas dan meneguknya. Kayla menaruh gelas di meja.

"Aduh ..., Sakit banget, dokternya galak banget sih. Alat-alatnya juga besar banget." Kata Kayla menakut-nakuti.

Lala yang mendengar bergidik ngeri. Dia menggeleng cepat.

"Kayla. Tadi kamu yang mengajak Lala biar cabut gigi. Kok sekarang nakut-nakutin?" tegur bunda sedikit marah.

"Bercanda Lala. Itu nggak sakit, kok. Dokternya juga baik banget, ramah. Hahaha ..."

"Oke, besok kita ke dokter gigi, ya?" tanya Ayah sekali lagi. Dengan berat hati, Lala mengganguk.

***

Sesuai kata Ayah, pagi ini mereka berempat ke dokter gigi. Lala sedari tadi masih takut kepikiran candaan Kayla tentang copot gigi. Walaupun Kayla sudah bilang itu hanya bercanda. Ini kali pertama Lala copot gigi.

Meskipun takut, Bunda, Ayah, dan Kayla hanya menunggu di luar ruangan. Membiarkan Lala sendiri bersama dokter gigi dan asisten dokter gigi. Selain itu, mereka ingin melatih keberanian putri bungsu mereka.

“Halo adik manis. Namanya siapa?” tanya wanita paruh baya ramah yang sepertinya si dokter gigi.

“Ha-halo Dokter, a-ku Lala.” Jawab Lala takut-takut.

“Lala cantik, giginya goyang, ya? Tadi, Bundanya Lala sudah cerita sama Dokter.” Lala mengganguk ragu. “Nggak usah takut. Dokter nggak gigit, kok.” Canda dokter.

Dokter menyuruh Lala naik ke kasur. Dokter dan asistennya menyiapkan alat-alat untuk mencabut gigi. Gadis cilik berusia 8 tahun itu bersusah payah meneguk lidahnya. Dokter tersebut kembali sambil membawa alat cabut gigi. Lampu di atas Lala di hidupkan, dan di arahkan ke mulutnya.

“Mana giginya yang goyang?” tanya Dokter. Lala membuka mulutnya dan menunjukkan giginya yang goyang. Sang dokter mengganguk paham.

“Jangan takut, ya! Sebentar.”

Dokter mulai mencabut gigi Lala. Perawat itu berdiri membawa nampan membawa alat yang lain dan kapas. Beliau yang menyadari ketakutan Lala, menceritakan sebuah donggeng pada gadis itu, sehingga, fokus Lala berubah dan mendengarkan cerita dengan saksama. Dokter tersenyum ketika gigi Lala sudah tercabut.

“Nah, ceritanya selesai bersamaan dengan gigi Lala yang sudah di cabut.” Ujar si perawat. Lala terkejut, lalu menatap dokter yang tersenyum padanya.

“Gigiku sudah tercopot, Dokter?” tanya Lala tak percaya.

“Iya. Ini.” Dokter memberikan gelas berisi air untuk kumur-kumur membersihkan darah.

Lala yang mengerti menerima gelas itu dan menuju wastafel. Dia kumur-kumur membersihkan sisa darah di mulutnya. Setelah bersih, dia menghampiri dokter dan perawat.

“Bu Dokter dan Perawat, makasih banyak, ya. Ternyata, copot gigi itu nggak sakit. Oh, ya, cerita dongengnya juga bagus lho!” celoteh Lala semangat. Dokter dan perawat muda itu pun tertawa mendengar celotehan Lala.

“Iya Lala cantik. Giginya di rawat, ya! Rajin gosok gigi juga!” pesan perawat.

“Siap!” Lala memasang posisi tegak dan hormat.

“Karena Lala baik dan penurut, kami punya hadiah buat Lala.” Dokter mengeluarkan coklat batang di bungkus lucu dari belakang punggungnya, dan menyerahkan coklat itu pada Lala.

“Buat aku? Makasih Bu Dokter!” Lala menerima coklat tersebut.

Setelah selesai, mereka bertiga keluar menemui ayah, bunda, dan Kayla yang menunggu di luar. “Gimana, La? Nggak sakit, kan?” tanya Kayla. Lala menggeleng.

“Nggak lah. Dokternya kan baik, perawatnya cerita dongeng. Terus, Lala di kasih coklat lagi.” Jawab Lala antusias dan ceria. Mereka tertawa mendengarnya.

***

END

Hai, kembali lagi dengan Maura. Hayoo siapa yang waktu masih kecil takut giginya di cabut?

Aku juga mau minta maaf ya, karena jarang up cerita. Aku usahain buat buat up cerita lagi.

Semangat kalian, terima kasih yang sudah membaca. Salam dari Maura.

Assalamualaikum.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Keren ceritanya! Semangat!

01 May
Balas

Terima kasih. Semangat juga buat kamu

01 May

Sama-sama! Siap! Insya Allah, aku akan selalu semangat!

01 May

Aaaa. I like it! Buat lagi! Semangat!! ♡

01 May
Balas

Terima kasih kak. Di tunggu ya!

01 May



search

New Post