Maura Hasni Nauli Siregar

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Bangku Sekolah yang Kurindu

Bangku Sekolah yang Kurindu

Masih teringat bulan Maret, aku membaca info dari grup WhatsApp kelas, pengumuman libur dua minggu. Lalu, di undur sampai bulan April. Namun, kenyataannya libur itu terus berlanjut hingga kini. Kami mengeluh mendengar berita-berita yang beredar baik di grup kelas maupun dari media social dan juga dari televisi. Aku rindu teman-teman sekolah, guru, dan semuanya. Namun, situasi tidak memungkinkan untuk bertemu. Aku sering melihat grafik yang terpapar virus corona di televisi semakin melonjak. Kian hari bukannya berkurang, tetapi makin banyak. Tak mengenal tua atau pun muda, semua bisa terkena.

Semenjak corona melanda dunia, pendidikan pun terkena dampaknya. Sekolah yang awalnya tatap muka, beralih menjadi belajar dari rumah (BDR) dengan menggunakan sistem daring. Ada suka duka belajar dengan metode daring. Apalagi, tidak semua anak memiliki fasilitas belajar yang sama. Belum tentu semua anak memiliki HP sendiri. Jika orang tua berangkat kerja, tentu HP-nya di bawa, bukan? Anak-anak yang tidak memiliki HP pun bisa telat mengirimkan tugas sekolah.

Satu tahun telah berlalu, bulan Maret tahun lalu kami meninggalkan bangku sekolah. Bukan keinginan kami kala itu. Kini aku rindu sekolah. Dulu, saat luring di sekolah, kembali ku rasakan bagaimana belajar bersama di sekolah. Sayang, itu bersesi. Tidak bisa bertemu teman-teman secara lengkap. Tidak sebebas seperti dulu lagi. Aku dan teman-teman tetap semangat dan bersyukur karena sesekali bertemu. Aku senang bertemu teman-teman untuk melaksanakan luring. Apa kalian tahu? Kami semua pun tak ragu untuk berpelukan, meskipun masih pandemi Covid-19. Namun, kami dapat bercanda, bermain, dan belajar bersama-sama.

Bagiku pembelajaran daring kurang menyenangkan. Lebih menyenangkan belajar di sekolah, karena dibimbing langsung oleh guru. Bisa pergi ke perpustakaan bersama, atau sekadar bermain saat istirahat. Namun, itu tidak bisa di lakukan sekarang. Karena, adanya Covid-19. Terpaksa kami harus belajar sendiri, membaca buku sendiri, terkadang tak paham dengan apa yang diperintahkan guru. Sedangkan, orang tua kami pun sibuk bekerja di luar. Sehingga nyaris kami merasa kebingungan saat belajar sendiri di rumah. Sedih. Sampai kapan semua ini berakhir? Akankah kami lulus tanpa mendapatkan pelajaran seperti dahulu? Apakah kami anak-anak yang lulus karena virus yang tak kami kehendaki kedatangannya, dia telah merenggut kebebasan kami.

Pada tanggal 27 Februari 2021 lalu, di sekolahku ada acara Munaqosyah. Meski di harus mematuhi protocol kesehatan dengan 3 M, Alhamdulillah, acara terlaksana dengan lancar. Kami ke sekolah bersama orangtua. Gelak tawa dan senyum menghiasi wajah kami. Tentu saja kami sangat bahagia, setelah sekian lama terkungkung di rumah masing-masing, kami dapat bertemu dengan guru-guru serta teman-teman semua. Paling tidak sedikit banyak mengobati rasa rinduku pada bangku sekolah.

Jujur saja, kadang aku juga telat mengirimkan tugas. Namun, sebisa mungkin aku tetap mengerjakan dan mengumpulkannya. Ah ..., tetapi ada tugas yang kadang terlupakan atau tenggelam di antara tugas-tugas yang lainnya. Aku tetap akan mencarinya dan tugas yang dikirimkan oleh guru.

Bagiku belajar daring banyak sulitnya dari pada mudahnya. Apalagi, sekarang aku sudah kelas 6 SD. Seringkali aku merenungkan perpisahan sekolah yang indah. Bertemu teman-teman satu angkatan, bercerita riang, dan bermain bersama sebelum berpisah nantinya. Yah, aku hanya bisa berharap Covid-19 segera berlalu. Kuncinya adalah berdoa dan sabar.

Sebagaimana yang di terangkan dalam Al-Qur'an Surah Al-Baqarah ayat 286 yang menjelaskan bahwa Allah tidak membebani seseorang melainkan dengan kesanggupannya. Maka dari itu, teruslah berdoa dan berikhtiar kepada Allah SWT, agar pandemi Covid-19 segera berakhir. Agar kita bisa kembali sekolah seperti biasanya.

Walaupun berada di rumah, tidak menghalangi aktifitas kita untuk berkarya. Dalam situasi pandemi seperti ini, aku berhasil menerbitkan buku novel karyaku yang berjudul "The Magic Friends" yang di terbitkan oleh penerbit Semesta Aksara tahun 2020 lalu. Jika kalian bosan, carilah hobi yang setidaknya bisa membuatmu tetap bahagia walau hanya di rumah saja. Misalnya menulis cerita seperti aku atau membaca buku.

Untuk sahabat di seluruh Indonesia, walau belajarnya melalui daring, kalian harus tetap semangat. Tidak boleh mengeluh. Sekarang, jaman canggih. Jika kita rindu dengan teman-teman, kita bisa mengirim chat ke akun media social teman. Bisa juga melalui telepon dan VC. Tetap semangat! Jangan putus asa! Salam sejahtera anak Indonesia.

Profil Penulis

Namaku Maura Hasni Nauli Siregar, biasa di panggil Maura. Aku lahir di Grobogan, 28 Februari 2009. Sekarang aku kelas 6 SD di SDIT Islamic Centre. Papaku bernama Abdul Muis Siregar dan Mamaku bernama Isna Aina Hidayanti. Aku anak ketiga dari tiga bersaudara.

Karya pertamaku berjudul Misteri Hilangnya Cila (Penerbit Ahsyara:2019). Karya keduaku berjudul

Petualangan Di Pulau Cake (Penerbit Mediaguru:2019). Aku juga pernah mengikuti nubar (nulis bareng) dalam buku My Diary dan Gemilang (Rumedia "Rumah Media Grup" tahun 2018).

Hobiku adalah membaca dan menulis cerpen, novel, dan puisi. Cita-citaku adalah menjadi Guru sekaligus penulis yang karyanya bermanfaat bagi orang lain.

Motoku saat ini adalah "one day one book". Kalau kalian mau berkenalan lebih dekat denganku,

bisa melalui Instagram maurahns atau lewat Facebook Maura Hasni Nauli. Aku terima saran dan kritikan dari kalian. Tunggu karya selanjutnya dariku ya! Salam untuk anak-anak hebat Indonesia!

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Aku jg lebih suka belajar luring, tp di rumah jg suka. Soalnya di sekolah aju gk ada ulangan kalau daring

14 Mar
Balas

Keren banget Kak Maura, semoga menang

06 Mar
Balas

Aamiin. Terimakasih

06 Mar



search

New Post