Maulida Mys.

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Orang Lidi

Orang Lidi

Aku duduk. Terdiam. Hari minggu, hari yang membosankan. Mau sih jalan-jalan. Tapi ortuku sedang tidur. Biasalah, capek kerja seminggu ini. Mereka sudah lakukan yang terbaik, jadi aku juga. Dan alasan kedua, aku males. Aku tuh suka ngajak jalan-jalan tapi gak tahu tujuan. Tapi suka aja gitu liat jalanan. Indah sekali ciptaan Tuhan.

Sekarang, aku hanya duduk terdiam di sofa depan tv. Tv-nya menyala supaya tidak sepi rumah ini. Aku tak memegang gawaiku. Aku sudah bosan. Apa yang bisa kulakukan selain bermain game? Hanya itu yang ada di gawaiku. Aku bosan memainkannya. Aplikasi di dalam gawaiku hanya untuk belajar, membaca komik/novel online, sama edit foto. Oh iya, sosmed juga. Dan aku suka ambil screenshot dan mengunduh foto lewat sosmed. Jadi ya…penuh. Memoku, aku harap kamu kuat.

“Apa aku tidur aja ya? Tapi ini masih jam sembilan...” gumamku sambil melihat gawai. “Iya deh.”

Aku menatap langit-langit kamarku. Ada lampu dan cat berwarna abu-abu. Aku masih belum tertidur. Belum lama aku meminum kopi tadi. Karena aku haus dan tak ada jeruk. Biasanya aku akan mengambil sarinya dari jeruk untuk diminum. Segar sekali apalagi ditambah es batu! Maaf bagi kalian yang baca sambil puasa.

15 menit berlalu. Aku hanya menghabiskan itu hanya dengan berbaring. Sama sekali tak bisa tidur. Sudah bolak-balik dari kanan ke kiri, masih tak mengantuk. Itu adalah jalan ninjaku supaya tertidur. Berhadap bolak-balik dengan waktu yang singkat. Aneh memang, tapi tak lama biasanya aku tertidur.

Kali ini tidak.

Akhirnya aku bangkit dari tempat tidurku. Aku menuju meja belajar. Aku ingin mencoba untuk menggambar lagi. Dulu aku suka sekali menggambar, dan aku mulai bosan. Ah...aku memang serba bosan.

Aku membolak-balikkan buku gambarku itu. Sebenarnya...itu bukan buku gambar pada umumnya. Itu hanya buku tulis yang isinya acak. Kadang aku menggambar di situ. Kadang nulis juga. Nulis hal seperti cabe-cabean.

“Eh?” aku terpekik kaget. Tak sengaja aku melihat gambar yang tak asing saat membolak-balik halaman pada buku bersampul kuning nanas ini.

Ini bukannya...gambarku dengan Kira ya? Waktu itu aku kelas enam. Sekarang aku kelas delapan. Dia seharusnya juga. Dan saat itu, kami bersahabat dekat sekali.

Waktu itu, aku suka sekali menggambar. Aku mengajak Kira untuk menggambar juga. Aku menyuruhnya untuk membuat “Orang Lidi” saja. Tentu itu mudah dan lucu. Kita membuat Orang Lidi tersebut dengan versi kita sendiri. Dan Orang Lidi tersebut sedang bertengkar. Dengan wajah yang berekspresi sedang menangis.

Lalu aku menyimpannya di buku tulis ini yang kuanggap buku pertemanan kita.

Aku mengelus-elus kertas itu. Sambil mengingat tentang pertemananku dengannya. Saat belanja bersama di mall, merayakan ulang tahun bersama, di sekolah ataupun di dunia maya, aku tetap bersamanya. Tertawa dan sedih beraduk.

Dia sangat baik. Dia selalu menghiburku di saat aku sedih. Selalu mendukungku saat aku di titik terendah. Aku merasa...dia bukan manusia. Dia malaikat yang sudah ada di surga.

Aku menatap gambar Orang Lidi tersebut. Mereka tampak bertengkar, tapi lucu. Dan mereka berbeda alam.

Secara tak sadar, aku meneteskan air mata. Jika aku membayangkan kejadian itu. Aku sangat sayang padanya. Dia teman terbaikku diantara ratusan murid di sekolah.

Dia meninggal karena penyakit kelainan yang dimilikinya. Ibunya memiliki penyakit diabetes. Jadi Kira lahir secara prematur dan memiliki kelainan yang disebut sirosis hati.

Aku sangat sayang padanya. Kenapa Tuhan harus mengambil dia? Harusnya dia disini. Menemaniku dengan suara dari voice note atau video call. Itu sudah cukup bagiku.

Semoga, kau tenang di sana. Aku selalu menemanimu dengan do’a Kira. Semoga tenang disana ya, malaikatku.

TAMAT.

Hai dapit disini dan ini aipon pro maag—

Maap tidak menerima endorse tapi menerima lightstick.

Bercanda mantemannnn.

Assalamualaikummm!!

Helooo, lama juga ya. Aku itu skrg mayan agak sibuk karna persiapan ujian. Dan sialnya materinya banyak segede cintaku padamu, EAAA. Tpi dua rius materinya banyak. Jadi jarang buka laptop. Ini aja aku buka laptop mama krn laptopku lgi kemusuhan alias rusak.

Sebenarnya aku seringnya buka hp. Buka chat gitu, hanya meladeni teman-teman tersayongku yang tanya tentang try out. Gila bener try out 3 putaran, depresot lurrr. Kirain cuma satu putaran doang, ga percaya bakal ada putaran lagi. Ya Allah…

Curhat gapapa kan? Ngok.

Udahlah ya, komen tentang pendapat kalian tentang ni cerita yang terpendam.

Udh dibikin februari kayaknya, hanya MALAS mengupload. Biasalah, anak muda jaman now. Btw ni cerita agak ngikut sama novel online yg lgi aku baca. Soalnya cerita originalnya agak ga nyambung knp Kira meninggoyyy.

Aku kasih kamus ya.

Prematur itu lahir duluan. Jadi yang biasanya 9 bulan jadi 7 bulan.

Sirosis hati itu kayak gagal hati. Sebenarnya pengen si Kira homeschooling, cuma ya bingung alurnya huehueheu. Dan ini hanya short story jadi yeahh—hehe.

udhlah

Papai semuanaaa

Wassalamualaikum. –lida cantik.

(mau kasi gambar mereka tpi gbs tolong:'( bsk aja klo mulai bisa).

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Eaaa. Maulida. Akhirny kamu nongol jg setelah sekian abad hilang!!!!!!!

16 Apr
Balas

Ho oh, lama kgk muncul

17 Apr

Asekkk, MAKK ANAKMU NGANGENINN /gaya kece

17 Apr

akhir-akhir ini emg banyak kegiatan. sama otak saia lgi ga lancar buat nulis T^T

17 Apr



search

New Post