Kasih Sejati
Bukan tentang seberapa lama seseorang meluangkan waktunya bersama kita, bukan juga tentang seberapa banyak jumlah uang yang ia habiskan untuk kita. Melainkan seberapa tulus seseorang merawat dan membimbing kita, layaknya kasih seorang ibu.
Sembilan purnama silih berganti, Ibu terus menjaga kita di dalam kehangatan raganya. Berjuang untuk mengantar kita melihat indahnya dunia dengan taruhan nyawanya. Menuangkan seluruh kasih sayangnya dalam mendidik kita menjadi pribadi tangguh dan berguna di masa mendatang. Layaknya mentari yang setia menyinari semesta tanpa mengharap balasan. Indah menghangatkan bumi dikala kegelapan menyelimutinya.
Kita tak bisa memilih akan lahir dari “Gua Garba” siapa. Yang pasti, siapapun wanita tersebut adalah malaikat tanpa sayap yang membersamai langkah kita di lorong kehidupan dunia. Tak kan dibiarkannya keburukan dunia menggapai kita. Lihatlah, telinganya siap mendengar setiap keluh kesah. Mulutnya yang mungil selalu mendendangkan lagu merdu dan senyum manis yang menenangkan. Tangannya yang lemah selalu siap menolong setiap kesulitan. Matanya selalu memancarkan sinar yang memberi kekuatan ketika kita goyah. Langkah kakinya adalah kasih sepanjang jalan. Lebih dari semua itu, di dadanya ada hati lembut yang selalu memaafkan apapun kesalahan kita. Di pundaknya yang lemah itu, kita sandarkan setiap permasalahn kita untuk membantu menyelesaikannya. Intinya, Ibu rela melakukan apa saja demi kita.
Apakah kita sudah memberikan balasan yang setimpal dengan pengorbanan yang telah diberikan? Sudahkah kita melakukan yang terbaik untuknya? Sudahkah kita bisa menjadi kebanggaannya? Mungkin beberapa kalimat seperti, “Aku belum pernah mendapatkan nilai terbaik di kelas. Aku tidak mendapat juara dalam pertandingan terakhir. Aku tidak bisa melakukan ini. Aku tidak bisa dibanggakan seperti dia”. Akan terbesit dalam pikiran kita sehingga menjadi alasan untuk berhenti berjuang dan putus asa. Bukankah Ibu adalah sosok wakil yang Tuhan kirimkan untuk merawat kita sejak dini hingga dewasa? Andai seluruh dunia kita persembahkan untuknya, itu tak akan pernah cukup untuk menggantikan kasih dan pengorbannya. Ibu mengenali jati diri kita dengan sangat baik sehingga tidak akan memaksa untuk melakukan segala sesuatu diluar kemampuan kita. Tetapi apakah kita sudah berusaha melakukan yang terbaik? Tidak ada salahnya mencoba melakukan segala hal dengan sepenuh hati. Bukan hasil yang dilihatnya, melainkan seberapa besar daya upaya yang kita keluarkan, seberapa lama waktu yang kita habiskan, seberapa keras kita berpikir untuk membuat Ibu kita bangga. Layaknya seorang Ibu yang telah memberikan segalanya untuk kita, maka kita harus melakukan hal yang sama.
Terima kasih, Ibu. Kehangatan dan kasih sayang yang kuterima, senyuman yang menjadi penyemangatku dalam menempuh setiap perjalanan hidup. Kau beri nama aku Lovely, bukti besarnya cinta yang ibu berikan untukku. Andai seluruh isi dunia kupersembahkan untukmu, tak akan pernah cukup menggantikan air susumu. Hanya doa yang selalu kupanjatkan untuk kebahagiaanmu.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar