Saat ayah masih ada, aku dan keluarga sering menceritakan tentang yang terjadi hari itu. Suatu hari aku mendengarkan cerita tentang masa lalu kedua orang tuaku saat masih duduk di bangku sekolah. Sang ayah bercerita dulu saat bersekolah di kampung yang memiliki kondisi yang bisa dibilang kurang dalam ekonomi. Di keluarga ayah dulu hanya bisa memanfaatkan sepeda untuk pergi ke sekolah yang jaraknya cukup jauh sekitar 10 km. Setiap hari ayah selalu menempuh jarak 10 km hanya untuk bersekolah mencari ilmu pengetahuan.

Sedangkan ibuku bercerita bahwa pada saat masih dibangku sekolah ia harus menempuh perjalanan dengan berjalan kaki untuk pergi ke tempat ujian. Pada zaman dulu di daerah Jakarta Timur, daerah di sana masih berupa sawah yang hanya terdapat setapak jalan untuk dilewati. Selain itu ibu bercerita bahwa dia selalu mendaftar sendiri untuk dia kesekolah. Banyak rintangan yang ibu lalui, tapi ibu tidak pernah menyerah.

Dari cerita kedua orang tuaku aku dapat merenungi segala perbuatan ku yang tidak banyak bersyukur terhadap apa yang sudah aku dapat selama ini. Dan dari cerita ini pun dapat diambil hikmah kenapa aku memilih kedua Orangtuaku menjadi tempat inspirasi dan motivasiku selama ini, karena kita bisa meniru kedua orang tuaku yang gigih dan tidak pernah menyerah serta tidak pernah menyalahkan kondisi kedua orang tuanya untuk bersekolah.

Seharusnya kita banyak-banyak bersyukur, karena dapat bersekolah dengan layak dan sudah banyak perubahan yang dilakukan pemerintah untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Saya berharap dari cerita yang sudah saya sampaikan dapat menjadi inspirasi kita semua untuk selalu bersyukur dan jangan pernah menyalahkan kondisi keluarga kita. Dan jangan pernah sekalipun kalian memarahi orang tua kalian karena ridho orang tua adalah ridho Tuhan.

Jakarta, Jum'at 9 Februari 2024