Khalisya Aqmarina Dwita Sjarif

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Jiji Si Dermawan

Jiji adalah seekor rusa yang tinggal di sebuah kota kecil. Ia memiliki sifat yang sangat dermawan. Jiji selalu membagi makanan atau hadiah ke tetangganya. Tak heran jika para penghuni kota menyukainya.

Pada suatu hari, Jiji berjalan menuju rumah Gaga si gajah. Waktu ia sampai di rumah Gaga, ia mengetuk pintu dengan pelan. “Gaga, ini aku Jiji. Bukalah pintunya.” Gaga segera membukakan pintu untuk Jiji. “Masuklah, Ji. Mengapa kau kemari?” Tanya Gaga. “Ini aku ada sebagian makanan untukmu, aku tau kau sedang kesulitan. Memang tidak banyak, tapi aku sungguh ingin membantumu.” Gaga dengan girang menerima pemberian Jiji. “Terima kasih banyak, Jiji! Kau sungguh dermawan. Kaulah sahabat terbaikku!” “Sama-sama, Gaga.” Jiji tersenyum hangat.

Keesokkannya, Jiji hendak pergi ke pasar. Ia pergi ke pasar untuk membeli beberapa persediaan. Pada perjalanan pulang, Jiji bertemu seekor kancil bernama Komal yang sedang kelaparan. “Terima ini Komal, makan ini untuk menghilangkan laparmu.” Jiji memberikan beberapa apel yang ia beli dari pasar untuk Komal. “Ah, tidak usah sok baik kau, Ji!” Komal melempar apel yang diberikan Jiji hingga jatuh berserakan ke tanah. Jiji dengan sakit hati memungut apel yang tergeletak di tanah. “Tcih! Dasar miskin! Apel sudah jatuh saja masih kau pungut!” Komal tak henti-henti memaki Jiji dengan kejam. Namun, Jiji tetap sabar, ia tak marah kepada Komal. Dengan bersedih hati, Jiji pergi meninggalkan Komal.

Sore harinya, Komal benar-benar kelaparan, ia tidak memiliki uang untuk membeli makanan. “Aku sangat lapar, perutku sangat sakit!” Komal pergi ke pasar untuk meminta beberapa makanan, ia berpikir mungkin ada penjual yang berbaik hati ingin memberikan makanan gratis. Komal pergi ke toko roti Pak Badak, untuk meminta beberapa roti. “Pak Badak, apa boleh kau memberiku beberapa roti ini dengan gratis?” Pintanya. “Apa maksudmu dengan gratis? Roti ini ku buat dengan susah payah, jika kau ingin roti ini maka belilah!” Pak Badak dengan ketus menolak Komal. “Aku tidak punya uang, Pak Badak.” “Kalau tidak punya uang kenapa kau pergi kemari?! Pergi saja sana!” Pak Badak mengusir Komal dengan kasar. Komal pergi dari toko roti dengan berat hati.

Tiba-tiba ia memikirkan apel yang ingin diberikan Jiji untuknya. Ia menyesal atas perbuatan dan perkataannya kepada Jiji, ia seharusnya tak berperilaku jahat kepada Jiji yang ingin menolongnya. Akhirnya, Komal berjalan menuju rumah Jiji, ia ingin meminta maaf atas perbuatan jahatnya kepada Jiji. “Jiji, bukalah pintunya. Ini aku, Komal.” Jiji membuka pintu. “Hai, Komal. Ada apa?” Komal dengan ragu ragu menjawab Jiji. “Aku ingin minta maaf padamu, Ji... Selama ini aku telah berbuat jahat padamu, aku menyesal atas semua perbuatan dan perkataanku kepadamu, Ji...” Komal menundukkan kepalanya. “Tidak apa-apa, Komal. Aku sudah memaafkanmu.” Jiji membalas Komal dengan senyuman yang hangat. Komal benar-benar menyesal karena telah berbuat jahat pada Jiji. “Terima kasih karena telah memaafkanku, Jiji.” “Sama-sama, Komal. Sini masuklah, aku buatkan makanan yang enak.”

Jiji dan Komal pun akhirnya bersahabat dan mereka hidup bahagia bersama selamanya.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post