Kevin Nurul Rizky

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Bab 1 ; Awal Mula

Setelah pulang berburu bersama pamannya, Rommel segera meletakan senapan di kamarnya, serta membersihkan badannya. Lalu ia mulai mengerjakan pekerjaan rumah seperti biasanya. Pamannya yang bernama Hardy selalu jengkel melihat kelakuan Rommel yang selalu mengerjakan pekerjaan rumah setelah pulang berburu

"Hey bocah... setelah kau pulang berburu sebaiknya lupakan semua pekerjaan rumah, lalu gunakan waktu istirahatmu!" Teriak pamannya. "

"Aku tidak peduli apa yang kau ucpakan paman, aku sudah mendengar ocehanmu sebanyak -99 kali. Mungkin ocehanmu yang tadi sudah menjadi ocehan yang ke -100 kali yang aku dengar," Sahut Rommel.

Rommel sedikit kecewa dengan perilaku pamannya yang selalu mengoceh ketika ia sedang sedang mengerjakan pekerjaan rumahnya. Seakan-akan pamannya melarang kebiasaan yang Rommel lakukan.

"Aku hanya ingin kah pergunakan waktu istirahatmu, setelah kau pulang dari berburu," Ucap pamannya. "Ingat bocah! Aku tidak melarang ala yang kau lakukan. Lagj pula, apa yang membuatmu selalu mengerjakan pekerjaan rumah?" Tambah serta tanya dari pamannya.

"Tidak ada alasan yang membuatku untuk selalu mengerjakan pekerjaan rumah ini, Rumah ini adalah salah satu peninggalan yang berharga dari orang tuaku untuk diriku. Jadi melakukan pekerjaan sudah menjadi tanggung jawabku untuk selalu merawat rumah ini," Jawab Rommel. Pamannya yang mendengar jawaban dari salah satu keponakannya itu seketika terdiam, tak ada satupun kata keluar dari mulutnya. Ia baru menyadari bahwa Rommel adalah anak yang rajin serta ingin selalu berbakti kepada orang tuanya, walau kedua orang tuanya tiada saat Rommel masih kecil. Ayah Rommel adalah sang Perwira Angkatan Darat gugur saat menjalankan tugasnya, saat Rommel berusia 5 tahun. Ibu Rommel meninggal saat Rommel menginjak usia ke 10 tahun, karena penyakit yang dideritanya. Paman Rommel atau bisa dipanggil dengan nama Hardy adalah adik dari Ibu Rommel, Hardy juga seorang militer namun ia jarang mendapat tugas atau misi dari atasan sehingga waktu kehidupannya lebih banyak dihabiskan bersama keponakannya yang ia sayangi itu.

Dari kejadian di hati itu, Hardy tidak pernah berceloteh tentang apa saja kebiasaan yang dilakukan oleh Rommel, terutama saat ia dab Rommel pulang dari berburu. Kejengkelannya telah hilang, ia seharusnya bersyukur punya keponakan seperti Rommel.

"Hey bocah... ada yang aku bisa bantu?, Aku merasa bosan hari ini," Tanya pamannya

"Oh ya sepertinya aku perlu bantuanmu, tolong bersihkan daging rusa yang ada di kotak penyimpanan itu," Jawab Rommel. Pamannya bergegas mengambil daging rusa, perintah dari Rommel.

"Kau gila ya, hari ini kita tidak berburu dan darimana asal daging ini," Ujar paman yang heran.

"Kegilaan ini bukan berasal dariku tetapi berasal dari kau paman. Daging rusa ini sisa buruan kemarin, jadi bersyukurlah!" Sahut Rommel sembari menyiapkan bahan masakan.

"Ouh... bururan sisa kemarin ya, pasti rusa ini hasil dari buruanku 'kan?" Tanya paman yang sudah membersihkan dan memotong daging rusa menjadi lebih kecil.

"Jangan mengada-ada, selama 1 bulan ini aku sudah berburu 3 rusa dan 2 domba. Sedangkan kau hanya membawa tangan kosong saat pulang berburu," Jawab Rommel.

"Hehe... sebaiknya kau lupakan itu Rommel. Hmm... aroma dari masakanmu sudah mulai tercium dan aroma ini tidak asing bagiku, kau masak apa?" Tanya pamannya yang penasaran.

"Untuk makan malam hari ini, aku memasak sup daging rusa," Balas Rommel untuk menjawab rasa penasaran pamannya.

"Woahh... itu makanan favoritku, Keja bagus bocah!" Ucap pamannya yang riang hati

Setelah mereka menyelesaikan makan malam, Rommel beserta pamannya berbincang-bincang sambil ditemani teh hangat dan membersihkan masing-masing senapannya, untuk persiapan berburu di esok hari. Saat Rommel membersihkan senapannya, ia tak membiarkan satu pun debu menempel di senapannya. Senapan yang dimiliki Rommel adalah peninggalan dari ayahnya, pertanyaan-pertanyaan yang selama ini menghantui benak kepalanya kembali meneror. Rommel masih heran apa yang sebenarnya terjadi, dan apa penyebab gugur sang ayahnya.Pertanyaan yabg ada di benaknya semakin membesar, tak ambil pusing ia pun memberanikan untuk bertanya kepada pamannya.

"Senapan ini sangat bagus, tapi mengapa ayahku bisa gugur?" Tanya Rommel kepada paman.

Perbincangan yang awalnya hanya dipenuhi tawa, kini menjadi perbincangan yang serius. Saat itu juga pamannya siap untuk menjelaskan apa yang sudah terjadi.

"Ayahmu gugur saat menjalankan tugasnya, kejadian itu tepat 12 tahun yang lalu. Saat ayahmu memimpin pasukan nya untuk melakukan serangan balik untuk memperebutkan wilayah kekuasaan di bagian utara negara ini (Winter land)." Jawab pamqn untuk Rommel

Rommel yang mengetahui penjelasan dari pamannya seketika mulai memahami apa yang sebenarnya sudah terjadi, ia sangat menyimak penjelasan dan sama sekali tidak melewatkan informasi pokok dari konflik yang telah terjadi.

Penyerangan yang dilakukan Ayah Rommel beserta pasukannya terbilang nekat, namun serangan nekat itu membuahkan hasil dan membuktikan bahwa Tentara putih Winter land bisa memukul mundur para Tentara merah Middle land. Hasil dari penyerangan itu tidak berlangsung dengan sempurna, Tentara merah berhasil menduduki wilayah tersebut setelah 2 bulan diperebutkan Tentara putih dengan pasukan 10 kali lipat para Tentara putih.

Konflik antar kedua Negara memanas, Middle land memakasa pemerintahan Winter land untuk segera menyerahkan pula Nordinsel dan beberapa pulau-pulau teluk Winter land. Hali itu membuat Winter land harus berpikir dengan matang, karena Winter land tidak ingin terjadi peperangan yang memakan korban jiwa. Keputusan yang diberikan Middle land kepada Winter land untuk menyerahkan wilayah-wilayah tersebut tanpa perlawanan (secara damai) terbilang singkat, hanya diberi 3 bulan untuk memutuskan penyerahan wilayah itu. Alangkah gilanya, belum mencapai 3 bulan Middle land sudah menyerang Winter land tanpa menyatakan perang. Ibu kota Winter land atau Schnee dibom. Middle land juga berhasil menguasai sebahian wilayah Winter land dengan mudah.

Pertempuran atau konflik ini tidak terdengar di kedua Negara itu saja, tapi sampai terdengar para Bangsa lainnya. Liga Para Bangsa yang mengetahui hal tersebut geram terhadap Middle land. Karena banyak serangan ilegal tanpa menyatakan perang yang membuat rugi pihak Winter land. Liga Para Bangsa memutuskan untuk menendang Middle land dari Organisasi Antarbangsa tersebut. Dari beberapa Bangsa yang ada, bersedia membantu Winter land jikan ingin berperang. Setelah ditendang dari Organisasi Antarbangsa, Middle land bersikeras bahwa mereka tidak memulai peperangan dan hanya ingin mengadakan hubungan yang bersifat damai kepada Winter land untuk menyerahkan beberapa wilayah/pulau-pulau teluk.

Rostislav selaku pemimpin pemerintahan Middle land sangat ingin menduduki wilayah yang ia tuntut itu. Karena wilayah itu adalah salah satu sumber perdagangan, perekonomian dan jalur Internasional yang bagus

Middle land menjadi negara adidaya saat kepemimpina Rostislav, karena Winter land dianggap telah menunda-nunda untuk mengambil keputusan. Middle land menyatakan perang kepada Winter land setelah 3 bulan dibomnya Ibu kota Schnee. Disisi lain, Winter land menganggap Middle land telah melanggar perjanjian untuk mebgambil keputusan. Karena Middle land melakukan serangan ke Ibu kota Schnee sebelum batas keputusan dan jatuhnya lula Nordinsel ke tangan Middle land tanpa menyatakan perang.

Klaus selaku tokoh pemimpin Winter land sepakat untuk menyatakan perang kepada Middle land, walaupun yang dilawan adaalah negara adidaya.

Perbincangan serius antara Rommel dan Pamannya ini berlangsung lama. Pertanyaan-pertanyaan di benak Rommel juga sudah menghilang sebagian, Rommel sudah sangat memahami apa yang sebenarnya terjadi dan informasi-informasi dari pamannya mungkin sudah memenuhi srbagian rasa ingin tahu yang ada di benak kepalanya. Rommel yang sudah lelah bergegas ke kamar tidur dengan membawa senapan yang ia bersihkan, ia juga sangat berterima kasih kepada pamannya yang telah menjelaskan.

"Terima kasih paman, kau sudah mengajak ku untuk berbincang-bincang mengenai banyak hal dan kurasa ini sudah cukup," Ucap Rommel sebelum bergegas ke kamarnya.

"Oh ya... terima kasih kembali. Aku juga sangat berterima kasih, karena kau telah memasak makanan favoritku dan untuk perbincangan serius itu, kurasa sudah waktunya aku untuk memberitahumu ala yang sebenarnya terjadi, karena kau sudah beranjak dewasa," Sahut pamannya sambil menatap jendela.

"Kurasa memang sudah waktunya untuk menjelaskan, dan tugasku itu telah kujalani dengan baik di perbincangan tadi," Gumaman paman sambil menghelas napas. "Oiya, kurasa besok kita sudah bisa berburu kembali, karena badai salju sudah beehenti di malam ini," Tambahan paman untuk Rommel, sebelum mereka berdua bergegas ke kamarnya masing-masing.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post