Kayla Novia Oktavian

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Menapaki Semesta Impian

Menapaki Semesta Impian

Hai, teman-teman! kalian pasti punya impian kan? Pasti punya dong. Semua manusia di seluruh dunia pastilah memiliki impian dan cita-cita. Perlu diketahui bahwa impian dan cita-cita itu tidak harus besar, bahkan dalam bentuk sederhana itu diperbolehkan karena memang kedua hal tersebut tidak mempunyai aturan khusus.

Ketika kecil, kita pasti bisa terbiasa memiliki impian besar, sebut saja ingin menjadi astronot lalu pergi ke bulan, ingin bertemu dinosaurus, bahkan ingin melakukan perjalanan lintas waktu. Impian-impian tersebut adalah mustahil, tetapi apabila kita giat dan serius dalam mencapai dan mewujudkannya, siapa yang tahu?

Nah, pasti salah satu impian di atas termasuk impian kalian juga kan? By the way, kalian tahu gak sih apa itu impian? Secara harfiah, impian adalah sesuatu yang kita mimpikan dan kita inginkan untuk dimiliki. Hasil realisasi dari mimpi ialah impian. Impian juga dapat diartikan sebagai keinginan yang ada di alam sadar yang dapat memicu kita untuk terus hidup menjadi apa pun yang ada di mimpi kita.

Terkadang banyak orang yang menganggap bahwa impian dan mimpi itu adalah suatu hal yang sama. Padahal mereka memiliki makna yang berbeda. Sewaktu kecil saya pun menganggap demikian. Namun, setelah bertambah usia berhasil menemukan sebuah hal yang dapat mengubah cara berpikir saya tentang impian dan cita-cita.

Ketika kita masih kanak-kanak, pertanyaan yang selalu datang menghampiri kita adalah “Cita-citamu pengen jadi apa? “ atau terkadang “Impianmu ingin jadi apa? “. Kadang-kadang jawaban yang kita berikan pun terdengar mustahil. Namun, seiring berjalannya waktu, jawaban yang kita berikan terdengar masuk akal. Namun, perjalanan yang dibutuhkan sangat banyak rintangan.

Sewaktu duduk di bangku Sekolah Dasar, guruku menanyakan apa impianku. Saya menjawab ingin menjadi orang yang sukses yakni memiliki profesi sebagai Menteri Keuangan. Di semester berikutnya impianku pun berubah. Selalu berubah-ubah, hingga pada akhirnya saya pun berusaha untuk mencari jalan agar tidak selalu berubah-ubah.

Teman-teman, apakah kalian pernah mengalami masa dimana impianmu selalu berubah-ubah seiringnya waktu? Pasti jawabannya adalah “pernah”. Pengalaman itu pun juga kudapatkan ketika masa putih-merah dan putih-biru.

Pada masa-masa kita duduk di bangku Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama memanglah masa dimana kita memiliki sebuah impian yang selalu berubah-ubah. Hal tersebut tak memengaruhi keputusanku untuk terus berusaha mewujudkan satu per satu impian-impianku.

Salah satu impianku adalah ingin menjadi dokter yang sukses dan begitu banyak membantu para pasien. Namun, bagaimana cara mewujudkan impian seperti itu? Teman-teman, salah satu cara agar kita dapat mewujudkan impian kita adalah menuntut ilmu. Jika kita tidak memiliki pengetahuan tentang bidang kedokteran apakah kita bisa menjadi seorang dokter? Hanya mengandalkan keterampilan kemungkinan menjadi dokter pun tetaplah kecil.

Apakah kalian pernah kesulitan dalam menuntut ilmu di sekolah? Tentu hampir semua orang mengalami hal yang sama. Cobaan tersebut datang ketika pandemi COVID-19. Ketika saya duduk dibangku kelas 5 SD. Itulah saat awal pandemi COVID-19 berlangsung di negeri ini. Seluruh sekolah diliburkan, KBM ( Kegiatan Belajar Mengajar) diadakan secara online atau daring. Saya sangat kesulitan dalam belajar karena tidak bertemu guru secara langsung, menanyakan materi yang ingin kita ketahui. Hal itu membuat saya bingung. Akhirnya saya mulai mencari solusi dari permasalahan ini.

Saya mencoba berbagai cara yang menurut saya cocok dengan model belajarku. Entah itu melihat video, membaca buku refrensi, atau bimbel. Hal itu saya lakukan dengan harapan nilai saya menjadi bagus. Ternyata solusi itu sangat mujarab. Nilai saya tetap bagus walau sekolah tidak tatap muka.

Cara lain yang dapat saya lakukan adalah menekuni bidang yang sesuai dengan diri sendiri dengan cara mengikuti beberapa lomba. Dari hasil lomba itulah saya dapat mengukur kemampuanku dalam bidang yang sedang ku tekuni untuk menggapai impianku.

Ketika keadaan sekolah masih dalam jaringan, saya mendapat tawaran untuk mengikuti Olimpiade IPA di sebuah sekolah menengah pertama yang menurutku bagus sekali. Untuk mempersiapkannya, saya mempelajari materi yang mungkin akan keluar nanti, mencoba mengerjakan soal-soal Olimpiade.

Persiapan Olimpiade ini, juga diselingi dengan persiapan ujian akhir sekolah. Lagi dan lagi cobaan kembali datang. Saya pun dilanda kebingungan. Bagaimana tak bingung? Siapapun orang yang menghadapi permasalahan seperti ini pasti akan segera memiliki penyakit malas yang menerjang hingga pada akhirnya hasilnya pun tak sesuai ekspektasi.

Setelah pelaksanaan Olimpiade, hasil pengumuman pun keluar. Ternyata aku tak menjadi juara dalam Olimpiade ini. Saya tak akan menyerah hanya karena kegagalan ini. Saya tetap berjuang untuk menggapai impianku. Sebuah kegagalan adalah sebuah pelajaran besar agar menjadi lebih baik.

Apakah kalian pernah berpikir ingin melanjutkan ke jenjang berikutnya di sekolah yang seperti apa? Sekolah mana yang mendukung impian kita? Ketika saya duduk dibangku kas 5 SD berniat untuk melanjutkan pendidikan di SMPN 6 Jember. Namun, hal itu ternyata berbeda dari sebelumnya. Saat mendekati ujian akhir sekolah saya ingin melanjutkan di MTsN 2 Jember. Kedua orang tua saya pun mendaftarkan ke sekolah yang diinginkanku. Pengumuman hasil PPDB ternyata saya diterima di sekolah itu.

Setelah pengumuman hasil peserta didik baru yang diterima, diadakan tes IQ. Dan dari hasil tesnya saya memiliki IQ diatas rata-rata. Saya terpilih menjadi siswi akselerasi atau di sekolah ini biasa disebut sebagai kelas PDCI ( Peserta didik cerdas istimewa). Di sana banyak sekali teman-teman yang cerdas dan pintar. Saya pun sangat senang sekali, karena hal tersebut membuktikan bahwa kemampuanku akan membawaku menggapai impian. Walaupun nantinya dengan kemampuan itu tidak dapat meraihnya, saya tidak akan menyerah.

Teman-teman, begitu banyak lika-liku dalam meraih impian. Di samping itu, saya tetap tidak akan menyerah dalam berjuang untuk menggapai impian. Teman-teman kalian juga jangan menyerah ya dalam menggapai impian. Tidak ada yang mudah dalam menggapai impian karena semua butuh perjuangan. Jika kita dapat melewati semua rintangan itu, hasilnya pun pasti akan sangat memuaskan.

Terima kasih sudah membaca ya!

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post