“Author!!!!!”-Rara.

“Iya?”-Author.

“Ada setumpuk pertanyaan dari para pembaca untuk Author!”-Jie.

“Setumpuk?”-Author.

“Tepatnya, hanya beberapa. Selebihnya, intinya sama.”-Alvan.

“Baiklah, mari kita lihat pertanyaan-pertanyaan mereka...”-Author.

“Jadi?”-Jie.

“Baiklah. Mari kita jawab satu persatu pertanyaan-pertanyaan mereka.”-Author.

.

.

“Yang pertama, dari @Flavia Caesa Dinata, isinya untuk membuat cerita baru lagi dengan genre yang sama..”-Rara.

“Hm.. Author memang berniat membuat cerita dengan genre yang sama.”-Author.

“Gue bosan.”-Alvan.

“Lo yang bosan! Pembaca tidak!”-Rara.

“Hei. Perlahan, mau tidak mau akan tersisir dengan genre yang berbeda. Jujur saja, ini terlalu klasik.”-Alvan.

“Alvan bener juga sih..”-Author.

“Pertanyaan kedua, dari @Ruqoyyah, isinya hampir sama sih. Atau memang sama? Author diharap untuk membuat cerita seperti ini lagi!”-Jie.

“Nah, ‘kan?! Sudah kubilang! Pasti ada yang masih mau dengan cerita seperti ini!”-Rara.

“Tinggal menunggu waktu.”-Alvan.

“Yang ketiga, dari @AkuECA, isinya juga sama.”-Rara.

“Untuk membuat lagi, ‘kan?”-Alvan.

“Kok tahu?”-Jie.

“Sudah kubilang, ini terlalu klasik.”-Alvan.

“Baiklah, lalu?”-Author.

“Pertanyaan keempat, dari @Yasmine Ghata, isinya..”-Jie.

“Alvan benar. Ini terlalu klasik.”-Author.

Alvan tersenyum.

“Apa-apaan, ini?!”-Rara.

“Sudahlah.”-Jie.

“Huh. Pertanyaan kelima, dari @Kyung Hu Mee, dia bertanya.. apakah ada cerita baru lagi?”-Rara.

“Kalian pikir, Author akan berhenti begitu aja?”-Alvan.

“Eh?”-Rara dan Jie.

Author tersenyum.

“Baiklah, pertanyaan keenam, dari @aqilah~ajalah, isinya juga sama..”-Jie.

“Seterusnya?”-Author.

“Selanjutnya, pertanyaan ketujuh, dari @Nur_In.”-Alvan.

“Eh?! Lo baca pertanyaan juga?!”-Rara.

“Kalian pikir, gue buta huruf?!”-Alvan.

“Huh!”-Rara.

“Gue suka. Bagaimana jika kita ambil masukkan dari dia?”-Alvan.

“Memangnya, apa isinya?”-Rara.

“Cerita fantasi.”-Author.

“Eh?”-Rara dan Jie.

“Author pernah menuliskan cerita dengan genre seperti itu. Tapi karena plotnya sedikit susah, alhasil Author hentikan di tengah jalan.”-Author.

“Bukan, tapi karena daya saingnya tinggi.”-Alvan.

“Kok bisa tahu?”-Author.

“Bukankah, Author pernah mengatakan pernah menjadi bagian penulis wattpad? Di sana, daya saingnya begitu tinggi untuk cerita klasik.”-Alvan.

“Lo bener, Al.”-Author.

“He??????!!!”-Rara dan Jie.

“Pertanyaan terakhir, nomor delapan. Dari, @Iceyha dengan isi, keterkejutannya pada Author yang mengakhiri cerita di chapter 27.”-Alvan.

“Alvan emang kayak gitu cara ngomongnya? Dewasa.”-Jie.

“Sejak dia pindah keluar kota sejak SMP, membuat gue kehilangan kontak dengannya selama tiga tahun. Gue nggak tahu apa yang terjadi dengannya tiga tahun itu, kini membuatnya mengatakan kalimat yang sulit untuk gue pahami.”-Rara.

“Cup-cup.”-Jie. (Mengelus rambut Rara)

“Gue udah bilang di chapter 27. Jauhin tangan lo!”-Alvan. (Menepis tangan Jie, kemudian mengelus kecil rambut Rara)

“Ehem!”-Author.

Ketiga karakter yang diciptakan Author menoleh. (Hiya-hiya, kayak tampang monyet yang terancam bahaya)

“Author putuskan sesuatu. Author memang akan membuat cerita baru lagi, tepatnya tanggal 30 April nanti. Besok lusa. Cerita ini memang klasik, mungkin itu alasan kenapa ditamatkan di episode 27. Bukan 30. Untuk genre di cerita selanjutnya, mendapat voting campuran keduanya. Fantasi dan romantis, walau lebih dominan ke fantasi aja.”-Author.

“Hm.. gue setuju aja. Kalo lo, Ra?”-Jie.

“Boleh.”-Rara.

“Baiklah! QNAnya sampai di sini, Author mengucapkan banyak terima kasih kepada para pembaca yang bersedia memberikan pertanyaan!”-Author.

“Tunggu, Alvan belum ngasih kesetujuannya!”-Rara.

“Dua kemungkinan. Satu, sudah jelas gue dukung Author. Dua lawan satu akan kalah, ‘kan? Lo dengan cowok blasteran itu, dan gue sendiri menentang. Itu nggak mungkin. Dua, dalam cerita selanjutnya juga, bukan gue maupun kalian tidak akan menjadi karakternya. Kenapa harus susah-susah menyutujuinya? Bukankah keputusan tetap di tangan Author?”-Alvan.

“...”-Rara.

“...”Jie.

“Ng?”-Alvan.

“Pemikiran lo hebat!”-Jie.

Alvan tersenyum. Menatap ketiga orang yang kembali berdiskusi. Rara Aveli, Jie Gabriel, dan Author.