Jasmine Sonia Failasufa

gadis remaja yang sedang menempuh pendidikan di sekolah tinggi ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Apa ya? @_@
Mau tahu?

Apa ya? @_@

```

"Jasmin, ayo ikut!" paksa teman satu kelasku, Azalea, di telepon seberang.

"Apaan, sih.. nggak-nggak, males tau nggak!" jawabku ketus, "mending belajar aja lebih mantaps!" sambungku.

"Ayolah.. please.. kamu kan pinter dalam hal kayak gini.. kebetulan juga timku kekurangan satu orang.. satu orang aja, Jasmin.. kamu ya..," ucap Azalea yang masih tetap ngotot padaku untuk mengikuti seni Teater.

Setahuku sih, Teater adalah jenis kesenian dalam bentuk pertunjukkan drama yang dipentaskan di atas panggung dan disaksikan oleh penonton. Sejenis drama begitu, tapi biasanya diambil dari kisah nyata, entah tradisional ataupun modern.

"Ah, ntar dulu.. tanya mama!" jawabku yang TERPAKSA daripada anak satu itu terus mengikuti untuk mendapat jawaban yang diinginkannya. Segera kututup telepon malam itu dan bertanya pada mamaku yang sangat.... cantik! (biar nanti kalau mama baca ini senyum-senyum sendiri dan muach pada anaknya yang satu ini)

"Ma, aku ikut teater, boleh nggak?" tanyaku.

"Teater?" tanya mamaku balik memastikan.

"Bentar, teater itu apa?" tanyaku lagi.

Mamaku menepuk jidat. "Semacam drama. Kenapa emang? Ikut teater apa? Di mana? Sama siapa?" mamaku menanyakan pertanyaan beruntun yang membuatku menguap mengantuk. Hei, itu sudah jam 9 malam!

"Tadi Azalea telepon, dia memintaku untuk mengikuti teater.. katanya, di timnya kekurangan satu orang, terus ngajak aku..," jawabku yang cukup menjawab pertanyaan mama.

"Di mana?" tanya mamaku lagi. Oh astaga, aku lupa tidak menjawab pertanyaan itu.

You know? Kekhawatiran emak-emak, apalagi emak-emak +62 pada anaknya? Ya seperti itu, memberikan pertanyaan beruntun dan harus jelas untuk menjawabnya.

"Di pertigaan jalan Sekar Putih," jawabku.

Manik berwarna coklat itu masih menatapku dengan curiga. Hei, ayolah.. aku sudah berumur 12 tahun (waktu itu).

Perbincangan dengan mama waktu itu menghabiskan waktu sekitar 15 menit dan kemudian mama menyetujuinya dengan syarat, aku diantar. Iya udah iya.

Puji Syukur untuk Tuhan karena aku diantar mama sampai ke tempat sanggar di Jalan Sekar Putih itu. Setelah melihat jalanan begitu kurang pencahayaan bahkan kekurangan kehidupan, aku jadi ngeri sendiri melihat jalanan seperti itu.

"Jasmin!" teriak Azalea ketika aku baru saja turun dari motor setelah sampai.

Aku hanya tersenyum. "Ma, nanti aku telepon kalau mau pulang," ucapku berharap seolah mama cepat pulang aja.

"Nggak, mama nunggu kamu aja nggak apa-ap"

"Eh, Mbak!"

Belum sempat mama menyelesaikan kalimatnya untukku, seorang laki-laki menyapa mamaku. Seketika, mama menolehkan kepalanya mencari sumber suara.

Seorang laki-laki sekitar berumur 40an menatap mamaku dengan senyumnya. Mama juga terlihat tersenyum melihat laki-laki itu.

"Eh, Pak! Ini Pak Jenggo, kan?" sapa balik mamaku dan bertanya untuk memastikan.

"Iya. Mbak.. oalah.. Jasmin anakmu ternyata, tak kira siapa," jawab laki-laki itu yang kutahu bernama, Jenggo. Pak Jenggo.

Setelah mereka berbincang sebentar, mama pamit padaku untuk pulang duluan dan menyuruhku untuk menelponnya ketika sudah selesai, tidak lupa mengingatkanku berhati-hati. Aku hanya mengangguk.

Kemudian, sesosok mama hilang tidak terlihat lagi setelah menyalakan motornya dan pulang.

"Baiklah, ayo kumpul!" ucap pak Jenggo.

Jujur, waktu itu aku takut. Bayangin, aku yang begitu cantik di apa-apain oleh pemain teater yang lain, bagaimana? Kebanyakan pemainnya sih laki-laki dan itu yang membuatku diam tidak bisa tertawa lepas.

"Iza, saya lupa fotocopy naskahnya, kamu fotocopykan, ya," ucap pak Jenggo menyuruh seorang laki-laki seumuran denganku yang mengangguk mengiyakan.

Wait a minute, sepertinya aku pernah mendengar nama itu. Oh iya! Dia kan anak laki-laki yang dulu satu Playgroup denganku! Sayangnya waktu Taman Kanak-Kanak dia harus pindah sekolah. Yah, padahal aku dulu bisa bermain seru hanya dengan dia (ya karena aku belum punya teman, bukan karena cinta-cintaan lo ya -_)

Sembari menunggu Iza memfotocopy naskahnya, kami memperkenalkan diri masing-masing. Cukup mengesankan, ketika beberapa orang sudah saling mengenal dan aku yang baru saja masuk, aku seolah seperti ikan buntal yang polos dan nyasar di tengah-tengah segerumbulan ikan paus!

Beberapa menit kemudian, Iza datang dan langsung membagikan naskah pada kami.

"Jasmin, kamu bagian yang jadi Niken Gandhini ya," ucap pak Jenggo padaku yang membuatku membulatkan mata.

Niken Gandini? Bukankah Niken Gandini adalah anak dari Ki Ageng Putu yang dimanfaatkan Bathara Katong? Aku jadi Niken Gandini? Tokoh utama dalam teater ini?!

Seketika, hatiku bimbang. Antara senang menjadi tokoh utama dan antara sedih karena harus memainkan peran yang bagitu baik di teater ini.

"Silahkan kalian kembali membaca dialog masing-masing. Perlahan dihafalkan ya, saya tidak memaksa untuk segera tapi perlahan saja. Besok kita mulai dengan memainkan perannya, ya..," ucap pak Jenggo yang diiringi anggukan semua pemain.

Aku melirik jam tangan yang sudah menunjukkan pukul 10 malam, di jam itu kegiatan dibubarkan dan dilanjut di hari besok. Segera aku mengirimkan pesan pada mama untuk menjemputku. Tidak lama, mama datang dan menjemputku.

```

Beberapa minggu kami latihan di sanggar teater setiap malam. Di posisi aku menjadi Niken Gandini, teman satu kelasku yang juga ikut teater itu, Aldo, menjadi pasangan peranku. Menjadi Bathara Katong.

"Cie.. nanti jatuh cinta lo!" ucap salah satu pemain laki-laki. Aku hanya menatapnya kesal.

Mohon maaf ya tapi, Aldo udah punya pacar.. masa' aku mau suka sama dia? Lagipula, karakter 2D lebih sempurna daripada karakter 3D. Semenjak aku kelas 4 SD, aku sudah mulai menonton anime, jadi wajar untuk saat itu aku tidak mempunyai perasaan pada siapapun. Bahkan sampai sekarang T_T

"Jasmin, mau aku antar pulang?" tanya salah satu seorang pemain laki-laki, Ilham.

Aku menatapnya sembari menggeleng. "Nggak usah, makasih..," ucapku menolak. Lagipula, aku sudah menelpon mama untuk menjemputku.

"Aku tunggu ya," ucapnya lagi. Aku hanya tersenyum. Terserah sih dia mau nunggu atau nggak, nggak penting juga.

Beberapa hari setelah percakapan itu, Ilham selalu menungguku dijemput pulang. Bukan apa-apa sih, aku hanya risih saja.

"Ilham suka sama kamu bego!" ucap Aldo dengan sewotnya.

Wait. Otakku seolah berputar. Astaga.. apa lagi ini?!

"Cie, Jasmin," goda Azalea padaku.

Aku tersenyum kecut pada mereka. Jadi alasan dia menungguku setiap malam, karena suka padaku? 0_0

Aku risih. Benar-benar risih. Bukan karena dia nggak setampan karakter 2D, tapi karena semua sikap perhatiannya yang membuatku merasa mual.

```

3 hari lagi pertunjukkan teater disembahkan di sebuah gedung. Aldo sengaja mengumumkan acara itu pada beberapa guru di sekolahku, alhasil pada pementasan mereka datang untuk melihatnya. Entahlah, aku masih merasa kurang percaya diri. Walaupun sudah beberapa kali naik panggung untuk mengikuti perlombaan, tapi naik panggung lagi dengan memainkan sebuah drama adalah hal yang membuatku gugup.

"Jasmin mana?!" teriak pak Jenggo yang kudengar menyebut namaku di malam hari spesial itu.

Segera aku berdiri dari tempat dudukku yang menunggu antrian riasan dan harus berjalan menuju pak Jenggo.

"Iya, Pak?"

"Kamu kemana saja? Tempatmu rias di sini!" ucap pak Jenggo sembari terlihat gemas denganku. Lah? Aku salah? Tahu saja nggak.

"Iya, Pak," jawabku.

Setelah kami dirias, kami mulai mempersiapkan diri. Menata pernapasan, kembali membaca naskah dan mengucapkannya kembali.

Pukul 9 malam tepat, acarapun dimulai.

"Minum?" tawar Ilham padaku. Mumpung haus, ya udah deh terima. Daripada di tengah-tengah panggung keseret terus pingsan dan menyebabkan kematian? Eh!

"Makasih," jawabku. Ilham hanya tersenyum sembari mengangguk. Ugh :(

Beberapa peran sudah pentas di atas panggung. Dan kini, waktuku untuk memainkan peranku.

"Head mic?" tanyaku kebingungan. Aku lupa untuk meminta head mic.

Ilham menyodorkan head micnya setelah turun dari panggung. Perannya memang sebelumku. Tanpa pikir panjang aku segera memakai head mic miliknya dan kupasang.

Aku memasuki panggung sembari menata napasku pelan-pelan dan mencoba melantunkan puisi di awal naskah yang kuhapalkan beberapa minggu ini. Menatap beberapa bola mata penonton tidak seenjoy itu. Bahkan, aku merasa seperti tersangka yang sudah tertangkap basah.

Aku melihat mama yang menyuruhku tersenyum dari kursi penonton. Itu cukup membuat perasaanku lega. Mama punya sihir ya? Bisa membuatku cukup tenang di atas panggung.

Aldo mulai memasuki panggung yang diiringi siulan beberapa penonton.

"Gandini, tresnomu lak yo tresno marang aku?" tanya Aldo padaku yang tertulis seperti itu pada naskah. Bahkan, Aldo sempat memegang pundakku yang membuatku bergidik ngeri.

(Gandini, bukankah cintamu adalah cinta buatku?)

Aku mengangguk. "Iya, Kang Mas," ucapku menahan malu. Malu karena memang seperti itu ekspresi yang tertulis pada naskah, sekaligus malu karena sorak-sorak para penonton.

```

23.00

Pukul yang tertera pada ponsel kecilku. Bahkan, aku sudah menguap pada jam itu. Aku memang jarang masih membuka mata pada jam itu. Di hari biasa, mungkin aku sudah menjelajahi desa vrindavan dengan segala imajinasiku, tidak lupa posisi yang selalu memutar seperti jarum jam. Tidur.

Beberapa menit kemudian, beberapa pelatihku mengucapkan banyak terima kasih kepada pemain karena sudah menunjukkan yang terbaik di teater waktu itu.

Aku menghela napas lega karena segera bertemu kasur, bantal, dan boneka kesayanganku.

"Akhirnya, segera bisa menjelajahi vrindavan," ucapku pada mama.

"Eh, dipanggil pak Jenggo tuh," ucap mamaku yang menghiraukan bualanku.

"Iya, Pak?"

"Jasmin, kamu minggu depan masih bisa ikut latihan teater? Nanti panggungnya di alon-alon Ponorogo, tapi masih 2 bulan lagi," ucap pak Jenggo.

Aku memasang wajah bimbangku dan menatap mama yang juga bertanya keputusanku.

"Ya nanti kalau nggak sibuk diusahakan aja, Pak," ucap mamaku yang tahu bahwa aku bertanya keputusan pada mama.

"Iya-iya," ucap pak Jenggo yang paham bahwa aku sudah menduduki kelas 6, masa-masa aku sedikit harus fokus dengan ujian-ujian.

"Ya sudah, Pak.. kami duluan, selamat malam.. assalamualaikum," ucap mamaku.

"Iya, selamat malam juga.. wa'alaikumussalam," jawab pak Jenggo dengan anggukan khasnya.

```

"Cieee, selamat, Jasmin!" ucap guruku di hari Senin itu.

Aku memutar bola mataku mengingat ada hal apa.

"Cie sama Aldo," ucap guruku sekali lagi yang seolah tahu aku bertanya, ada apa?

Aku sedikit terkejut. "Eh, Pak! Itu kan cuman drama!" bantahku. Aku nggak mau sampai pacarnya nuduh aku ada apa-apa.

Kepala sekolahku yang melewatiku juga sempat mengucapkan selamat dan menggodaku.

Ugh, itu kan hanya drama! @_@

Hai, Guys.. Ketemu lagi nih sama Jasmin yang di versi ini penuh dengan perasaan malu-malunya.

Oh ya, mau tahu aku? Bisa kunjungi akun instagramku kok. @minemine_19 atau @its.mineeee_19, kalian bisa berkomunikasi denganku di sana! Aku tunggu loh direct kalian ^_^

Atau, kirim pesan lewat emailku: So[email protected]

Salam penulis,

Jasmine Sonia Failasufa

Muach! :3

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Wkwkwkkw lucucuuc Ini asli kahhh Ahya, yg di foto itu kak jasmine yg man?

06 Feb
Balas

Itu 3 orang yg ada di poto itu mirip ama teman aku lhoo

06 Feb

Yg krudung putih mirip temen aku nama nya Sarah Yang di tengah mirip temen aku nama nya Diva Yang paling pinggir mirip temen aku nama nya sisil

06 Feb

Itu 3 orang yg ada di poto itu mirip ama teman aku lhoo

06 Feb

Iya itu asli, Caesa.. aku yang tengah ^_^ Kalau yang kerudung putih itu temenku Maulida, yang satunya temenku Azalea -_ Wah.. semuanya mirip temanmu ya, jangan-jangan kembarannya >~< Tau kan mitosnya yang katanya kita di dunia ada kembaran 7. Ups!

06 Feb

Itu 3 orang yg ada di poto itu mirip ama teman aku lhoo

06 Feb

Iyaaa Kakak kalau di make up kyk Diva, temen TK aku

06 Feb

Wah.. kok bisa mirip ya >v<

06 Feb

Wkkwkwkw

06 Feb

lucu kk, wkwk, tapi keren

06 Feb
Balas

Arigato.. ups! >~<

06 Feb

Lucu and keren kk!

08 Feb
Balas

Iya makasih ^_^

08 Feb



search

New Post