Jasmine Sonia Failasufa

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
7# Pengungkapan Alvan?

7# Pengungkapan Alvan?

~

“Jie!” panggil Rara, memanggil sosok yang dipanggilnya itu berada di ambang pintu.

Jie menoleh. Memandang gadis yang terlihat cantik dengan kucir rambutnya kemarin di pagi hari itu. “Yes!” sapanya balik.

Rara melempar senyumnya pada Jie, sedari sosok itu di ambang pintu sampai duduk di bangkunya. Matanya mengerjap beberapa kali, masih menatap Jie dengan berharap.

What?” tanya Jie memancing, ia tahu gadis itu mengharapkan sesuatu, “lo cantik, Ra.. tiap hari cantik, apalagi rambut lo yang panjang itu ke kucir,” lanjut Jie dengan tawa kecilnya.

Rara mendengus kesal. Bukan itu yang ia maksud. “Tumben datengnya kesiangan dikit.”

“Ah.. itu, tadi gue ke rumah lo buat jemput, rencananya sih gitu," respon Jie.

“Eh?” kaget Rara, mengingat tadi pagi ia bersama Alvan.

“Tapi, pas gue udah nyampai sana.. lo udah berangkat sama-”

“Jie! PR PKN lo udah?” tanya Rara, memotong ucapan Jie yang akan menyebut nama sosok itu.

Jie mengetuk dagunya, terlihat mengingat yang dimaksud Rara. “Oh! Udah kok!”

“Gue nyontek dong.. Jie kan anak baik,” ucap Rara.

Dengusan napas kecil ditambah tawa kecil dari Jie terdengar. Kemudian, mengambil buku dari dalam tasnya. “Kalau ketahuan, gue nggak mau tanggung jawab lo, ‘yaaaa,” goda Jie.

Cibiran kecil dari bibir Rara ditujukan pada Jie yang menggodanya. “Makasih,” ucap Rara.

Jie hanya mengangguk menanggapi gadis itu. Itu membuat Rara segera mencontek PR PKN di minggu kemarin. Tatapan Jie mengamati di setiap pergerakan gadis itu, ia yang sesekali terlihat kesal karena salah menulis dan itu membuat Jie tertawa kecil melihat sikapnya.

Entah, dari sekian banyaknya cewek yang mengenal gue. Kenapa gue milih lo sih?! Kalo gini gue yang jadinya repot, lo yang suka sama orang lain dan gue yang masih berharap ke lo. Please lah, Ra.. lo nggak ada niatan buka hati ke gue? Please, kasih gue satu kali kesempatan dan gue jamin lo nggak bakal tersiksa lagi dengan perasaan lo sendiri. Batin Jie berharap.

“Nih, makasih Jie.. baik hati deh lo,” ucap Rara dengan manisnya. Jie mengangguk mengiyakan.

“Yeee.. cuman Rara doang yang dipinjami, gue nggak,” ucap Sely yang duduk tepat di belakang dua manusia itu, Rara dan Jie, dengan tatapan kesal dan mencibir kecil.

“Mana bisa,” jawab Jie.

“Pelit banget.”

“Kalo ke lo jelas iya.”

“Mentang-mentang sukanya ke Rara,” cibir Sely lirih.

BUK!

“Aw!” rintih Sely yang tiba-tiba saja tanpa aba-aba, Rara menepuk kecil kepalanya.

“Ngomongnya jangan ngelantur,” ucap Rara.

“Eh, gue nggak ngelantur, Ra.. beneran, tanya aja sama Jie!”

BUK!

“Aw!” rintih Sely lagi-lagi, mendapati Jie yang kini menepuk kepalanya kecil, “kalian bersekongkolnya hebat banget,” sindir Sely.

“Makanya jangan aneh-aneh!” ucap Rara.

“Mana ada aneh-aneh,” bantah Sely, kemudian langsung mengambil buku PR milik Jie, “sebagai balasan, kalian berdua udah menepuk kepala gue. Kalian kira kepala gue apa?”

“Bola basket!” ucap Rara.

“Voly!” ucap Jie.

“Eh?” ucap keduanya bersamaan, mendapati mereka berbicara secara bersamaan. Kemudian, tertawa kecil.

Sely menghela napas pasrahnya. “Kenapa kalian nggak pacaran aja sih?!”

“Mau gue tepuk lebih keras?!” tanya Rara dengan posisi siap untuk menepuk kepala Sely secara keras.

“Nggak-nggak,” sergah Sely sembari menggelengkan kepalanya, mengingat Rara adalah sosok yang ganas. Kemudian, segera menyalin PR PKN milik Jie itu.

Beberapa menit kemudian, guru PKN, bu Sri, datang memasuki kelas itu. Namun sayangnya, pagi itu Beliau tampak terlihat tidak membawa buku. “Selamat pagi, Anak-anak!” ucap bu Sri.

“Selamat pagi juga, Bu!” ucap seluruh anggota kelas 11-B itu secara kompak.

“Karena hari ini, Ibu ada acara dengan Bapak Kepala Sekolah, maka hari ini jam kalian di kelas diganti dengan-”

“LIBUR, BU?!” tanya Rio, wakil ketua kelas, dengan nada semangatnya, memotong ucapan bu Sri.

“RIO!!! DENGERIN DULU SAYA BICARA! JANGAN DIPOTONG!”

“IYA BU, MAAF.. RIO KHILAF, LUPA!”

“YA UDAH, KAMU JANGAN NGEGAS KALO BICARA!”

“SAYA TIDAK NGEGAS BU!”

“LHA ITU KAMU MASIH TERIAK-TERIAK, KENAPA?!”

“KARENA IBU TERIAK-TERIAK!”

Kemudian, tawa seluruh anggota 11-B itu pecah. Mendengar sekaligus melihat perdebatan seorang siswa konyol dengan guru mereka. Bu Sri menggelengkan kepalanya kecil, mungkin memilih mengalah saja menghadapi seorang Rio anak kelas 11-B dengan sikapnya itu.

“Baiklah-baiklah, Ibu lanjutkan,” ucap bu Sri melanjutkan dengan melirik Rio tajam, seolah untuk tidak memotongnya lagi. Rio hanya menampakkan senyum kikuknya.

“maka jam kalian di kelas kalian hari ini diganti dengan membaca buku di perpustakaan,” ucap bu Sri, membuat seluruh anak mengangguk mengiyakan.

“Baik, Bu!”

“Baiklah, Ibu permisi dulu,” ucap bu Sri, kemudian melangkah beranjak meninggalkan kelas. Namun, langkahnya tiba-tiba berhenti dan kembali memandang kelas. “Rara, saya suka melihat tampilan kamu yang seperti itu, pertahankan,” ucap bu Sri, ketika berhenti dan menatap sosok gadis itu. Kemudian, kembali beranjak.

“Woah!! Ternyata Rara merubah penampilannya!”

“Wihh!”

“Ra! Gue suka tampilan lo yang seperti itu!”

“Iya, lo jadi tampak seperti gadis!”

“Terus, MAKSUD KALIAN SELAMA INI GUE SEPERTI APA?! GEMBEL GITU?!” teriak Rara tidak terima.

“Iya,” ucap Rio dengan polosnya. Membuat seluruh anak-anak di sekitarnya tertaqa kecil. Bisa-bisanya Rio mengatakan hal yang polos seperti itu pada Rara, mengingat Rara adalah sosok yang menyeramkan.

“R-I-O,” panggil Rara dengan nada seramnya, membuat sosok Rio menelan ludahnya dengan perasaan pucat.

“Eh, maaf, Ra.. khil-”

“KHILAF AJA TEROSS!” teriak seluruh anggota kelas yang membantah ucapan Rio ketika tidak sengaja melakukan sesuatu, mengucapkan kata “khilaf”.

“Maaf, Ra!!” ucap Rio dan berlari keluar kelas.

Tentu saja gadis itu masih tidak terima dan mengejar sosok Rio balik. Apapun itu, ia harus menghukum Rio yang sudah terang-terangan mengatakan ia adalah seorang gembel. “RIO! KE SINI LO SEKARANG!” ucap Rara, bermaksud menyuruh Rio berhenti dan menghampirinya.

“Nggak mau, Ra! Maaf!” jawabnya dan masih tetap berlari, berusaha menjauh dari gadis menyeramkan di abad 21 itu.

“Ra,” ucap seseorang, di belokan sudut sekolah tepat di lorong itu.

Gadis itu seketika menghentikan langkahnya sembari menelan ludahnya. Rasanya, otomatis saja mengikuti ucapan sosok yang dikenalnya itu. Apalagi dengan suara khasnya.

“Iya, Al?” tanya Rara, kembali dengan nada ramahnya, seolah melupakan amarahnya pada Rio.

Alvan tersenyum tipis dan mendekati Rara. “Jangan lari-lari, nanti jatuh,” ucapnya.

Rara terdiam. “Terus?”

Alvan terdiam sejenak. “Cewek cantik jalannya baik-baik aja ya,” lanjut Alvan.

“Tapi, gue nggak terima dengan ucapan Rio yang mengejek gue,” jawab Rara.

“Terus?”

“Jadi gue lari ngejar dia.”

“Emang lo cewek cantik?”

“Al!” teriak Rara mulai tidak terima, berarti yang dimaksud Alvan bukan dia?

“Hm?” respon Alvan dengan senyum tipisnya.

Rara menghela napasnya. Percuma juga untuk mengharapkan yang tidak-tidak pada sosok Alvan. Apa yang bisa Rara harapkan? Dia memang sosok berhati kulkas, plus ditambah dua pintu.

“Kalo mau ngomong, ngomong aja. Nggak usah ditahan,” ucap Alvan.

Rara mengkerutkan keningnya. “Nggak ada,” ucap Rara memilih mengalah.

“Ada.”

“Nggak ada, Alvan..”

“Tapi gue ngerasa ada.”

“Buang yang jauh perasaan lo yang ada itu. Nggak ada yang mau gue omongin!”

“Mana bisa.”

“Bisa!” bantah Rara sembari menatap tajam tatapan santai Alvan.

Oh astaga, Ya Tuhan! Kenapa dia bisa sesantai itu menatap seorang gadis yang begitu menyukainya! Batin Rara.

Kini, Alvan yang menghela napasnya. Kemudian, mengusap wajahnya. Menoleh lingkungannya sebentar dan kembali menatap Rara.

“Kalo gitu, biar gue yang ngomong,” ucap Alvan dengan nada seriusnya, mendapati lorong itu masih sepi.

“Eh?”

“Ra,” Lagi-lagi, Alvan terlihat tidak bisa mengucapkan perasaannya.

Rara terdiam. Mungkin, saat itu juga ia harus menerima kenyataannya pahit, bahwa Alvan memang tidak mempunyai rasa suka dengannya.

“Gue-”

BERSAMBUNG.

Hai, Guys.. bertemu lagi nih sama cerbung Jasmin!

-Terima kasih atas dukungan kalian :)

Saran dan kritik, dipersilahkan ^_^

Do'akan kedepannya semakin baik ya cerbungnya, semoga menghibur cerbung kali ini! ^_^

Oh ya, mau tahu Authornya? Bisa kunjungi akun instagramnya kok! @minemine_19 atau @its.mineeee_19Kalian bisa berkomunikasi dengannya di sana! Dia menunggu direct kalian loh! ^_^

Atau, kirim pesan lewat emailnya:[email protected]

Salam Penulis,

Jasmine Sonia Failasufa

Muach :3

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Lanjiotttttttttt

07 Apr
Balas

Iya, trims ya buat suportnya ^_^

07 Apr

Samaa"

07 Apr

Lanjut, kak. Semangat yaa

07 Apr
Balas

Iya, trims ya buat suportnya ^_^

07 Apr

astaga kapan yah aku bisa merubah kata kata itu? :v

08 Apr

ngkk bb

07 Apr
Balas

ngakak + kiyud beb

07 Apr

Hehehe, trims deh buat suportnya ^_^

07 Apr

Sedikit ada perubahan jawaban

07 Apr

bagus kak, ya sedikit ada yg kurang sii bagiku, tpi bukan dari ceritanya, ceritanya udah bagus banget, ya yang kemarin aku bilang :') aku ga maksa si

07 Apr
Balas

btw tuh si alvan kukira mau nembak rara kk :v

07 Apr

Astaghfirullah, maafkan Author.. karena tadi pagi cepat" update (soalnya mau sekolah) jadinya lupa.. chapter selanjutnya diusahakan ada. Terima kasih sudah diingatkan! ♡

07 Apr

Author juga bingung nih.. jangan" Alvan emang mau nembak Rara? •_•

07 Apr

Harussssss Kakkk

07 Apr

@Falvia Caesa Dinata: Em.. coba nanti Author tanyakan ke Alvan dulu, dia maunya gimana :'

07 Apr

Kalo menurutku udh ketebak ga secepet itu nembak nya

07 Apr

@caera.eisha: semoga

07 Apr

Oh tidakkkk

08 Apr

LANJUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTT, AWASSS KALO GAK LANJUT!

07 Apr
Balas

Iya, trims ya buat suportnya ^_^

07 Apr

Iyaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa laaaaaaajutttttt awas kalo gak lanjut yakan aqilah

08 Apr

akkuh tuh.....

07 Apr
Balas

nga....hihi -,-

08 Apr

nga....hihi -,-

08 Apr

Lanjut kakk

08 Apr
Balas

Iya, trims ya buat suportnya! ♡

08 Apr



search

New Post