Jasmine Sonia Failasufa

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
3# Tidak Ada Rasa Suka?

3# Tidak Ada Rasa Suka?

~

“Ra, pulang bareng gue yuk!”

Rara menolehkan kepalanya sejenak, melihat siapa yang mengajaknya untuk pulang bersama. Kemudian, kembali fokus memasukkan buku-bukunya ke dalam tas.

Sely Amara, sosok teman Rara sejak SMP. Entahlah, apakah dia seperti bagian dari kutub magnet dari diri Rara? Sampai mengikuti gadis itu ke SMA Jayapura ini? Pikir Rara beberapa waktu lalu.

Sorry, Sel.. gue ud-”

“Udah janjian dulu sama gue,” potong Jie.

Sely mencibir pelan ucapan Jie, karena tiba-tiba saja memotong ucapan Rara. “Jaga baik-baik teman gue! Awas kalo nggak, nyawa lo berada di ambang kematian, Jie!” respon Sely dengan nada mengancamnya. Menunjuk pada diri Jie.

Rara melototkan matanya pada Sely. Berkata dalam hati, hei! Apa-apaan lo ini, Sel?!

“Emang kapan gue nggak jaga teman lo yang cantik ini?” tanya Jie dengan nada menggoda pada Rara. Rara langsung menoleh dan menatap Jie dengan tatapan tajamnya. Hanya saja, Jie malah memberikan senyumnya pertanda jawaban dari keprotesan gadis itu.

Lo ngelawak, Jie?! Lo setiap ngebonceng gue, lo kayak ingin bawa gue ke kematian woy! Batin Rara memprotes.

“Yeah, gue cuman memperingatkan.. ya udah kalau gitu, gue duluan.. bye,” ucap Sely, memberikan lambaian ramahnya pada Rara dan tatapan tajam pada Jie.

Rara tertawa kecil, melihat Sely yang berlari tak terlihat lagi dari ambang pintu. Jie menatap Rara dengan senyumnya, gadis di sampingnya itu sukses membuatnya tersenyum setiap saat.

“Hei,” ucap Jie sembari menyenggol sikut Rara.

Tawa gadis itu berhenti. Menatap sosok Jie yang tersenyum dengan senyum menggodanya.

“Jujur aja, gue jijik lihat senyum lo kayak gitu,” respon Rara.

“Tapi lo suka, ‘kan?”

“Nggak!

“Jujur saja!”

“Nggak, Jie!”

Jie tertawa kecil. Tanpa aba-aba, langsung menarik pergelangan tangan gadis itu. Membuat gadis itu melebarkan matanya terkejut.

“Jie!!” kesal Rara sembari mengibaskan tarikan Jie ketika mereka baru saja keluar dari kelas. Melangkah beberapa petak lantai dari posisi awal mereka.

“Iya?” respon Jie bertanya dengan nada ramah.

“Bisa nggak lo it-”

“Ra?” ucap seseorang yang membuat dua sejoli itu menoleh bersamaan, melihat siapa yang memanggil Rara di tengah-tengah kekesalan Rara dengan Jie. Bahkan, memotong ucapan Rara yang akan mengeluarkan kekesalannya.

Rara menelan ludahnya, ketika menatap sosok Alvan dengan ekspresi datarnya. Sedangkan sosok Jie tersenyum pada Alvan seolah berkata, kali ini gue pemenangnya!

“Eh, Alvan? Kenapa di sini?” respon Rara dengan gugupnya. Menanggapi panggilan Alvan menyebut namanya.

What?! Kenapa ada Alvan juga?!

“Kalo lo udah ada yang nganterin pulang, ya udah gue duluan,” ucap Alvan memperjelas.

DEG! Apa? Jadi, Alvan berniat mengantarkan gue pulang?! Aaaa, gue nggak bisa nolak! Batin Rara berharap.

“Iya, dia ada keperluan sama gue,” ucap Jie menjawab ucapan Alvan dengan nada datarnya.

Alvan hanya mangut-mangut mengerti. “Oke,” balas Alvan. Kemudian, berbalik dan ingin melangkahkan kakinya.

“Al, gue pulang sama lo!” ucap Rara, membuat sosok Alvan berhenti. Menoleh padanya dan tersenyum tipis.

“Kan udah ada Jie,” jawab Alvan dan kembali berjalan, segera menjauh dari Rara dan Jie.

Rara terbungkam. Mendengar ucapan Alvan yang terlihat terpaksa mundur untuk mengantarnya pulang. Entahlah, rasanya ada yang tersakiti.

Apa? ‘Udah ada Jie?’ Jadi, dia benar-benar menganggap gue sebagai temannya? Bukan lebih ke perasaannya?

“Ra? Are you okey?” tanya Jie sembari menepuk bahu gadis yang terdiam, menatap sosok Alvan bahkan tidak lagi di hadapannya.

...

“Argh!” kesal Alvan sembari meninju jok motornya.

Melihat seorang Alvan yang mengeluarkan amarahnya, Rangga menaikkan satu alisnya. “Kenapa, Bro?” tanyanya.

“Gue telat,” jawab Alvan yang lagi-lagi dengan pertanyaan yang tidak terlalu mudah dipahami, apalagi Rangga adalah seorang yang berada di bawah rata-rata. Lagi-lagi Rangga menaikkan satu alisnya lebih tinggi, yang mengartikan untuk menjelaskan lebih detail ucapan Alvan. “Gue telat buat jemput Rara!” jelasnya dengan kesal. Kemudian, mengusap wajahnya.

“Dia udah pulang duluan, gitu?” tanya Rangga dengan polosnya.

Alvan seketika menoleh pada Rangga. Menatap temannya dengan tatapan pasrah. “Lo emang polos atau gimana sih, Ngga? Pantesan pacar lo mutusin,” jawab Alvan sembari tertawa kecil. Mengingat temannya ini pernah menangisi hal sebodoh cinta.

Rangga meninju pundak Alvan. Seolah tidak terima dengan ejekannya, padahal memang benar. Hanya saja, ia tidak mau mengakui. “Gue cuman nanya,” jawab Rangga pendek.

Alvan menghela napasnya dan memakai helmnya. Hendak beranjak dari parkiran sekolah secepat mungkin, berharap tidak bertemu dua pasangan baru yang akan pulang bersama. Siapa lagi kalau bukan sosok Rara dan Jie yang berhasil membuat Alvan merasa cemburu.

Argh! Apa yang lo lakuin, Al! Gitu aja lo cemburu! Dia temen lo! Bukan pacar lo! Inget, Al! Lo ini Alvan Aditya, ngga ada kata cemburu dalam kamus lo! Batin Alvan menyimpan penuh perasaan kesal.

“Dia udah ada yang nganterin,” ucap Alvan dan menaiki motornya.

“Maksud lo Jie?”

Alvan hanya mendeham pertanda mengiyakan. Siapa lagi kalau bukan Jie? Siapa yang berani mendekati gadis itu?

“Ya elah.. gitu doang lo mundur? Kalo lo beneran suka sama Rara, lo harus tunjukkin kalo lo suka sama dia dan bakal ngejaga dia!” ucap Rangga yang membuat Alvan menatap tajam padanya.

“Gue nggak mundur,” sanggah Alvan.

“Itu namanya mundur, Bego! Kalo lo nggak mundur, lo bawa Rara pulang.. gue ngerasa Rara juga ada rasa suka balik sama lo, walau dia deket dengan Jie, tapi rasa sukanya ke lo, Al!”

“Bukan itu masalahnya!”

“Terus apa? Lo nggak berani? Lo takut? Yah.. cupu lo!”

“Karena gue nggak ada rasa suka sama Rara!” bantah Alvan sembari menyalakan stater motornya. Segera menghindar dari perdebatan Rangga, lagipula itu di sekolah!

Rangga terdiam sedikit terkejut. Ucapannya dibantah dengan ucapan Alvan yang terliat benar faktanya.

“Gue duluan,” ucap Alvan dan meninggalkan sosok Rangga yang masih terdiam.

Rangga menatap sosok Alvan yang meninggalkan gerbang sekolah. Menghela napasnya untuk temannya itu. Ia bimbang. Bukankah setiap Alvan bercerita sosok Rara, Alvan terlihat mempunyai perasaan untuk gadis itu?

Di sisi lain, gadis dengan rambut yang berkuciran ikat karet itu terdiam. Ia juga menghela napas dengan apa yang baru saja ia dengar langsung oleh Alvan. Menatap dari kejauhan sosok yang meninggalkan gerbang sekolah dengan sendiriannya. Padahal, ia berharap bisa satu boncengan dengan sosok itu.

Gue nggak tahu Al dengan harapan gue pada lo selama ini, gue hanya bisa berharap yang baik. Batin gadis itu. Kemudian, menolehkan kepalanya ketika mendengar suara motor milik Jie. Menandakan mereka siap untuk berangkat.

“Ra! Come on!” ajak Jie. Membuat lamunan Rara terbuyarkan dan melempar senyum pada gadis itu.

BERSAMBUNG.

Hai, Guys.. bertemu lagi nih sama cerbung Jasmin!

-Terima kasih atas dukungan kalian :)

Saran dan kritik, dipersilahkan ^_^

Do'akan kedepannya semakin baik ya cerbungnya, semoga menghibur cerbung kali ini! ^_^

Oh ya, mau tahu Authornya? Bisa kunjungi akun instagramnya kok! @minemine_19 atau @its.mineeee_19Kalian bisa berkomunikasi dengannya di sana! Dia menunggu direct kalian loh! ^_^

Atau, kirim pesan lewat emailnya:[email protected]

Salam Penulis,

Jasmine Sonia Failasufa

Muach :3

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mantap Kakkkk seruuuuu bgt

04 Apr
Balas

Terima kasih banyak. Dukung terus ya >~<

04 Apr

lnjutt

03 Apr
Balas

Oke, siap! Trims buat suportnya ^_^

03 Apr

Kamu lanjut juga yah! >\<

03 Apr

ugh, aku serius berani sumpah, kesel ma kata kata itu, hilangin dong, oke siap! gitu ajah cukup, lanutin? aku bakal s=terus ngelanjutin, tapi emang ada yg suka ma cerita ku? ada yg komen? seolah percuma kak -_-

03 Apr

Aduh.. maaf ya.. tapi terima kasih buat dukungannya selama ini ^_^ ada.. ceritamu juga menjadi salah satu cerita yang kunanti ♡ semangat! Okey?

03 Apr

kaka ga pernha komen perasaan -_- hmm... makasih buat semangatnya :)

03 Apr

Iya udah iyaa, ntar di ceritamu selanjutnya aku koment deh. Kan aku juga udah pernah bilang? Kadang ketiduran kalau sambil baca cerita kalian. Lucu dah >~<

03 Apr

hm.

03 Apr

maaf br baca ka, ngg necek sasisabu semenjak jumat

04 Apr
Balas

Iya gpp kok :) santai aja.. makasih sudah mengunjungi akun Jasmine ^_^

04 Apr

Cepat lagi aku menyemangatimu

08 Apr
Balas

Iya, trims ya buat asuportnya! ♡

09 Apr



search

New Post