Jasmine Sonia Failasufa

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
26# Bye Jie

26# Bye Jie

“Jie..,” panggil Rara lirih dengan suara seraknya.

“Iya?”

“Gue..,” ucap Rara menggantung. Suaranya begitu berat untuk ia keluarkan.

~

“Lo mau ngomong apa?” pancing Jie.

“Nggak deh. Nggak jadi,” elak Rara. Sejujurnya, ia merasa tidak perlu mengatakan hal seperti itu. Lagipula, Alvan baru saja menyatakan perasaan sejujurnya beberapa jam-atau menit-yang lalu. Sudah seharusnya ia menerima Alvan, sosok yang diharapkannya sejak delapan silam.

Jie menghela napasnya. Kemudian, menatap gadis itu sejenak. Memalingkan kembali tatapannya menghadap senja kali itu.

“Kalo gitu, gue yang ngomong,” ucap Jie tanpa mengalihkan tatapannya menatap matahari yang akan terbenam.

Rara mengerjapkan kelopak matanya beberapa kali. Menunggu ucapan dari seorang Jie Gabriel yang kali itu terlihat serius. Tanpa senyumnya, tanpa tawanya. Tatapannya tajam menatap depan.

“Gue boleh minta sesuatu, nggak?” tanya Jie memastikan.

“Apa?”

“Bisa lo kabulkan?” tanya Jie lagi-lagi untuk memastikan.

Rara terdiam sejenak. Pikirannya menampikan dua opsi jawaban. Iya dan tidak. Tiba-tiba saja, ponselnya bergetar. Pertanda ada pesan masuk untuknya. Kemudian, ia membuka pesan itu. Membaca kalimat yang tertulis pada pesan itu.

DEG! Jantungnya tiba-tiba seolah berhenti. Menatap kalimat yang tertera pada pesan itu. Sudut matanya mulai menimbulkan bintik kecil. Mungkin, tidak lama akan membasahi pipinya.

“Bisakah gue..,” ucap Jie menggantung.

Rara masih diam. Mendengarkan hal yang akan diucapkan Jie secara serius kali itu. Bahkan, ia dapat mendengar hembusan napas milik sosok itu.

“Bisakah gue meluk lo? Untuk kali ini, Ra,” lanjut Jie sembari menolehkan kepalanya, menatap gadis yang menatapnya iba itu dengan berharap lebih.

Gadis itu mengangguk pelan. Tidak lupa memberikan senyum pada sosok itu. Senyum paling ikhlas yang pernah ia keluarkan.

Sosok itu menarik kembali sudutnya. Memberikan kesan indah pada raut wajahnya. Lantas, segera memeluk gadis itu. Mendekapkannya pada pelukannya.

“Gue bersyukur banget udah kenal dengan lo, Ra,” ucap Jie berbisik pada Rara.

Rara masih terdiam. Ia tidak membuka suaranya sama sekali.

“Jie,” ucap Rara setelah cukup lama mereka berpelukan.

Sosok pemilik manik berwarna hitam itu terdiam dalam dekapan gadis itu. Napasnya begitu tenang. Bahkan, menyisir halus rambut belakang gadis itu.

“Gue sayang lo,” bisik Rara balik. Lantas, genangan air pada sudut matanya mulai menetes perlahan. Membasahi pipinya, seolah adalah rerumputan yang terguyur air. Begitu indah, kemudian layu.

“Gue juga,” jawab Jie. Lantas, menghembuskan napas panjangnya dengan tenang. Kemudian, diam. Tidak ada lagi sisiran halus dari hembusan napas sosok itu.

“Jie,” panggil Rara.

Diam. Tidak ada respon balik.

“Jie!” panggil Rara mulai meninggi. Tubuh yang berada didekapannya itu terkulai lemas dipelukannya.

Sayangnya, tidak ada pergerakan.

“JIE!” panggil Rara sembari melepaskan pelukan sosok itu. Namun, sosok itu terdiam. Sama sekali tidak memberikan.

Gadis itu segera berdiri, beranjak dari kursinya. Memanggil para suster yang berlalu lalang.

“Tolong....! Tolong...!” ucap Rara dengan suara seraknya. Menunjuk tempat Jie dengan napas yang terengah-engah dan keringat yang bercucuran. Wajahnya pucat, menandakan ia benar-benar butuh bantuan.

Beberapa menit kemudian, sosok keturunan orang asing itu diangkut ke Unit Gawat Darurat. Memasuki ruang itu.

Jie! Gue berharap lo baik-baik aja. Gue berharap, Jie! Batin Rara ketika melihat sosok itu harus kembali berjuang, kemudian berharap pada Tuhan untuk menyampaikan harapannya pada jiwa Jie. Berharap sosok itu baik-baik aja.

.

.

.

“Jie!” ucap Rara, berdiri dari kursinya.

“Jie?” tanya Alvan dengan pertanyaannya.

“Eh? Alvan?” kaget Rara, mendapati Alvan di sampingnya.

“Makanya! Jangan tidur kalo di jam pelajaran terakhir! Dibangunin pacar sendiri jadi malu, ‘kan?” respon Sely dengan nada datarnya. Lantas, menyampirkan tasnya.

“Apaan sih, Sel?!”

Gadis itu tertawa kecil melihat temannya yang dengan muka kusutnya tidak mengetahui, bahwa sosok yang disukainya itu menatapnya tertidur beberapa menit.

“Rindu Jie?” tanya Alvan memastikan.

Rara memijat kepalanya perlahan. “Entahlah, hari ini hari apa?” tanya Rara.

“Sabtu,” jawab Sely.

“Oh astaga! Kita ke makamnya Jie yuk! Udah akhir pekan nih!” respon Rara.

“Nih tisu,” ucap Sely, “bersihin dulu muka lo kalo bangun tidur,” lanjutnya.

“Ah!” pekik Rara. Segera ia mengambil tisu yang disodorkan Sely, mengingat ia tadi tertidur.

Mampus! Pasti Alvan udah lihat gue! Batin Rara penuh menahan malunya.

“Udah gue liat,” respon Alvan, seolah dapat membaca pikiran gadis itu.

“Apa?!” tanya Rara dengan nada penuh menahan malu.

“Pacar gue masih cantik. Bahkan, ketika ia tertidur,” jawab Alvan. Lantas, berjalan menuju ambang pintu.

Rara mengerjapkan kelopak matanya beberapa kali. Jantungnya berdegup kencang bersamaan dengan senyum yang ia kembangkan.

“Hei kalian berdua ngapain diem aja?! Katanya mau ngunjungin Jie?! Apalagi yang satunya itu, bisakah dia nggak terus terdiam?” lanjut Alvan bertanya ketika mengetahui kedua gadis itu tidak beranjak dari bangku mereka.

“Pacar lo aja yang terlalu dibawa ke perasaan! Gue mau lewat aja dia nggak ngasih jalan!” sewot Sely.

Sosok gadis yang menjadi permasalahan itu masih terdiam. Menatap Alvan yang akhir-akhir itu sering mengucapkan kalimat romantis.

Alvan.. Batin Rara tidak percaya.

BERSAMBUNG.

Hai, Guys.. bertemu lagi nih sama cerbung Jasmin!

"Gue bakal jaga lo baik-baik."-Alvan.

"Eh?!"-Rara.

"Hm?"-Alvan.

"Alvan kemasukkan apa.. kok ngomong kayak gitu? Nggak biasanya."-Rara.

"Gue cuman ngejaga, apa yang jadi barang titipan ke gue."-Alvan.

"Gue barang?"-Rara.

"Barang yang mampu bikin gue jatuh cinta."-Alvan.

"..."-Rara.

"Hm?"-Alvan.

"Siapa yang ngajarin kayak gitu!!!!!"-Rara @_@.

"Author."-Alvan.

"Eh? Author?"-Author.

"Author ngajarin Alvan buat ngomong hal-hal yang bikin Rara salah tingkah, 'kan?!"-Rara.

"Itu........"-Author.

"Apa?!"-Rara.

"Dia sendiri yang minta diajarin."-Author (suara lirih).

"Apa?! Rara nggak denger."-Rara.

"Nggak apa-apa kok, Ra!."-Author.

Alvan hanya tersenyum. Menatap gadis yang harus tegar menghadapi hal yang membuatnya menyimpan kesedihan itu. Kehilangan Jie.

-Terima kasih atas dukungan kalian :)

Saran dan kritik, dipersilahkan ^_^

Do'akan kedepannya semakin baik ya cerbungnya, semoga menghibur cerbung kali ini! ^_^

Oh ya, mau tahu Authornya? Bisa kunjungi akun instagramnya kok! @minemine_19 atau @its.mineeee_19Kalian bisa berkomunikasi dengannya di sana! Dia menunggu direct kalian loh! ^_^

Atau, kirim pesan lewat emailnya:[email protected]

Salam Penulis,

Jasmine Sonia Failasufa

Muach :3

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Syedihhh Kakak, ini tetep lanjut kannn

27 Apr
Balas

Iya, masih ada lanjutannya kok! Trims ya buat suportnya! ♡

27 Apr

Saddd banget chapter kali ini :) Oh ya jaga kesehatan ya kak! prioritas diutamakan! wkwkwkkwkw ( sok bijak wehhhh)

27 Apr
Balas

Sad :(( Iya, trims ya buat suportnya! ♡

27 Apr

Lanjut kak! Huaa! Sedih banget, btw, jie gk jd operasi?

27 Apr
Balas

Iya, masih lanjut kok chapternya! Sad :(( di chapter selanjutnya akan diceritakan sedikit tentang Jie. Trims ya buat suportnya! ♡

27 Apr

pas buka mo nangis!!!!!!!!!!!!!! jaga kesehatan akak! cepet embuh ya!!!!!!!!!!!

27 Apr
Balas

Sad, ya :(( iya! Trims ya buat suport dan do'anya! ♡

27 Apr

Maaf, updatenya terlalu malem. Author benar-benar sibuk dan agak menurun dengan kesehatannya :)) trims buat suport kalian! ♡

26 Apr
Balas

Moga cped sembuh

27 Apr

Aamiin, trims buat do'anya :))

27 Apr

cepettt sembuhhh!!!

27 Apr

aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa........... DOSA! sedih tauuuuuuuuu.............. jie g berhasil oprasi?! huaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa,, untung aku g nangis,, tapi aku sedih BANGET! lanjut kakkkkk

27 Apr
Balas

Dosa? Sad, ya :(( di chapter selanjutnya akan diceritakan sedikit kok tentang Jie ^_^ udah", ngga usah terlalu disalahin. Jangan sedih lagi, ya.. senyum dong, biar cantiknya kelihatan. Kan jadi lucu kalo cemberut kayak gitu, trs pengen nyubit deh. Eh. Trims ya buat suportnya! ♡

27 Apr

luvvvv

27 Apr
Balas

maaf baru baca tapiii maksudnya apaa :"(

28 Apr
Balas

Apa, gimana? >~<

28 Apr

lanjuttt tapi pas kaka udah sehatt biar ga kecapean... sedih banget ceritanyaa mau nangis tapi malu sama adik aku ngehehe

27 Apr
Balas

Tenang saja, mungkin authornya cuman ngantuk aja, wkwkwkw. Sad, ya? Maaf :( trims ya buat suportnya! ♡

27 Apr



search

New Post