Jasmine Sonia Failasufa

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
12#

12# "Iya, gue tadi cemburu."

Rara menelan ludahnya. Kini, ia merasa di depannya bukanlah sosok Alvan. Mana mungkin, seorang Alvan Aditya akan mengucapkan dua kalimat dalam satu bicara? Bukankah dia seseorang berhati kulkas plus dua pintu?

~

“Apaan sih, Al?” tanya Rara. Mencoba mengusir keberadaan Alvan.

“Apa?” tanya Alvan balik.

“Ngapain lo ke sini?!”

“Jemput lo,” jawab Alvan pendek.

“Kok lo nggak ngabari gue dulu,” respon Rara.

“Lo nggak bilang.”

“Okey-okey, Ra.. gue duluan ya. Lo juga udah ada yang jemput,” ucap Jie, sembari menyampirkan tasnya.

Sejujurnya, Rara ingin mencegah sosok itu untuk pulang duluan. Hanya saja, ia kembali berpikir. Memangnya, apa hak ia untuk mencegah Jie? Lagipula, Alvan yang diharapkannya sudah ada untuk menjemputnya.

“Al, gue duluan,” lanjut Jie, berpamitan pada sosok pemenang hati gadis yang disukainya itu.

Alvan hanya bergumam. Pertanda mengiyakan, berharap Jie segera menghilang dari pandangannya.

“Jie,” panggil Rara.

Jie memberhentikan langkahnya. Menatap Rara balik, kemudian mengembangkan senyumnya. “Iya?” responnya balik.

Rara menghela napasnya. Ia tahu, tatapan Jie memberikan kesan sendu yang mendalam. “Hati-hati,” pesan Rara.

Jie mengangguk. Kemudian, kembali melangkahkan kakinya. Meninggalkan dua orang itu.

“Yuk, pulang,” ucap Alvan, mampu membuyarkan lamunan Rara yang masih terhanyut kejadian bersama Jie.

Rara segera melangkahkan kakinya. Mendekati sosok Alvan yang berdiri di ambang pintu kelas. “Al,” panggil Rara.

Alvan menoleh, mendapati Rara yang sudah berada di depannya.

“Apa?” tanya Alvan, masih dengan nada datarnya.

Bola mata Rara berputar. Ia mencoba mengingat apa yang akan dikatakannya. “Ah, sudahlah..,” jawabnya. Mengingat, Alvan tidak akan melakukan hal yang ia harapkan.

“Apa?” tanya Alvan lagi, masih mempertahankan nada datarnya.

“Nggak apa-apa,” respon Rara.

“Apa, Ra?”

“Nggak ada.”

Alvan menghela napasnya. Kemudian, tangannya mengusap puncak kepala gadis itu. “Udah ada gue, lo jangan khawatir,” ucap Alvan.

Seketika, Rara merasa terkena serangan jantung tapi bohongan. Yah, seperti para readers yang ketika bermain dokter-dokteran harus terlihat sesak napas pura-pura baru bisa bermain.

Rara menepis tangan itu. “Apaan sih, Al.. udah yuk, pulang,” jawab Rara. Kemudian, segera melangkahkan kakinya berjalan keluar kelas.

Tawa kecil Alvan terdengar. Jujur saja, ia tertawa ketika melihat sikap Rara yang seperti itu. Hei? Bukannya gadis itu menyukai hal-hal romantis walau sekecil itu? Pikir Alvan.

“Al! Ayo pulang!” teriak Rara. Membuat Alvan menggelengkan kepalanya dan segera mengikuti langkahan gadis yang berada di pucuk tangga.

“Ra! Tungguin gue woy!” teriak Alvan balik, mempercepat langkahnya.

Gila, dia gadis apaan. Cepet banget jalannya. Batin Alvan.

“Makanya, nggak usah ngelamunin gue. untung ngelamunin di kelas, coba di jalan. Bisa-bisa lo ketabrak truk! Wah, lebih parah lo bisa diculik janda genit, Al. Gila-”

“Gue nggak melamun,” jawab Alvan.

“Bohongnya kelihatan, Al! Udahlah, lo ngelamunin gue, ‘kan?!” paksa Rara.

“Nggak,” jawab Alvan, lagi-lagi dengan kalimat pendek, “pakai helm lo,” suruh Alvan sembari memberikan helm milik gadis itu.

“Alvan nggak ada niatan mau masangin helm buat Rara?” tanya Rara, memancing sikap romantis pada cowok itu.

Alvan menghela napasnya. “Nggak,” jawab Alvan pendek. Kemudian, menyalakan stater motornya.

Ih, romantis dikit kek! Kayak kisah cinta orang-orang. Batin Rara, menggerutu dengan dirinya sendiri sembari memakai helmnya. Namun, bibirnya tetap melengkung kebawah.

“Pulang nggak?”

“Iya, pulang!” sahut Rara dan menaiki motor milik Alvan itu.

Kemudian, motor itu mulai menjauh dari parkiran. Membawa dua pasangan-lebih tepatnya dua teman yang terbawa perasaan-untuk melepas pikiran dari mata pelajaran yang memuakkan, bagi Rara. Bukan Alvan.

“Alvan!” panggil Rara di tengah-tengah jalan.

Alvan bergumam sembari melirik gadis itu dari kaca spion.

“Alvan cemburu nggak, Jie ngungkapin perasaannya ke Rara tadi?” tanya Rara, penuh dengan nada manjanya.

“Nggak,” jawab Alvan lagi-lagi pendek.

“Kenapa nggak sih?!”

“Terus, maunya?”

“Iya cemburu!”

“Terus, kenapa nanya gue?”

“Ha?” bingung Rara, mencoba menafsir kalimat Alvan. Lagi-lagi, sosok itu mengucapkan hal yang kurang dimengerti Rara.

“Kalo lo maunya gue cemburu.. kenapa nanya gue? Anggap aja dari awal gue cemburu,” jelas Alvan.

Oh, gitu. Batin Rara mengiyakan. Paham dengan jalan pikiran cowok yang memboncengnya.

“Tapi, Rara inginnya Alvan yang ngucapin kata itu,” jawab Rara, masih dengan nada manjanya.

“Biasa aja lah, Ra,” respon Alvan.

“Apanya yang biasa? Perasaan Alvan biasa aja ke Rara, gitu? Tadi kata-”

“Bukan. Biasa aja nadanya,” potong Alvan. Ah, gadis yang diboncengnya kali itu membuatnya harus menghela napas pasrah. Mencoba untuk lebih bersabar.

“Oh,” jawab Rara pendek. Entahlah, sepertinya Alvan baru saja tidak menyukai caranya mengungkapkan rasa sukanya.

Setelah itu, mereka diam. Alvan yang tidak tahu harus mengucapkan apa, sedangkan Rara yang sedang merasa kecewa dengan penolakan Alvan tentang caranya mengungkapkan rasa suka.

“Alvan,” panggil Rara lirih. Perasaannya bimbang, ia ingin memulai berbicara tapi ia sedang merasa kecewa. Akan tetapi, ia juga ingin berbicara seperti biasanya. Santai dan biasa.

“Lo manggil gue?” tanya Alvan.

Rara menggeleng. Alvan yang melihat itu hanya mengangguk mengiyakan.

Alvan! Ngertiin dikit dong! Rara juga butuh perasaan Alvan! Kalo Alvan cuek terus, Rara harus gimana?!!!!! Batin Rara berteriak, berharap ia dapat mengeluarkan segala keresahannya.

“Ra, udah sampai,” ucap Alvan, membuat gadis itu kembali ke alam bawah sadar.

“Ah, iya,” respon Rara pendek. Kemudian, turun dari motor yang tepat berhenti di perkarangan rumah gadis itu.

“Ra, tunggu,” ucap Alvan, kemudian menggenggam pergelangan tangan gadis itu.

“Apa?”

Alvan masih terdiam. Seolah, ada hal yang ingin ia sampaikan. Hanya saja, terlihat tidak bisa diutarakan.

“Al?”

“Iya, gue tadi cemburu,” lanjut Alvan, membuat bola mata gadis itu melebar tidak percaya.

BERSAMBUNG.

Hai, Guys.. bertemu lagi nih sama cerbung Jasmin!

"Alvan beneran cemburu?"-Rara.

"Hm."-Alvan.

"Hm-nya Alvan, iya atau nggak?"-Rara.

"Hm."-Alvan.

"Alvan!"-Rara.

"Hm?"-Alvan.

"Nggak ada kata selain 'hm'?"-Rara.

"Hm."-Alvan.

"SABAR RA! UDAH, JANGAN BAWA PISAU SEGALA! INGET, DIA KULKAS DUA PINTU!"-Author (mencegah gadis tokoh utama cerita Harapan yang terlihat nafsu untuk membunuh Alvan)

"Hm?"-Alvan.

"Ya, Tuhan.. Author, kenapa Rara bisa suka sama sosok ini sih?!"-Rara.

"Maafkan, Author.."-Author.

"Hm."-Alvan.

"Baiklah, Ra.. Author dukung kamu buat membunuh dia. Ayo."-Author.

"Hmm!!!!!"-Alvan.

-Terima kasih atas dukungan kalian :)

Saran dan kritik, dipersilahkan ^_^

Do'akan kedepannya semakin baik ya cerbungnya, semoga menghibur cerbung kali ini! ^_^

Oh ya, mau tahu Authornya? Bisa kunjungi akun instagramnya kok! @minemine_19 atau @its.mineeee_19Kalian bisa berkomunikasi dengannya di sana! Dia menunggu direct kalian loh! ^_^

Atau, kirim pesan lewat emailnya:[email protected]

Salam Penulis,

Jasmine Sonia Failasufa

Muach :3

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Lanjoottt

13 Apr
Balas

Iya, trims ya buat suportnya! ♡

13 Apr

Lanjut!

13 Apr
Balas

Iya, trims ya buat suportnya! ♡

13 Apr

Lanjutt, semangat kak

13 Apr
Balas

Iya, trims ya buat suportnya! ♡

13 Apr

tega bet mbunuh, keknya authornya kebanyaakan nonton anime deh, akhirnya baca juga kak

14 Apr
Balas

Em, mksdnya membunuh di situ memiliki arti menghapus karakter dia lo, 'ya.. bukan membunuh orang >~< I

14 Apr

Trims ya buat suportnya! ♡

14 Apr

Ooh. Gitu. Kenapa pake pisau? Kan bisa dari keyboard kak. Qiqiqi

15 Apr

Lanjutt

13 Apr
Balas

Iya, trims ya buat suportnya! ♡

13 Apr

ngakakkkk............ lanjutttt qaaaaaaaaaaaaaaqqqqqqqqqqqq!!!!!!!!!! SEMONGQOOOOOOOOOOO

13 Apr
Balas

Iya, trims ya buat suportnya! ♡

13 Apr

Lanjuuutts

13 Apr
Balas

Iya, trims ya buat suportnya! ♡

13 Apr

Lanjut kak

13 Apr
Balas

Iya, trims ya buat suportnya! ♡

13 Apr



search

New Post