Izatul Hayati atau kerap dipanggil Iza. Aku kelahiran 13 September 2006 di Pekanbaru-Riau,tapi besar dan tumbuh di Pesisir selatan-Sumatra Barat. Menulis adalah salah satu hobiku,dibangku Mts awal aku menulis sebuah cerita. Untuk mengetahui lebih lanjut tentang ku bisa hubungi via email: [email protected] atau via Whatsapp 085210775919. Pertama kali aku mencoba menulis sebuah cerita saat aku duduk dibangku kelas 9 MTsN. Saat itu aku dibimbing oleh wali kelasku yang tak lain adalah guru Bahasa Indonesia. Awalnya aku ragu untuk memulai karena dilihat dari beberapa temanku yang terlihat kesusahan dalam menulis cerita, namun semua keraguan itu hilang saat guruku menantang ku untuk membuat sebuah cerita dan membukukan nya,guru kuk berkata bahwa menulis adalah hal menyenangkan. Karena merasa tertantang aku pun memulai membuat cerita inspiratif. Hari pertama ku menulis sudah jadi 2 paragraf, lumayan melelahkan tapi tentu saja aku tidak akan mundur secepat itu. Aku suka sesuatu yang menantang, apalagi dalam hal belajar. Beberapa referensi telah aku dapatkan untuk paragraf selanjutnya, namun aku kesulitan dalam membuatnya dalam bentuk kalimat. Aku hanya bisa membayangkanya,aku tidak bisa menjadikannya dalam sebuah kalimat. Dititik ini aku bingung kepala sepertinya sudah mau meledak bahkan aku berpikir untuk mengakhiri ini semua. Setelah dipikir-pikir lagi sepertinya aku terlalu lemah untuk berhenti disini,akhirnya yaa aku melanjutkan apa yang sudah kumulai. Tujuh hari berlalu ini adalah hari dimana aku harus mengumpulkan hasil karyaku kepada guruku. Setelah guruku masuk kelas dan menjelaskan beberapa materi tentang pelajaran pokok selesai , aku bersama 5 orang temanku yang lain mengumpulkan cerita kami masing-masing untuk dikoreksi. Seperti dugaanku dari awal ternyata memang karya ku kurang menarik guru menyuruhku untuk menulis kembali cerita yang baru dengan tema yang sama. Hffttt rasanya Lelah aku ingin menyerah saja. Hari-hari kulalui dengan menulis,salah lagi ulang lagi,salah lagi ulang lagi. Menulis cerita memang tidak semudah membalikan telapak tangan ini benar-benar melelahkan. Support dari kedua orang tua dan keluarga lah yang hanya membuatku semangat menulis. Waktu pengumpulan tugas sebentar lagi tapi aku baru menyelesaikan beberapa paragraf,rasanya panik setengah mati. Bergegas aku mengambil kertas yang sebelumnya sudah ku isi dengan beberapa paragraf itu dan segera berpikir untuk membuat paragraf selanjutnya. Sekarang hari pengumpulan karya aku deg-deg an karena takut cerita ku tidsk menarik lagi seperti sebelumnya. Tapi siapa sangka ternyata hasil karya ku disukai guru bahasa Indonesia. Tentu saja guruku tidak lupa dengan janjinya diawal untuk mencetak cerita tersebut menjadi buku. Aku sangat senang hingga akhirnya menulis cerita menjadi bagian penting dalam hidupku. Kesuksesan tidak dinilai dari hasil tapi dari proses yang kau lalui.