Ketertarikan dengan Perputakaan

Menyendiri di dalam kamar pada sore hari membuatku mengantuk. Mengambil handpone lalu membalas pesan, muncul pertanyaan dalam benakku. "Apa jadinya jika orang-orang selalu membaca buku, majalah, atau koran yang berisi informasi sehingga tidak ada lagi yang selalu mengandalkan ponsel untuk mendapatlan sebuah jawaban?"

Mengingat buku, aku tidak terlalu banyak mengoleksinya. Bahkan aku tidak memiliki setumpuk buku bacaan sebagai hiburan jika aku sedang dilanda kesuntukan. Aku lebih suka membacanya di perpustakaan sekolah, atau aku pinjam bukunya lalu ku bawa pulang untuk dibaca dan akan dikembalikan jika sudah selesai baca dan batas tempo.

Jika ditanya "Mengapa tidak membeli saja melalui online jika kamu suka dan di sini tidak ada?" maka aku akan menjawab "Di perpustakaan sekolah ada, dan aku akan meminjamnya dari sana saja!"

Tempat ternyaman untuk membaca buku menurutku selain kamar pribadi, adalah perpustakaan. Maka akan lebih menyenangkan jika di dalam kamar ada perpustakaan. Tempat di mana berbagai jenis buku tertata rapih juga suasana yang sepi. Meskipun terlihat sepi, tempat itu selalu ada pengunjung baik yang hanya sekedar mencari suasana tenang atau menghabiskan waktunya dengan membaca.

Aku memiliki teman, dulu aku sering melihatnya membaca di pojok kelas sendirian ketika jam kosong atau di perpustakaan. Dari situlah awal langkahku dengan buku dan perpustakaan dimulai. Di mana aku tertarik dengan buku yang dia baca, lalu aku meminjamnya hanya dalam waktu sehari dan esoknya dikembalikan ke perpustakaan.

Aku bertanya padanya, "Buku apa saja yang dipinjam?" lalu dia menjawab "Aku hanya meminjam ini. Jika kamu mau baca yang lain, ayok ke perpustakaan!" ajaknya.

Kelas sedang jamkos, guru tidak masuk jadi aku putuskan untuk ikut dengannya daripada hanya berdiam diri di kelas. Sebelumnya kami sudah izin pada ketua kelas untuk mengunjungi perpustakaan jika ada guru lain masuk.

"Assalamu'alaikum!" ucap kami berdua.

"Wa'alaikumsalam!" Sapaan guru cantik dengan senyuman menyambut setiap siswa yang mengunjungi perpustakaan.

Rasa sejuk dan tenang langsung menyerang diriku. Aku mengikuti langkahnya ke bagian belakang dekat jendela. Di mana berbagai jenis dan judul novel berjajaran. Aku sendiri bingung melihatnya dan harus memulai dari mana untuk menjelajahi semuanya?

"Kamu bisa cari dari jajaran rak sebelah sana!" tunjuknya pada rak sebelah kiri kami.

Aku pun mulai membaca satu persatu judul novel dalam rak tersebut, hingga mataku tertuju pada novel tebal yang menarik perhatian. Aku ambil novel tersebut untuk membaca sinopsisnya. Sekitar lima belas menit kami berada di perpustakaan, ketua kelas datang menghampiri kami dan memberitahu jika guru mata pelajaran selanjutnya akan memasuki kelas.

Kami pun bergegas meninggalkan perpustakaan, sebelumnya aku dan teman ku menghampiri meja di mana tempat peminjaman buku didata. Masih ku ingat jelas, untuk meminjam buku dari perpustakaan setiap siswa diharuskan memiliki kartu perpustakaan. Karena aku belum memilikinya, dia membantuku untuk membuatnya.

Setelah aku memiliki kartu perpustakaan, hampir setiap minggu kami mengunjungi perpustakaan. Hingga guru yang bertugas di perpustakaan selalu menyapa dan hafal dengan nama kita. Terkadang juga aku meminjam lebih dari satu buku untuk ku baca di rumah. Itu menjadi kebahagiaan tersendiri untukku, di mana menjadi lebih aktif dalam membaca buku dan berteman dengan orang-orang yang berada di sana.

Dering telepon membuyarkan aku dari ingatan yang sedang aku rindukan. Merindukan masa-masa di mana tersenyum, menangis, dan tertawa membaca sebuah cerita di perpustakaan sekolah. Rindu saling berbagi cerita tentang kisah yang telah dibaca hingga larut dalam dunia imajinasi. Rela menghabiskan waktu di akhir pekan untuk menyelesaikan daftar bacaan dan membuat list judul-judul buku yang akan dibaca untuk selanjutnya.

Biodata Penulis :

Hasti Nurdiana, kelahiran Banjar, 12 November 2003. Kini bersekolah di SMA N 2 Banjar. Penulis dapat dihubungi melalui email [email protected] dan via WA 087736698636.