Sepenggal Sejarah SAKERA
Seorang lelaki berkopyah lengkap dengan sarung dan baju kokoh tengah melangkah keluar dari balik pintu masjid. Beliau terkenal dengan seorang Islam yang amat Sholeh. Beliau juga keturunan golongan ningrat yang biasa disebut Kalas MAS. Ia adalah Sadiman. Seorang lelaki kelahiran Raci. Tepatnya di kota Bangil,Pasuruan, Jawa Timur. Ia juga seorang mandor diperkebunan tebu milik pabrik gula kancil mas Bangil. Ia terkenal baik hati dan selalu memperhatikan para pekerjanya.
Setelah langkah Sadiman berada dilingkup rumahnya.Seorang lelaki yang merupakan tetangga nya itu menyapanya.
"Pak Sadiman""
Oh...iya pak" Jawab Sadiman dengan ramah
"Gimana kabarnya perkebunannya pak" Tanya lelaki itu basa basi
"Oh.Baik pak.Soalnya musim giling sudah selesai jadi pabrik gula membutuhkan banyak lahan baru untuk menanam tebu"
"Oh.Semoga lancar pak" Kata lelaki itu penuh antusias
"Iya pak sama-sama. Saya jalan duluan" Ucap Sadiman sembari melangkahkan kakinya untuk meneruskan perjalannya menuju rumah.
Tak membutuhkan waktu yang lama. Berita pabrik gula yang membutuhkan banyak lahan baru itu terdengar oleh pihak Belanda. Karena memang pada waktu itu negara Indonesia masih berada dalam genggaman Belanda. Pihak Belanda pun memiliki ambisius untuk membeli lahan seluas-luasnya dan dengan harga yang murah untuk kepentingan pabrik itu dan kemudian memanfaatkan hasil jual tebu untuk kepentingan Belanda sendiri.
Akhirnya pihak Belanda memiliki rencana untuk menyuruh carik Rembang untuk menyediakan lahan baru. Dengan iming-iming harta kekayaan yang melimpah. Tidaklah susah untuk membujuk carik Rembang itu. Tanpa berpikir dua kali,carik Rembang itu pun menyetujuinya. Sungguh rencana yang sangat licik. Carik Rembang telah masuk pada perangkap Belanda yang sebetulnya hanya ingin memanfaatkan dirinya.
Carik Rembang pun mulai melaksanakan tugas dari Belanda tersebut. Ia menghalalkan segala cara agar mendapatkan lahan yang diminta oleh Belanda. Tanpa segan, terkadang carik Rembang juga menggunakan kekerasan pada rakyat. Tindakan itu tentunya mendapat kecaman dari Sadiman. Beberapa kali Sadiman membela keadilan untuk rakyatnya. Ia tidak pernah takut atas apapun ancaman dari carik Rembang. Karena memang Sadiman terkenal mempunyai ilmu bela diri yang tinggi dan kebal terhadap benda tajam.
Carik Rembang yang mulai geram terhadap Sadiman yang selalu membela rakyatnya dan selalu menggagalkan rencananya itu langsung memberitahukan hal tersebut pada pihak Belanda. Mendengar kabar tersebut, Pimpinan perusahaan pun marah. Kemudian ia mengutus seorang laki-laki yang bernama Markus untuk membunuh Sadiman.
Hingga suatu saat para pekerja perkebunan tebu tengah beristirahat tanpa adanya pengawasan dari Sadiman. Akhirnya, dengan mudah Markus yang diiringi dengan para pengawalnya mulai menjalankan aksinya atas perintah Belanda itu. Markus pun datang dengan keadaan marah. Lalu ia menghukum, menindas dan menyiksa para pekerja itu. Setelah dirasa cukup, Markus pun menantang Sadiman agar keluar dan membuktikan seberapa kuat dirinya.
Mengetahui hal tersebut, Sadiman seketika itu langsung memberi respon marah. Tanpa basa basi, Sadiman melawan Markus beserta para pengawalnya. Alhasil, Markus dan para pengawalnya terbunuh oleh Sadiman diperkebunan tebu itu.
Berita kematian Markus dan pengawalnya itu akhirnya sampai pada pihak kepolisian Belanda. Sejak saat itu Sadiman pun berlari menuju rumah ibunya sekalian untuk mengunjungi ibunya yang sudah lama ia tinggalkan. Nasib tidak baik menimpa Sadiman. Ia terkepung dan dikeroyok oleh carik Rembang dan kepolisian Belanda. Ingin Sadiman melawan. Namun cara licik kembali lagi dilakukan oleh Belanda. Kepolisian Belanda memberikan ancaman akan membunuh ibu Sadiman jika Sadiman berani untuk melawan. Apa boleh buat, Sadiman menyerah dan pasrah. Ia pun diseret dan dijebloskan ke penjara di kota Bangil.
Kehidupan Sadiman di penjara seakan seperti di Neraka. Setiap harinya Sadiman selalu disiksa oleh kepolisian Belanda. Tapi Sadiman bukanlah orang yang lemah, ia memiliki jiwa semangat yang tinggi. Tak peduli posisinya yang sekarang berada didalam penjara. Sadiman melakukan perlawanan pertamanya pada carik Rembang. Tanpa rasa kasihan, Sadiman menghabisi carik Rembang itu sampai meninggal. Sadiman kembali lagi melakukan perlawanan terhadap para petinggi perkebunan yang memeras rakyat. Lagi-lagi mereka semuanya habis dalam sekejap ditangan Sadiman. Perlawanan Sadiman mulai menjalar pada kepolisian Belanda. Kepala kepolisian Bangil juga dihabisinya dengan menggunakan Clurit.
Tapi pihak kepolisian Belanda tidak bodoh, mereka tetap ingin membunuh Sadiman. Kepolisian Belanda pun mendatangi teman seperguruan Sadiman yang bernama Aziz. Kepolisian Belanda membujuk Aziz untuk memberitahu kelemahan Sadiman. Dengan mengetahui kelemahan Sadiman, kepolisian akan mudah melenyapkan Sadiman.
Dengan di iming-iming akan diberi imbalan oleh Goverment Belanda di Bangil. Aziz pun tergiur akan tawaran itu. Dengan segera Aziz pun memberitahu apa kelemahan Sadiman. Setelah kepolisian Belanda mengetahui kelemahan Sadiman, mereka kehabisan strategi untuk menghabisi Sadiman. Akhirnya, mereka meminta kembali bantuan Aziz yang mudah sekali dibujuk oleh harta. Aziz pun membuat strategi dengan menjebak Sadiman. Sadiman pun terjebak dan Aziz langsung melumpuhkan ilmu Sadiman dengan memukulkan daun janur kuning pada tubuh Sadiman. Ilmu Sadiman pun hilang, tapi ia masih bisa berlari dari kepolisian Belanda.
Namun sayang nya Sadiman kembali tertangkap oleh kepolisian Belanda. Ia pun kembali diringkus dan dibawa kembali ke penjara. Lalu Sadiman diadili di Geoverment Belanda di Bangil, ia pun diberi keputusan untuk dihukum gantung. Sadiman pun gugur dalam gantungan itu yang dilaksanakan di penjara Bangil. Akhirnya Sadiman dimakamkan di Bekacak, Kelurahan, daerah paling selatan kota Bangil-Pasuruan-Jawa Timur. Karena jasa Sadiman yang selalu membela keadilan rakyat dari penjajahan Belanda, ia pun mendapat julukan SAKERA yang artinya pejuang yang anti penjajah.
Terima Kasih Sadiman, Jasamu sungguh mulia. Engkau telah mempertaruhkan nyawamu demi membela keadilan tanah kelahiranmu. Kuharap dengan cerita singkat ini, jasamu terkenang sebagai pahlawan nasional dan terdengar oleh seluruh rakyat Indonesia.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar