Hannan Hazimah A.H

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Dua Detektif Cilik: Misteri Rumah Tak Berpenghuni (Cerita 1)

Dua Detektif Cilik: Misteri Rumah Tak Berpenghuni (Cerita 1)

Di pagi yang cerah... Aku sudah rapi, karena aku mau pindah rumah.

Oh iya, namaku Aira, umurku 11 tahun, aku sangat menyukai misteri.

"Aira, ayo naik ke mobil" panggil Abi dan Umi ku.

"iya, Abi,"balas ku.

Aku lalu masuk ke dalam mobil, mobil pun melaju.

***

3 jam kemudian...

"Kita sudah sampai!" seru Abi.

"Yey!” teriakku senang karena aku sudah capek duduk di mobil terus selama tiga jam.

Kami segeluarga pun sibuk membereskan bawaan kami.

***

Keesokan Paginya..

"Aira mau main di keluar ya... Boleh nggak?"tanyaku pada Umi dan Abi.

Umi dan Abi mengangguk “Boleh, sayang. Hait-hati ya…”

"Iya… Aira pergi dulu, Assalamualaikum…”

Ketika aku baru keluar dari rumah dan berjalan beberapa langkah, tiba-tiba ada seorang anak perempuan memakai kerudung, celana jeans, dan baju berlengan panjang yang menyapaku, "Hai, kamu siapa? Kamu baru pindah ya?" tanya anak perempuan itu.

"Namaku Aira, Iya, aku baru pindah kesini. kamu siapa?" aku balas bertanya pada anak perempuan itu.

"Namaku Lili, umurku 10 tahun, umurmu berapa?" jawab anak perempuan yang rupanya bernama Lili itu.

"Wah, sama dong! Umurku 10 tahun juga,"jawabku sambil tersenyum senang.

"Aira, kamu mau-ku temani melihat-lihat daerah sekitar sini, tidak? kalau mau ayo ikut aku," tawar Lili.

"Tentu saja aku mau!” jawab ku senang.

Tiba-tiba seorang anak perempuan datang sambil berlari dan menyapa Lili.

“Hai Lili, itu siapa?” tanya anak perempuan yang baru datang itu.

“Ini Aira, di baru pindah kesini. Aira, ini Icha, dia sepupuku,”

“Halo Aira,” sapa anak perempuan yang bernama Icha itu.

“Halo juga, Icha,” balasku.

Kemudian Icha ikut menemaniku melihat-lihat daerah sekitar rumahku.

***

Ketika kami sedang jalan-jalan, aku melihat sebuah rumah yang tampak tua, rumah itu banyak sekali debu dan sarang laba-labanya, di kanan-kiri rumah itu, banyak pohon yang besar-besar. membuat rumah itu tampak seram.

Lili bilang kalau itu rumah kosong yang dianggap angker oleh orang-orang, 'ada hantunya' kata orang-orang, kalau Lili sih, tidak percaya.

Sementara itu, Icha sangat percaya kalau di rumah kosong itu ada hantu, Icha bilang, ia pernah melihat hantu di situ, hantu itu bentuk mata yang sipit dan bercahaya.

Aku yang sangat suka dengan misteri langsung mengajak Lili dan Icha untuk menyelidiki rumah itu, apakah betul ada hantunya atau tidak.

Lili dan Icha setuju, awalnya Icha tidak mau karena ia sangat takut dengan yang namanya hantu, tapi setelah dibujuk-bujuk agar ikut, akhirnya Icha mau ikut.

"Kita menyelidikinya kapan?"tanya Lili.

"kalian biasanya sholat di mana? Di masjid atau di rumah?"aku balas tanya.

"Di masjid" jawab Icha dan Lili berbarengan.

"Besok habis shalat Subuh saja, setuju?"tanya Ami.

"Setujuu..."seru Lili dan Icha.

Kemudian aku, Lili, dan icha melanjutkan berkeliling.

***

Keesokan harinya. Di masjid, selesai shalat subuh.

Setelah selesai melipat telekung (mukena), aku, Lili, dan Icha berangkat ke rumah kosong yang katanya angker itu bersama-sama.

***

Sesampainya di rumah kosong…

"Hii... seram" Icha bersembunyi di belakang tubuh Lili.

"Ayo masuk, jangan sampai keburu terang,"kata ku.

Berbondong-bondong aku, Lili, dan Icha segera masuk ke “Rumah angker”

"Gelap, aku lupa nggak bawa senter" keluh ku.

"Tenang... aku bawa senter kok. Aku hidupkan ya.." kata Lili.

Tringg... lampu senter menyala, Lili menggerakkan senter ke sekeliling. Tidak ada apa-apa. tabi tiba-tiba…

"Aaa... hantuu!" teriak Icha.

"Mana, Cha?" tanya Lili, senternya digerak-gerakkan ke seluruh penjuru rumah.

"I, itu, di sana! "Tunjuk Icha.

Lili menyorotkan senternya ke tempat yang ditunjuk Icha, dan terlihat sebuah kursi goyang yang goyang - goyang sendiri.

Aku dan Lili segera berlari ke arah kursi goyang. Hanya Icha yang diam di tempat karena masih ketakutan.

Ketika sampai di kursi, ada seorang Nenek yang duduk di kursi itu.

"Nenek siapa?"tanya ku terkejut.

"Panggil saya Nenek Esi" ucap nenek bernama Esi itu.

"Nek Esi sudah lama tinggal di sini?" sahut Icha yang baru datang.

Nenek Esi mengangguk, “Iya, soalnya nenek nggak punya rumah dan keluarga, jadi nenek tinggal di rumah kosong ini saja,”

"Berarti misterinya sudah kita pecahkan, nggak ada hantu di sini, hanya ada seorang nenek,"ucap Lili.

"Belum, kata Icha kan ada hantu berbentuk mata yang bercahaya." aku mengingatkan.

"Itu hantu yang kamu lihat bukan, Cha?" aku menunjuk ke pojok ruangan.

Di tempat yang ditunjuk Ami ada sepasang mata yang bercahaya.

"I, iya" Icha gemetaran karena takut.

"Nggak usah takut, itu cuma kucing, kalau gelap mata kucing itu bercahaya" Ami menenangkan Icha.

"Apa betul itu kucing, Nek?" tanya Icha pada Nek Esi.

"Betul, itu kucing yang menjadi teman nenek di sini" Nek Esi mengangguk.

"Berarti rumah ini memang tidak ada hantunya!"seru Meli.

Ami, Neni, dan Icha mengangguk setuju.

****

Paginya, aku, Icha, dan Lili menceritakan kepada orang-orang kalau di rumah kosong itu tidak ada hantunya, Lili juga menceritakan pengalaman mereka.

Karena Lili dan Icha dikenal sebagai anak yang sangat jujur, dengan cepat orang-orang percaya.

Sejak saat itu, rumah kosong itu sudah tidak dianggap angker oleh orang.

~Tamat~

Icha itu hanya tokoh tambahan ya..

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

lanjutkan hanan yang imut

15 Oct
Balas

Iya, Hanania.. oh iya, umur km brp sih? Kok kadang panggil aku kakak, kadang Hanan

15 Oct

Iya, Hanania.. oh iya, umur km brp sih? Kok kadang panggil aku kakak, kadang Hanan

15 Oct

Wadawwww, cerita kak Hannan sungguh bagus dan banyak!

15 Oct
Balas

Makasih Khanza.. ini ceritanya di upload disni karena tugas dr sasisabu yg lg kakak ikutin sekarang :)

15 Oct

Ouch, bagus bagus!

15 Oct
Balas

Thaks

15 Oct

Hai, Hana :)

21 Oct
Balas

Hai jg, Syafa

21 Oct

Keren kak! Smangaat menulis ya:)

15 Oct
Balas

Makasih ya...Zahra ikut Sasisabu ke brp?

15 Oct

Hehe. Masih belum ikut kak. Insya Allah kapan2:D

15 Oct

Oohh

15 Oct

Zahra, kl blm pernah ikut kls Sasisabu, ga blh posting cerita.. gitu yg kakak tahu. Maaf kl misalnya salah

15 Oct

Wah ceritanya bagus dan menarik lanjut dong kak hannan

22 Oct
Balas

Maf, ini utk buku. Jd ga bisa lanjutin

22 Oct



search

New Post