aku ingin menjadi dokter prolog
prolog
pagi yang cerah sinar matari bersemangat memberi aura paginya kepada seluruh pertokoan di daerah bengkulu termasuk toko bapakku. tapi sang matahari tidak memberikan semangatnya kepada saudara saudarku yang sedang tidur tiduran menonton tv sambil bermain gamebot di tingkat dua. tidak malu terhadap matahari yang sudah menyapa sejak mereka masih tertidur.
sebuah mobil bak pun datang. kali ini adalah pick up ke tiga yang mengantarkan para bola yang akan kami jual. "liza ambik parabolanyo baru jo datangko angkek ke ate" teriak abak yang kesekian kali menyuruhku ."iyo bak" kataku lembut kepada abak. tanpa membantah, ku bawa barang dagangan abak ke atas sambil melihat meraka tidur tiduran layaknya sang raja.
sudah parabola ke 4 kubawa tapi posisi madar meraka masih sama. padahal aku adalah sorang perempuan yang bahkan lebih muda dari mereka tidak ada terbesit sidkitpun di hati mereka untuk membantu ayahnya. tapi ku mengerjakan perintah orang tuaku dengan ikhlas karena kasihan terhadap emak dan abak. mungkin abak sudah menyuruh kaum adam tersebut tapi yah mereka pasti melawan dan marah marah.
begitulah kebiasaan keluaraga kami yang menganggap kaum pria adalah raja dan menyruh segala urusun kepada kaum hawa. tapi dari hal kceil itulah mentalku terbentuk. kuat , tidak gampang menyerah, dan rajin berkerja mungkin hikmah dari kebiasaan ini. hal itu pun menjadi bekal mengarungi lautan kehidupan ini.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar