Habibah Al Maulidy Sukarno

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Kilas Balik Ramadhan Tahun Lalu

Kilas Balik Ramadhan Tahun Lalu

Hai! perkenalkan aku Alma, siswi kelas delapan yang ingin bercerita tentang ramadhan tahun lalu. Sama seperti malam-malam sebelumnya, aku sedang menemani adikku mengerjakan tugasnya. Yah, seharusnya tugas itu sudah selesai. Tapi karena sejak jam tujuh pagi tadi dia sudah menghilang, terpaksa telat mengumpulkan. Ini pun ia mau mengerjakan tugasnya dengan embel-embel permen neon warna-warni. Kalau tidak begitu, dipastikan tugas-tugas itu tak akan tersentuh barang sedikit pun.

Suara tes michrophone mengalihkan atensiku. Selanjutnya yang terdengar adalah suara orang dewasa yang mengucap basmalah. Lalu adzan isya berkumandang. Wah, seharusnya setelah ini akan ada tarawih.

Oh, iya. Mama menyuruhku untuk membeli sesuatu di toko dekat rumahku. Segera saja kulaksanakan perintah itu.

Anak-anak kecil terlihat berlarian menuju mushola kecil di kampungku. Terdengar gelak tawa dari beberapa di antara mereka, mungkin yang berhasil memenangkan permainan. Lantas terdengar obrolan lucu yang kusimak sebentar.

"Kamu besok puasa, kan?", itu yang kudengar dari salah seorang anak yang terlihat paling besar diantara anak kecil itu. Yang lainnya menyahut.

"Iyalah! Sahurnya jam 3 sama jam 12, toh? Aku puasa!", sontak saja perkataan itu menuai ejekan dari suara-suara lainnya. Pun denganku yang tertawa pelan. Ada-ada saja anak-anak itu. Kembali ke tujuan awalku, di depan sana toko milik Bu RW sudah terlihat.

Menenteng dua kantong plastik di tangan kanan, aku berjalan pulang melewati mushola kampung. Beberapa orang terlihat membersihkan halaman, mungkin sekitar tiga orang ditambah seorang yang bertugas menggemakan adzan. Selain itu, tak ada orang lain yang mengisi mushola.

Sebentar, tidak ada tarawih? Ah, yang benar saja. Padahal sudah kusiapkan mukena terbaik dari yang kupunya untuk menyambut kedatangan bulan penuh berkah ini. Aku tersadarkan oleh kenyataan bahwa masih ada sekat yang memisahkan saf kaum muslim, korona. Haah..Aku menghela napas pasrah. Di balik masker, aku beristigfar seraya memanjatkan doa pada-Nya. Ya Allah, kapan bencana ini akan berakhir? Kapan karpet-karpet tempatku bersujud kembali terhampar?

Huh, daripada kesal sendiri, lebih baik kusegerakan pulang saja. Kali ini jalan benar-benar sepi. Tak lagi terlihat bocah kampung tadi. Mungkin dimarahi emaknya. Kebanyakan dari mereka jadi paranoid, berpikir bahwa batuk tanda korona, bersin sedikit, korona. Yah, gejala seperti itu memang tidak bisa diremehkan, tapi kalau paniknya berlebihan, jadinya stress sendiri.

Setelah sampai dan menata barang tadi, kudengar suara adikku dari lantai dua. Hm...jam segini sih biasanya dia sudah stand by di depan tv. Tapi kali ini, tak tahu kenapa dia lebih memilih masuk lebih awal ke kamarnya. Wah..kira-kira kenapa ya?

"Qul 'audzu birabbinnaas..", ayat pertama surat An-Nas itu samar terdengar di telingaku. Ketika kubuka sedikit pintu kamar si kecil, rupanya dia sedang mendengarkan murotal di aplikasi belajarnya. Telinganya tersumpal earphone berwarna putih yang tersambung dengan tab miliknya. Saking asiknya, dia sampai tak menyadari keberadaanku.

Kening si kecil berkerut memperhatikan video yang ditontonnya. Bibirnya mengikuti meski tanpa suara. Setelah berkali-kali mengulang videonya, ia mulai menirukan. "Malikin nas", ucapnya terbata.

"Mālikin nās", koreksiku membetulkan panjang pendeknya. "Lagi hapalan, ya?"

Si kecil mengangguk malu. "Ayo hapalan sama Kakak!", ucapku semangat. Sekarang hanya ada suara kami berdua, melantunkan ayat-ayat Nya sebagai ungkapan syukur yang tak terhingga. Bersyukur kami masih diberi kesehatan, masih mempunyai kemampuan untuk menjalankan perintah-Nya, masih diberi kesempatan untuk mengagungkan nama-Nya.

Entah kemana merana yang tadi hinggap di hatiku. Segera kulupakan segala kesenduan itu, karena kutahu, bahwa sesungguhnya ibadah hanyalah untuk Allah. Tak peduli kapan dan dimana, asalkan kita ikhlas menjalankannya. Tak apa, tak ada tarawih di masjid untuk tahun ini, tapi inilah yang terbaik yang diberikan Allah untuk kita. Dari si kecil aku belajar, bahwa dengan kesungguhan, kita bisa meraih apa yang kita inginkan. Dia bersungguh-sungguh dengan hapalannya, dan aku, berusaha untuk menjadi pribadi yang lebih baik, tanpa melupakan hakikat yang sebenarnya. Yaitu lillahi ta'ala, hanya untuk Allah semata. Insyaallah.

BIODATA

Holaaa! Kenalin, namaku Habibah Al MS. Siswi kelas delapan di MTsN 1 Kota Blitar yang lahir di Pasuruan tanggal 30 Maret 2007. Berawal dari membaca, aku mulai tertarik dengan dunia tulis-menulis. Karena kata guruku, dengan membaca kita mengenal dunia, dan dengan menulis kita dikenal dunia. Kalau ingin berkenalan lebih lanjut denganku, silahkan berkunjung ke akun instagram ku @bibah_07_. Kutunggu ya, Terima kasih!

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

bgs bgt ka. Btw, puisi kk bagus2. bener! Buat puisi lgi y ka... klo mau sih :)

08 Apr
Balas

makasih.. cerpenmu juga bagus :) iya next insyaallah bikin lagi puisinya.. :)

08 Apr



search

New Post