Flavia Caesa Dinata

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Mana janji Bapak?

Mana janji Bapak?

Siang itu. cuaca terik, angin sepoi- sepoi menyentuh lembut rambut ikal ku. cuaca aneh, panas dengan angin.

"Assalamualaikum" salam ku di ambang pintu. "Ngekk" suara pintu terbuka. Terlihat Wanita paruh baya menggunakan baju daster batik, berjilbab hitam pekat dan dompet kecil di telapak tangan nya. "Ayo, masuk.. ganti baju, shalat dzhuhur lekas makan siang.. di atas meja udah Ibu siapin tempe goreng, sambal tomat sama nasi hangat, dimakan ya.. Ibu mau ke warung dulu, nggak ada yang jagain soal nya" Ibu berpesan kepada ku dan Tina, adik perempuan ku satu- satu nya. "Iya Bu.. hati- hati di jalan" aku dan Tina segera menyalami Ibu. "Iya, Assalamualaikum" Ibu memakai sandal lantas meninggalkan rumah menggunakan sepeda kayuh nya. "Waalaykumussalam" aku dan Tina melambaikan tangan. *** Aku membuka mata, melihat dinding kamar yang kosong. "Tina, bangun... udah jam tiga, Shalat dulu" aku mengguncangkan badan Tina yang terlentang di sebelah ku. "Hoam.." Tina bangun dari tidur nya. "Ayo Shalat" tegas ku seraya turun dari kasur. "Iya, iya.." Tina mengikuti ku menuju kamar kecil untuk mandi dan wudhu untuk Shalat. *** "Bu, Bapak udah pulang kah?" Tina menatap Ibu. "Belum Nak.. Bapak lagi di pasar, ngejual ikan.. InsyaAllah habis ini pulang" jawab Ibu. "Oh.." Tina menjawab singkat. "Tina udah ngerjain PR belum?" Tanya Ibu balik. "Belum sih Bu, Tina ngerjain dulu ya.." Tina tersenyum lantas mengambil buku di dalam tas untuk belajar. "Kak Athirah, udah mengerjakan PR belum?" Ibu berganti menatap Aku. "Sudah Bu, Athirah mau ke pantai ya, mau cari cangkang keong" Keseharian ku setiap sore, selepas Shalat Ashar, aku mencari cangkang keong yang sudah tidak di butuhkan untuk di buat kerajinan lalu di jual. Aku ingin membantu memulihkan kondisi ekonomi keluarga, walaupun hanya sedikit demi sedikit. "Athirah pergi dulu ya Bu, Assalamualaikum" aku menyalami Ibu. "Iya, hati- hati ya Nak.. Waalaykumussalam" jawab Ibu. *** "Hai Athirah! Cari cangkang keong?" Teriak seseorang dari kejauhan. "Iya" aku masih sibuk dengan cangkang keong yang ku temukan. "Aku juga!" Rupa nya Oki, sahabat ku saat mencari cangkang keong di pantai. Kondisi ekonomi keluarga Oki sama dengan keluarga ku, dia juga ingin membantu keluarga nya, apalagi dia tiga bersaudara, empat dengan nya. "Kamu udah nemu berapa kantong?" Tanya ku pada Oki. "Baru dapet satu kantong" jawab Oki. "Nggak biasa nya ya.. jam segini, biasa nya kita udah dapet dua sampe tiga kantong.. sekarang kok tambah menurun ya.." ujar ku. "Iya, biasa nya aku udah bisa bikin lima kerajinan, sekarang malah bisa nya cuman bikin dua kerajinan" Oki juga merasakan berkurang nya penghasilan dari cangkang keong. "Eh udah hampir malam nih, aku pulang duluan ya" pamit ku pada Oki. "Ya" Oki menjawab singkat. *** "Assalamualaikum" aku menarik handle pintu. "Waalaykumussalam" jawab seseorang dari dalam rumah. Bapak rupanya. "Sudah pulang Pak" aku menyalimi Bapak yang sedang bersantai di kursi kayu. "Iya, Nduk" jawab Bapak menyambut salaman ku. "Tumben jam segini udah pulang Pak?" Ibu datang ke ruang tamu, tangan nya terlihat membawa nampan berisi camilan dan teh hangat. "Iya, Alhamdulillah.. jualan ikan hari ini laku cepat" ujar Bapak seraya menyeruput teh hangat. "Yes! Berarti malam ini kita bisa makan udang dong" Tina terlihat bahagia. Setiap Bapak menjual ikan, dan laku keras. Biasa nya Bapak menjanjikan untuk membeli udang agar di masak oleh Ibu, kami hanya bisa makan udang sebulan sekali. benar- benar makanan paling nikmat bagi kami. "Maaf Tina, uang ini untuk membayar sekolah kamu, bulan ini kan belum bayar SPP sekolah.." ujar Ibu. "Yahhh, kok gitu sih" Tina adik ku, belum mengerti masalah ekonomi keluarga kami. "InsyaAllah, nanti malam Bapak carikan udang di laut, siapa tahu dapat" ujar Bapak. Bapak melaut saat malam hingga pagi, lalu menjual hasil tangkapan nya di pasar, sekitar jam tujuh pagi, Bapak sudah pulang ke rumah. *** "Bapak berangkat dulu ya" Bapak sudah siap dengan perlengkapan melaut nya. "Pak, yakin mau berangkat? Ini cuaca nya lagi buruk.. angin" ucap Ibu. "InsyaAllah.. nggak papa" Bapak mengangguk mantap. "Yaudah Pak, hati- hati.. kalau cuaca buruk di tengah laut, segera pulang Pak.. nggak usah mentingin udang, Bapak pulang dengan selamat udah cukup" ujar ku. Bapak mengangguk. "Assalamualaikum" Bapak pamit meninggalkan kegelisahan di hati kami. "Waalaykumussalam" jawab ku dan Ibu serempak. *** "Kak Athirah, mau bikin kerajinan apa kali ini?" Tanya Tina tak sabar, dia sangat senang jika membantu membuat kerajinan. "Bingkai foto. Tina, tolong ambilkan alat- alat kerajinan di ruang tamu" ujar ku. "Nih" Tina manyerahkan seperangkat alat membuat kerajinan milik ku. "Pertama, kita jadikan satu stik nya" "Bentuk apa Kak?" "Sesuai keinginan sendiri, sekarang Kakak mau bikin yang bentuk persegi" "Oke, Tina mau nempelin stik nya duluu!" *** "Tin, udah malem nih, sana tidur. Kakak mau nemenin Ibu" aku membereskan alat kerajinan ku. "Kan besok libur.. begadang boleh kan" Tina tersenyum kecut. "Enggak boleh, Tina.. walaupun libur, kan kita juga harus bangun pagi" ujar ku. "Iya deh" Tina menundukan kepala lantas berjalan menuju kamar. "Bu, Bapak kok belum pulang juga ya.." tanya ku. "Bapak kan biasa, malam mancing, pagi nya jual ikan, baru pulang.. doakan saja semoga bapak mu baik- baik saja" Ibu mengelus kepala ku. "Athirah, tidur aja gih sana" perintah Ibu. "Nggak bu, Athirah mau bantuin ibu buat jajanan untuk di warung besok" aku memohon. "Iya, terimakasih ya Nak.." Ibu mengangguk tanda mengerti. *** Esok pagi.. "Bu, Bapak kemana ya.. itu, teman- teman melaut Bapak udah pada pulang?" Tanya ku pada Ibu. "Iya, ya.. coba kamu tanya gih" perintah Ibu. "Ibu sama Tina ke warung duluan, nanti kamu nyusul ya.." aku mengangguk. "Permisi, Bapak- Bapak ini teman melaut Bapak saya kan.." malu-malu aku bertanya. "Iya, kamu Athirah kan.." jawab salah satu Bapak- Bapak. "Trus, kok pulang nya nggak bareng sama Bapak saya?" Aku mengerutkan alis mata. "Berangkat nya sih bareng, tapi kata nya, dia mau cari udang.. maka nya dia pisah dari kami" jelas Bapak itu. "Ohh, terimakasih Pak.." aku pamit pergi. "Sama- sama" *** "Gimana Athirah?" Tanya Ibu pada ku. Aku sedikit mengusap jidat ku yang basah karena keringat lantas menceritakan kejadian tadi. "MasyaAllah.. sampai segitu nya Bapak kamu nyari udang buat Tina.." ucap Ibu. "Trus, Bapak kok nggak pulang-pulang sampai sekarang.. jangan-jangan.." celetuk Tina sembarangan. "Tina, jangan sembarangan kalau ngomong" aku menutup mulut Tina. "Kalau Bapak belum pulang sampai nanti, Ibu tanya ke pos penjagaan laut saja.. disana kan, teman- teman Bapak semua" ujar Ibu. "Iya Bu.." aku mengangguk lantas merapikan barang- barang yang mau di jual oleh Ibu. *** "Bu.. Bapak kemanaaa, kok nggak pulang- pulang?" Tina tampak sangat khawatir, begitu juga dengan aku dan Ibu. "Ibu mau ke pos penjaga laut dulu ya.. kalian jaga rumah, nggak usah kemana- mana" pesan ibu, aku dan Tina mengangguk. Ibu pergi dengan cuaca buruk di sertai hati yang berkecamuk. Aku dan Tina hanya bisa berdoa, semoga keadaan nya baik-baik saja. "Bapak.. jangan tinggalkan kami Pak.. kami masih butuh Bapak, Ya Allah, lindungilah Bapak.." *** "Kak, Bu.. Bapak gimana?" Tanya Tina esok pagi saat sarapan. "Kata nya masih dalam tahap pencarian" ujar Ibu menitikan air mata. "Gara- gara Tina Bapak jadi hilang! Tina emang anak yang nakal, nggak tahu bersyukur" sesal Tina. "Syutt! Nggak boleh menyalahkan diri sendiri.. semua udah takdir, insyaAllah, kalau Allah masih mengizinkan kita bersama Bapak di dunia, Bapak akan segera di temukan" ujar ku sambil sesekali memainkan sendok makan ku. "Tapi Kak, kalau kita di takdirkan bersama Bapak.. tapi, saat di akhirat kelak.. gimana? Tina nggak mau kehilangan Bapak" Tina menunduk. "Tina, sudah Nak.. kita serahkan pada Allah, betul kata Kak Athirah, semua ini udah ada jalan nya, udah takdir" Ibu mengelus kepala Tina. "Walaupun kita juga nggak ikhlas, kita harus menerima" lanjut Ibu. *** "Assalamualaikum.." salam seseorang di ambang pintu. "Waalaykumussalam" ucap ku agak sedikit berteriak. "Bu, kok di luar ramai?" Tina agak membuka tirai jendela. "Nggak tahu ya.. bentar, Ibu mau ke depan dulu" ujar Ibu. "Ada apa ya Bapak- Bapak" Ibu membuka pintu. Aku melihat Ibu dari dalam rumah. "Gubrak!" Tiba- tiba badan Ibu terhempas ke tanah. "Bu, ada apa Bu.." aku mendadahi kepala Ibu. "Bapak pulang ya Kak? Yeee" teriak Tina berjingkrak- jingkrak. Namun setelah keluar rumah kebahagian itu tergantikan. Peti coklat wangi bunga. aku perlahan membuka isi peti tersebut, terlihat seseorang yang di bungkus rapi dengan kain kafan. "Ini siapa! Ini siapa" teriak Tina mendorong Bapak petugas kelautan. "Yang sabar Tina.. semua udah kuasa Allah" aku menarik tangan Tina. Bapak akan di kuburkan siang nanti. "Bapak, kenapa harus sekarang Bapak pergi.. Tina belum siap! Bapak, maafin Tina udah nyusahin Bapak... sampai berakhir seperti ini, Tina emang anak nakal, nggak tahu bersyukur apa yang di beri oleh Allah" sesal Tina, tangan nya masih kuat memeluk tubuh Bapak yang sudah tak bernyawa. Walaupun Bapak tak bisa menepeti janji membawa pulang udang, tapi semoga dengan perantara udang, Bapak khusnul khatimah. Tak tahu harus berkata apa, semua nya hampa, hanya bisa menyesali perbuatan diri, karena tahu akan seperti ini kita nanti. Terbungkus rapi oleh kain kafan, Allah menakdir kan semua nya terjadi, tak bisa di hindari, sekali Allah berkata 'jadi' maka jadilah. Allah maha berkuasa bagi semua makhluk nya, berhak mematikan ataupun menghidupkan, kehendak Allah tidak bisa di hindari, semua nya sudah pasti. Hanya berdoa dan berusaha, agar nanti kita kembali dalam keadaan khusnul khatimah, Amin Allahumaa Amin. kembali dalam keadaan sedang berbuat baik, bukan berbuat maksiat, Naudzubillahimindzalik. ----- Assalamualaikum Hai Sasisabu's (nama untuk teman sasisabu ku) Gimana kabar nya? Moga baik² aja yaa Ini cerpen udah selesai Comment ya bagus ato nggak Kritik saran juga di butuhkan Di tunggu cerpen selanjut nya yaa Asalamualaikum Salam manis dari Caesa🥰

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Keren caesaa! bikin org dag dig dug

06 Feb
Balas

Wkkwkwkwk

06 Feb

Bagus... keren ceritanya,aku sampe ngebayangin sambil baca...

06 Feb
Balas

Thnks mairaa

06 Feb

Kalo kamu gitu tapi kalo aku malah di rumah upin ipin -_-

25 Apr

coolnya dapet, feelnya dapet, sedihnya dapet, pokoknya good job, kamu ngabisin berapa waktu nih? di hp kan?

06 Feb
Balas

Iya, di HP kira² kyk nya sih ak lupa 2 hari palingan Lupa² inget

06 Feb

bagusss kkak....... semangatt

06 Feb
Balas

Thnksss Km jg cemungut yakk

06 Feb

Feelnya dapet Caesa >~< Aku aja sampai deg-degan bacanya, bahkan sedih banget :( Bagus! Semangat ya bikin cerita lagi

06 Feb
Balas

Oke, maksh kakak...

06 Feb

baguss bangett,,good!!bagus banget kak

06 Feb
Balas

Mkshh

06 Feb

taerharuuuu

08 Feb
Balas

Bgus bgtt Caesaa, feelny dpet. Sukses trus ya!, aku yg ngebaca smpe ikutan sedihh :(

08 Feb
Balas

Makasih kakakk

08 Feb



search

New Post