Membaca. Hampir semua orang pasti pernah membaca. Entah itu di koran, majalah, bahkan di spanduk, banner, atau baliho yang ada di sepanjang jalan. Sejak kecil, kita sudah diajari membaca. Satu persatu huruf kita pelajari. Rangkaian huruf-huruf itu akan menjadi kata yang indah.

Sebenarnya, aku bukan orang yang suka membaca. Menurutku, membaca sedikit membosankan. Mewarnai lebih menyenangkan untukku saat itu. Hingga suatu ketika, aku mulai tertarik dengan buku-buku cerita dongeng. Aku meminta orang tuaku untuk membelikanku satu buku cerita. Namanya juga anak kecil, pasti mudah bosan dengan sesuatu. Akhirnya buku itu hilang entah ke mana.

Aku pernah terpaksa berkunjung ke perpustakaan sekolah setiap hari untuk membaca. Bukan tanpa alasan. Aku berkunjung setiap hari hanya untuk mendapatkan hadiah buku cerita. Anak ini memang aneh. Mood untuk membacanya sering berubah-ubah.

Seiring bertumbuhnya usia, aku mulai memperhatikan apa yang kakakku sering baca. Ternyata kakakku sedang membaca cerita komik di Webtoon. Awalnya tidak begitu tertarik. Namun lama-kelamaan aku mulai kepo dengan aplikasi itu. Akhirnya aku menginstal aplikasi itu di handphone-ku sendiri. Ternyata banyak cerita yang menyenangkan, apalagi dengan gambar yang menarik. Dengan itu, aku bisa membayangkan adegan yang sedang terjadi.

Lama-kelamaan aku mulai bosan lagi. Aku tidak memiliki minat membaca lagi. Bahkan aku merasa kesal ketika akan ada ujian di sekolah. Karena aku harus membaca buku. Membaca sudah seperti hal yang menjengkelkan untukku.

Lagi-lagi aku mulai tertarik membaca. Namun sekarang aku lebih tertarik dengan buku novel. Aku mulai tertarik dengan novel ketika kakakku baru saja membeli buku novel. Buku novel itu berjudul, “Azzamine”. Siapa yang tak kenal dengan novel itu? Cerita novel Azzamine sudah terkenal di kalangan remaja. Ceritanya membuat hati berdebar. Bahkan aku sampai salah tingkah ketika sedang membaca novel tersebut.

Aku mulai suka membaca sejak saat itu. Membaca mulai membuatku senang. Padahal dulu aku merasa bahwa membaca sangat menjengkelkan. Ternyata membaca sepenting itu untuk kehidupan. Bayangkan saja, kalau aku benar-benar tidak mau membaca dan belajar untuk ujian. Apakah mungkin aku akan mendapatkan nilai yang memuaskan? Tentu mustahil.

Aku agak sedih ketika melihat bahwa minat membaca di Indonesia hanya 0,001%. Artinya, dari 1000 orang, hanya 1 yang rajin membaca. Minat membaca di Indonesia sangat perlu untuk ditingkatkan. Hal ini berpengaruh terhadap kualitas Sumber Daya Manusia di Indonesia.

Kita bisa mulai membaca sedikit demi sedikit. Mulailah membaca dari apa saja yang kamu sukai. Bisa dari membaca cerita dongeng, novel, komik, dan masih banyak yang lainnya. Percayalah, dengan membaca masa depanmu akan cerah. Karena dari membaca itulah kita mendapatkan banyak sekali ilmu yang bisa kita manfaatkan di masa depan. Ingatlah kalimat bijak dari Owen Meredith, “Membacalah untuk hidup, bukan hidup untuk membaca.”

Owen mengingatkan kita agar membaca untuk kepentingan hidup kita sendiri. Kamu tidak perlu maniak membaca. Cukup dengan rajin membaca saja akan menyelamatkan hidupmu.

***

Jember, 20 April 2023

Biografi penulis:

Fitria Restunugraha, lahir di Kabupaten Jember, Provinsi Jawa Timur pada tanggal 20 September 2009. Sedang menempuh pendidikan di MTsN 2 Jember. Duduk di bangku kelas 7. Dapat dihubungi melalui e-mail, [email protected]