Fidiyah cahya kurniati

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Akulah Harapanmu, Ibu

Akulah Harapanmu, Ibu

Akulah Harapanmu, Ibu

Fidiyah Cahya Kurniati

Usiaku baru menginjak 15 tahun, rasanya masih jauh untuk bisa mewujudkan harapan orang tua. Kakakku yang tahun ini baru lulus SMK saja masih belum tahu bagaimana masa depannya. Aku masih duduk di bangku kelas 9, tepatnya di SMP Negeri 2 Bejen. Aku termasuk anak yang ceria, hidup sederhana, ayah yang hanya tukang kayu dan ibu seorang petani.

Kami tinggal di desa yang letaknya terpelosok, cukup jauh dari kota. Aku tinggal di Desa Krajan, Kecamatan Bejen, Kabupaten Temanggung. Orang tuaku bekerja untuk membiayai sekolah dan kakak yang masih berada di kelas 12 SMK. Aku adalah anak dari 8 bersaudara, paling bontot. Kakakku adalah orang yang sangat baik dan bijaksana. Mereka adalah orang yang paling aku sayang. Ibuku setiap pagi bangun untuk mempersiapkan kebutuhan kami ke sekolah, seperti merebus air, mencuci piring, menimba air, memasak dan siangnya pergi ke sawah atau ladang. Beliau tidak pernah mengeluh tentang apa yang dikerjakannya. Sedangkan ayah setiap pagi bekerja sebagai tukang kayu, biasanya bekerja seharian sampai petang dan beliau juga sering ke ladang. Aku merasa anak yang paling beruntung karena memiliki keluarga yang utuh.

Tetapi aku juga sering merasa sedih karena belum bisa mewujudkan keinginan orangtua. Aku hanya anak biasa yang bercita-cita menjadi seorang dokter. Aku tidak tahu cita cita ku bisa terwujud ataupun tidak tetapi hasil tidak pernah mengkhianati usaha. Aku berusaha terus belajar agar dapat mencapai cita-cita suatu saat nanti. Aku yakin keinginanku untuk menjadi dokter pasti akan tercapai karena untaian doa yang sudah terlantun di hati untuk mewujudkan keinginan orang tua agar mereka bangga dan suatu saat nanti akan bicara bahwa dokter hebat itu adalah anaknya.

Untuk menjadi seorang dokter perlu beberapa proses dan banyak biaya salah satunya adalah masa kuliah.Untuk itu aku telah merencanakannya sejak di SMA dengan memilih jurusan IPA. Biasanya gaji rata-rata untuk dokter umum sekitar 6 juta per bulannya loh di Indonesia. Disitu untuk menjadi dokter kita harus melakukan program profesi jurusan kedokteran juga, untuk mendapatkan gelar kedokteran yang dilaksanakan di rumah sakit dalam kurun waktu yang cukup lama sekitar 1,5 tahun hingga 2 tahun. Hingga dilakukannya sumpah dokter dan masa proses belajar yang dilakukan secara langsung. Juga dilakukan nya Program Pendidikan Dokter Spesialis.

Usaha untuk menjadi dokter memang membutuhkan semangat dan usaha yang keras. Orang tua ku menentang cita–cita. Aku meyakinkan mereka agar percaya bahwa aku bisa menjadi dokter meskipun orang bilang cita-citaku bagai pungguk merindukan bulan. Aku tak peduli walaupun mengharapkan yang tak mungkin. Semangatku keras bagaikan baja. Dan untuk itu rasa optimisme dan percaya bahwa cita-cita itu pasti akan terwujud jika berusaha semaksimal mungkin.

Setiap pagi aku berangkat sekolah untuk mencari ilmu. Sebelum itu, aku mempersiapkan perlengkapan sekolah seperti buku, pensil, tas, seragam, dan sepatu. Sebelum berangkat sekolah, aku berjabat tangan kepada kedua orangtuaku untuk meminta doa dan dukungan agar menjadi anak yang pintar. Di sekolah banyak guru yang baik, mereka mengajari dengan tulus dan ikhlas. Disana juga ada teman-teman yang membuatku selalu semangat bersekolah. Mereka baik, dan membuatku senang memiliki teman seperti mereka. Kami sering mengerjakan kerja kelompok dan main bersama.

Bersama mereka, beberapa minggu yang lalu aku mengikuti Lomba Cerdas Cermat (LCC) Profil Pelajar Pancasila yang diadakan di Kabupaten Temanggung. Aku dan dua temanku sangat bersemangat untuk menjalani lomba itu. Di sana ada banyak sekali peserta, mereka siswa dari 53 sekolah di Kabupaten Temanggung dan setiap sekolah mempersiapkan 3 siswa, Sesampainya di sana, kami segera mengikuti rangkaian kegiatan lombanya.

Alhamdulillah, kami dapat melewati soal-soal babak pertama atau babak penyisihan dengan baik. Dan yang sangat mengejutkan, ternyata skor kami dapatkan tertinggi, sehingga berhak mengikuti babak penentuan. tetapi sayang, saat babak penentuan, kami merasa gugup dan ragu karena rasa takut dan malu yang begitu besar. akhirnya kami mendapatkan juara ke-3. Meskipun juara ke-3 tetapi kami sangat senang. Karena pulang membawa piala dan nama harum sekolah di tingkat kabupaten.

Usai kegiatan itu, di sekolah aku juga diajak guru untuk mengikuti ekstrakurikuler dan diajak untuk belajar menulis cerpen. Sedikit demi sedikit aku mulai belajar menulis sebuah cerita. Jika ada yang salah, baik dalam menulis kata maupun yang lainnya, aku diberitahu bagaimana cara yang benar dan juga saran agar kalimatnya menjadi lebih baik. Aku senang karena guru memberi motivasi agar bisa menjadi anak yang lebih baik dan juga berkarya dengan baik.

Setelah sekolah, biasanya aku membantu ibu di dapur. Mungkin dengan begitu bisa meringankan pekerjaan beliau. Beliau juga sering mengeluh karena beberapa bagian tubuhnya merasakan sakit dan nyeri. Kadang aku memijat nya agar rasa nyerinya menghilang. Walaupun sering merasa sakit tetapi beliau tidak pernah mengeluh sedikitpun tentang pekerjaannya menjadi seorang ibu rumah tangga. Aku ingin meringankan pekerjaan beliau dengan mengerjakan beberapa pekerjaan yang sering dikerjakannya. Setiap malam kami sekeluarga berkumpul di ruang tamu. Dari 8 orang bersaudara, saat ini di rumah hanya ada kedua orangtua dan dua kakak perempuanku. Empat kakak laki–laki sudah menikah dan tinggal bersama keluarganya sendiri. Yang satunya lagi bekerja di jogja. Setiap berkumpul dan mengobrol selalu diselingi dengan canda dan tawa sambil menonton televisi bersama. Aku senang walaupun tidak semua berkumpul, tetapi orangtuaku selalu bisa meluangkan waktunya untuk kami sekeluarga.

Aku sangat menyayangi keluargaku. Setiap hari orang tuaku selalu mengingatkan untuk shalat dan meminta ampunan kepada Allah SWT, karena telah memberikan karunia-Nya dan kebahagiaan dalam keluargaku. Hanya satu keinginanku semoga bisa mewujudkan semua keinginan orangtua. Aku pernah mendengar saat mereka sedang berbincang ingin sekali bisa umroh pergi ke tanah suci seperti orang lain. Aku ingin menaikkan haji kedua orang tuaku agar mereka diberi ampunan dari segala kesalahannya oleh Allah SWT.

Aku ingin keluargaku menjadi keluarga yang utuh selamanya dan terus menetapkan tekad untuk menjadi dokter sampai bisa mewujudkan semua keinginan kedua orangtuaku.

Biodata Penulis

Fidiyah Cahya Kurniati, lahir di Temanggung pada Tanggal 15 12 2007, saat ini masih duduk di kelas IX SMPN 2 Bejen, yang beralamat di Dusun Krajan, Desa Ngaliyan, Kecamatan Bejen, kabupaten Temanggung.

Penulis masih tinggal bersama orang tua di desa yang sama dengan tempat bersekolah, hanya beda dusun. Alamat penulis di dusun Krajan RT 01 RW 02 Ds. Ngaliyan, kec. Bejen, Temanggung. Nomor HP yang bisa dihubungi 081218612363 dan email yang penulis gunakan adalah [email protected]

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post