Fatimah Rasyida

Arsip. Kolaborasi antara pikiran, perasaan, dan jari jemari Fatimah Rasyida, sesuai dengan nama akun ini. ps. arsip di-upload sesuai dengan keinginan...

Selengkapnya
Navigasi Web

Being A Human (8)

Chapter 8

Tengah malam, keluarga Hayakawa kembali pulang ke rumah. Sudah kuajak untuk menginap, tapi mereka enggan, dan ingin pulang saja. Aku menghargai jawaban mereka. Taiyo-san berkata kalau rumah mereka tidak terlalu jauh dari apartement Hayakawa. Hanya satu jam perjalanan dan sedikit kearah bukit camp ground yang biasa para mahasiswa mengadakan pesta barbeque. Aku pernah sekali kesana.

Aku lebih sering menatap Hayakawa dengan wajah antusias. Dan sepertinya ia mengerti apa yang kumaksud dan enggan untuk membalasnya. Hayakawa menghela nafas.

“Baiklah. Hanya tiga pertanyaan. Aku kesal melihat tampang wajahmu yang memelas itu. Menjijikan.” Katanya sembari mengambil cashew milk di kulkas, lalu meminumnya.

“Ahaha! Kelihatan sekali mood mu sedang baik sehabis di jenguk keluarga. Enaknya~”

“Yasudah tidak jadi..”

Etto- apartement ini sebenarnya keluargamu?”

“Punya keluarga ibuku. Ichiro yang nanti akan meneruskan, jadi dia sibuk terus. Makanya namanya sekarang Ichiro Watanabe, bukan Ichiro Hayakawa.” Sesaat tatapannya terlihat murung dan sedih. Berbeda dengan biasanya. Kemudian kembali lagi seperti biasanya.

“Apakah Ayahmu yakuza?” tanyaku. Hayakawa hampir saja memuntahkan minumannya yang ada di mulutnya saat mendengar pertanyaanku.

“Anggap saja yakuza kw, dia tidak bisa menjadi yakuza, lihat darah dan di suntik saja sudah takut. Orang itu hunter yang sesekali mengembangbiakkan rusa di rumah, lalu di lepas. Yang sesekali mengikuti turnamen catur sepertiku.”

“Ah ya, aku mendengar dari salah satu dosen kita yang pernah melawanmu di kejuaraan shogi. Kau beralih dari catur ke shogi, iya?” tanyaku. Hayakawa mengangguk kecil.

“Tapi sebenanya tidak masalah berlatih dengan papan catur atau papan shogi, aku kan hanya menghabiskan waktu luangku untuk bermain, aku tidak tahu lagi harus ngapain.”

“Kau tidak ngerjain tugas? Jujur saja, aku kesal melihatmu yang terlalu santai dan tidak peduli dengan kehidupan yang sedang kau jalani itu. Aku tidak percaya kau yang mendapat nomor satu di ujian kali ini. Kau doping ya?”

“Aku berbeda denganmu. Dari cara pandang, berfikir, dan belajar. Aku berbeda darimu yang belajar hanya untuk orang lain bisa melirikmu dan berteman denganmu. Aku lebih kasihan denganmu yang harus setiap hari fake smile demi untuk mendapatkan teman. Mereka kelewat bodoh sekali, mau ditipu dengan penampilan luar.” Aku menarik kerah baju Hayakawa saat ia selesai berbicara.

Matanya. Mata kami terlihat berbeda. Perasaan kami saat itu juga berbeda. Tatapannya kosong meskipun sedang menatapku dari dekat. Hayakawa seperti tidak sedang berbicara tentangku. Tapi semua perkataanya membuatku kesal. Rahasiaku terbongkar diketahui oleh si mata kosong sialan itu.

Dia menyinggungkan senyum, “Marah? Semua perkataanku itu ternyata benar? Masuk ke dalam kekosongan hatimu itu?”

Saat itu. Aku benar-benar memukul wajahnya dengan keras.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post