Faradilla Rahmatul Laily

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
PART 4

PART 4

Cowok di supermarket

Sore ini,Tante Cika menyuruhku untuk membantu mempersiapkan bahan bahan yang akan di pakai untuk membuat es buah.Tante Cika adalah adik sepupu ibu yang bekerja diluar kota.Kemarin,tante pulang karena mengambil cuti untuk tiga hari.Tante Cika adalah sosok penuh perhatian.Orangnya baik,cerdas dan jujur.Oleh karena itu,tante bisa dengan mudah mendapat pekerjaan yang dia mau.Tentunya,aku juga ingin menjadi seperti Tante Cika.Kembali pada aku yang di suruh Tante Cika untuk membeli keperluan es buah.Tante tidak memberiku daftar bahan bahan yang harus di beli.Mungkin,tante mengira kalau aku sudah terbiasa membuat es buah sehingga aku sudah tahu bahan bahannya.Padahal,aku baru satu kali belajar membuat es buah dan itu sekitar dua tahun yang lalu.Tentu saja aku sudah lupa pada semua bahan bahannya.Bingung,itulah yang menggambarkan keadaanku saat ini.

Entah sudah berapa lama aku berada di lorong buah dan sayur yang berada di salah satu supermarket terbesar di kotaku.Aku benar benar lupa buah apa saja yang biasa di pakai untuk membuat es buah.Seingatku,hanya ada melon dan semangka dalam semangkuk es buah.Tapi aku juga tidak terlalu yakin jika ada buah selain dua buah yang kusebutkan barusan dalam semangkuk es buah.

“Kamu cari apa sih?dari tadi kok Cuma diam aja.”celetuk seorang laki laki yang keperkirakan usianya tidak terlalu tua dariku.”Eh itu,aku mau beli buah buahan buat bikin es buah.”entah kenapa aku menjadi sedikit gelagapan.Cowok bermasker itu berjalan mendahuluiku,”kamu gimana sih,mau bikin es buah tapi gak tau buah apa yang harus di beli.”ucap cowok itu sembari melihat beberapa buah potong segar yang ada di dalam kulkas pendingin khusus buah buahan.”Kok kamu bisa tau kalau aku lagi bingung?”tanyaku membalas perkataannya barusan.”Your eyes describe everything.”jawabnya secara mantap.Memangnya,apa yang tergambar di mataku.Tiba tiba dia memasukkan sekotak apel,melon,semangka,nanas dan anggur kedalam boks belanjaku.”Kamu serius ini adalah buah buahan yang biasa di pakai untuk bikin es buah?”tanyaku sambil menunjuk buah buahan yang dia masukkan ke dalam boks barusan.”Ya seriuslah,ayo ikut aku sekarang!”entahlah,dia akan membawa aku menuju rak tempat apalagi yang jelas aku masih bingung dengan apa yang harus aku beli selanjutnya.”Nih,kamu suka gak kalau es buahnya pakai ini?”ucapnya sambil menujukkan sebungkus biji selasih kepadaku.”Boleh tuh,seingatku es buah akan jadi tambah segar kalau ada selasihnya.”aku membolehkan dia untuk mengambil sebungkus biji selasih.”Nah,sekarang tinggal beli nutrijelnya kan?”tanyaku kepadanya karena yang ada di pikiranku sedari tadi hanyalah sekotak bubuk nutrijel.”Bagus ya yang di ingat cuma nutrijelnya.”ucapnya seolah meledekku.Tak kuhiraukan ledekan itu dan segera berlalu menuju rak tempat nutrijel yang kuinginkan.Aku ambil satu kotak nutrijel rasa coklat dan satu bungkus nutrijel rasa cincau yang sudah matang.Aku baru sadar jika cowok yang tak aku ketahui namanya masih mengikutiku.Aku berjalan menuju arah kasir.Belum terlalu dekat dengan tempat kasir,tiba tiba cowok itu bertanya kepadaku.”Kamu udah ada susu buat bikin es buahnya?”pertanyaan itu membuatku teringat akan komponen penting dalam es buah.Bisa kacau rasanya es buah tanpa susu.Aku belum menjawab pertanyaan cowok itu,tapi dia sudah pergi meninggalkanku bersama sebuah troly belanjanya.Aku tunggu dia kembali karena aku merasa bertanggung jawab menjaga belanjaannya saat ini.Tak lama kemudian,dia muncul dengan sekaleng susu dan sebotol sirup.Ya,ternyata aku juga melupakan sirup yang juga sangat penting.”Nih,gimana sih kamu?mau bikin es buah kok gak pakai sirup sama susu.”kali ini dia meledekku lagi dan otomatis membuat bibirku mengerucut dengan sendirinya.”Kok malah jadi gemes ya aku.”ledeknya lagi.”Tau ah,males ngomong sama kamu.”aku meninggalkan cowok itu sendirian dan melangkah ke tempat kasir.Namun ternyata dia juga mengejarku,”kok gak bilang terima kasih,kan udah aku bantuin barusan.”argh,sangat kesal rasanya ketika tiba tiba dia mendahuluiku.”Ya udah deh,thank you very much.”ucapku berusaha sesingkat mungkin.”Jangan jutek,nanti cantiknya hilang.”lagi lagi dia meledekku.Namun,kali ini ledekannya membuatku menjadi semakin kesal dan membuat pipiku semerah kepiting rebus.Aku tak banyak bicara lagi dan langsung meninggalkannya untuk bergabug bersama sekumpulan orang yang sudah mengantri untuk melakukan pembyaran di kasir.Setelah membayar semuanya,aku pergi meninggalkan supermarket yang lumayan besar itu.Aku akan mencari angkutan umum untuk pulang ke rumah saat ini,tak lama kemudian angkot yang kutunggu sudah muncul.Aku segera naik dan bergabung diantara penumpang lainnya.

Angkot berhenti tepat di tempat yang kusebutkan kepada pak supir.Aku langsung turun dan tak lupa memberi uang sebagai ongkosnya.Saat ini,aku tinggal berjalan beberapa meter untuk sampai ke rumah Tante Cika.Aku memperkirakan sudah ada ibu disana karena menurutku,aku sudah terlalu lama saat berada di supermarket tadi.Benar dugaanku,aku melihat ada ibu dan tante yang sudah menunggu kedatanganku.”Ini dia yang ditunggu,masih main kemana aja sayang.”ucapku Tante Cika sambil menjewer telingaku.”Emm,tante sih gak bilang harus beli apa.Rara jadi lama kan,soalnya Rara bingung mau beli apa.”aku kesal karena tante malah menyalahkan aku karena kelamaan di supermarket.”Kalau Rara bingung,kenapa belanjaannya bisa bener semua ini?”tanya ibu yang sudah mulai curiga jika aku masih mampir ke suatu tempat untuk main main.”Itu bukan Rara yang belanja bu,tapi ada seorang cowok yang gak Rara ketahui namanya.”aku menjawab jujur kepada ibu.”Loh,Rara udah ada cowok nih?”ucap Tante Icha yang membuat aku menjadi semakin kesal.”Enggak tanteku sayang,barusan kan Rara udah bilang kalau Rara gak tau itu cowok siapa.”ucapku berusaha sabar.Tante dan ibu tertawa ketika aku terlihat sensitif jika di singgung masalah cowok karena bagiku,ayah adalah laki laki pertama yang kurasa pantas mengisi hatiku untuk saat ini.

Setelah perdebatan antara aku dan tante tadi,ibu dan tante langsung membuat es buahnya.Sehingga saat ini,sudah bisa di nikmati.Aku kagum pada cowok yang membantuku di minimarket tadi karena bahan bahan yang di pilihnya sangat tepat.”Pinter juga ya tuh cowok.Sirupnya cocok kalau di jadikan kuah es buah,terus buahnya juga seger seger.”gumamku dalam hati.

Aku penasaran,siapa cowok yang sudah membantuku tadi.Bukan hanya membantuku,tapi dia sudah bikin pipiku semerah kepiting rebus gara gara ucapannya tadi.Entahlah,buat apa juga terlalu lama memikirkan cowok itu.Aku rasa tidak akan pernah bertemu lagi dengannya.Meskipun bertemu lagi,aku harus tanyakan siapa namanya supaya aku tidak memanggilnya cowok aneh lagi.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post