Hal yang paling kurindukan dari masa-masa belajar tatap muka itu adalah acara field trip, acara dimana kami satu kelas akan pergi jalan-jalan ke uatu tempat sambal belajar, bias di pabrik, ataupun di tempat persawahan.

Bahkan sekarang pun, sambal menatapi sekolahd ari jendela mobilku, aku masih mengingat kenangan school field trip yang sebelumnya.

Saat itu sedang musim hujan, jadi kami berangkat dari sekolah dengan menggunakan sepatu yang basah kuyup, tapi karena mobil bus kami itu menggunakan AC, kami tidak terlalu memikirkannya.

Kami satu kelas pergi ke tempat kebun binatang yang letaknya 1-2 jaman dari sekolah kami, ketika kami semua sudah sampai di kebun binatang itu, semua murid yang berada di dalam mobil bus yang kutumpangi itu langsung menjerit histeris, aku yang sedang setengah tidur langsung terbangun dengan teriak.

Setelah kami turun ke tempat antrian, kami semua ngobrol-ngobrol sambal menunggu mobil bus yang lain, setelah membeli tiket karcis, kami langsung masuk.

Hewan yang pertama kali kelas kami kunjungi adalah monyet, soalnya banyak dikelas kami yang sangat menyukai monyet, tapi setelah sampai di kandang monyet, banyak dari kami merasa sedih karena monyetnya sedang tidur di dalam kandangnya.

Hal itu membuat kami sedih, tapi kami hanya mengabaikan itu dan melanjutkan perjalanan kami, setelah beberapa jam berputar-putar melihati berbagai macam binatang di kebun itu, hujan tiba-tiba jadi sangat mereda, membuat sebagian dari kami menjadi basah kuyup.

Kami semua berteduh di tempat makan dekat kami berada, dengan pikiran bahwa hujannya akan menejadi tenang kembali dalam beberapa puluh menit menunggu.

Setelah lebih dari 1 jam menunggu di tempat makan itu, kami tau kalau hujannya tidak akan meredah, bahkan malah menjadi makin deras, aku yang sudah memakai 3 lapis bajupun mulai merasa kedinginan, jadi kami 1 kelas berencana untuk makan duluan untuk menghangatkan tubuh.

Setelah makan, aku dan temanku pergi jalan-jalan beruda dengan menggunakan paying, sambal memoto-moto tempat sekeliling, tanpa sadar aku dan temanku sudah tersesat.

Ketika kami sedang berputar-putar mengelilingi kebun binatang itu dengan perasaan khawatir, kami tiba di suatu gubuk tua yang terletak di dekat kandang singa yang kosong, gubuk itu terbuat dari kayu dan walaupun sudah terluhat umurnya yang sudah lanjut, masih terlihat rapi.

Karena hujan makin keras, dan juga kami lupa membawa paying, aku dan temanu langsung berteduh di gubuk tua itu, karena tempat itu sepi dan agak seram, kami berusaha untuk memberanikan diri dengan mengobrol.

kami duduk di dalam situ sambal berbincang-bincang perihal hal-hal lucu yang terjadi di kelas kami. Tiba-tiba, bulu kuduk kami berdiri, awalnya aku pikir itu karena angin hujan, karena sekarang memang sedang keras banget anginnya, sampai-sampai kursi plastic terdorong-dorong jatuh, jadi aku dan temanku tidak menghiraukannya.

Tapi ketika aku melihat sebuah kain putih yang berikbas-kibas di ujung mataku, aku dan temanku langsung lari kocar-kacir keluar dari gubuk, kami sama sekali tidak memedulikan hujan lebat yang membuat kami basah kuyup.

Mengingat saat-saat menakjubkan itu, aku tanpa sengaja mengeluarkan tawa, rasa rinduku dengan sekolah dan guru-guru ku menjad memuncak, dengan perasaaan bosan, aku mulai mengigau, mekmikirkan kapan berakhrinya pandemic corona ini.

BIODATA PENULIS

Nama Lengkap : Muhammad Fakhri Lukman

Nama Paggilan : Fakhri

Tempat Tanggal Lahir : Jakarta, 27 Juni 2003

Nama Sekolah : SMAN 15 Pekanbaru

Alamat e-mail : [email protected]

Nomor WA : 082268849045